Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) merupakan tanaman hiperakumulator logam timbal (Pb), padahal kangkung darat banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ...pertumbuhan dan kandungan timbal (Pb) kangkung darat pada berbagai dosis pupuk organik; serta untuk mengetahui dosis pupuk organik yang paling efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan menurunkan kandungan timbal (Pb) dalam kangkung darat. Penelitian dilakukan secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberianpupuk organik dengan dosis 0 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram, 200 gram, dan 250 gram dalam 2 kg tanah dari TPA Piyungan, Bantul. Setiap perlakuan diulang 4 kali dan dilakukan selama 4 minggu. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, panjang akar, dan berat basah tanaman. Pada minggu ke-4, dilakukan pengukuran kadar timbal (Pb) dalam daun. Dilakukan uji ANOVA dan BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung darat. Dosis yang paling efektif untuk pertumbuhan tanaman kangkung darat adalah 200 gram dalam 2 kg tanah. Pemberian pupuk organik tidak dapat menurunkan kandungan Pb dalam tanaman kangkung darat.
The investigation of the trophic status based on the nitrate-phosphate correlation and chlorophyll-a abundance in Deudap beach and Lhok Reudup beach, Pulau Nasi, Aceh were carried out in November ...2018. Determination of sampling location based on purposive sampling method. The total nitrate, total phosphate concentration, and chlorophyll-a abundance determined by Ultra Violet-Visible (UV-Vis) spectrophotometre which was confirmed from the real-time NOAA database. The results of the chlorophyll-a abundance analysis showed that the abundance of chlorophyll-a in the surface layer ranges 0.7 - 0.11 μg / L. Total nitrate and total phosphate concentrations at deudap beach and lhok reudup in the surface layer ranges 260 - 183 μg / L and 9.4 - 6.8 μg / L. Furthermore, the results indicate that the phenomenon of the chlorophyll-a abundance is closely related to the availability of the macronutrient of nitrate and phosphate. Based on the correlation between total nitrate-phosphate and chlorophyll-a abundance in deudap beach and lhok reudup, Nasi Island are included in the category of oligotrophic waters.
Hasil riset yang dilakukan National Institute of Occupational Health (NIOSH) menunjukkan hampir 88% dari seluruh pengguna komputer mengalami Computer Vision Syndrome (CVS). Hampir 45 juta pekerja ...menggunakan komputer dengan menatap layar secara terus menerus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan Computer Vision Syndrome (CVS) pada karyawan pengguna komputer di PT. Waskita Karya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 34 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Data di analisis dengan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai α = 0,05. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa variabel yang berhubungan secara signifikan dengan gejala Computer Vision Syndrome (CVS) adalah jarak pandang (p-value = 0,002) sedangkan yang tidak berhubungan yaitu durasi kontak (p-value= 1,000). Diharapkan kepada karyawan yang mengalami Computer Vision Syndrome (CVS) agar memperbanyak istirahat, memaksimalkan kedipan dan sesekali pindahkan arah pandangan dari layar monitor komputer.
Terpentin mengandung α-pinene yang merupakan komponen utamanya yaitu sekitar 75-85% dan sisanya terdiri dari β-pinene (2-3%), champhene (4-15%), limonene (5-15%). Alpha-Pinene sebagai komponen ...terbesar dalam minyak terpentin dapat ditingkatkan nilai jualnya dengan reaksi hidrasi untuk menghasilkan α-terpineol. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu reaksi terhadap konversi α-pinene dan selektifitas α-terpineol pada sintesis α-terpineol dari terpentin dengan menggunakan katalis asam trikhloroasetat. Variabel yang diteliti adalah pada suhu 55oC; 65oC; 75oC dan waktu reaksi 30 menit; 60 menit; 120 menit dan 240 menit. Reaksi dilakukan dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan pemanas, termometer, dan magnetic stirrer. Sintesis α-terpineol dilakukan dengan mereaksikan 0,055 mol minyak terpentin, 0,55 mol akuades, dan 0,32 mol katalis asam trikhloroasetat dengan kecepatan pengadukan sekitar 385 rpm. Analisis hasil sintesis menggunakan Gas Chromatography (GC) untuk mengetahui konsentrasi α-pinene dan α-terpineol yang diperoleh, dan Gas Chromatography-Mass Spectroscophy (GC-MS) untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam sampel. Kondisi optimum diperoleh pada suhu reaksi 65oC dan waktu reaksi 60 menit dengan konversi α-pinene yang diperoleh sebesar 96,293% dan selektifitas α-terpineol 34,429%.
Objective: Disclosing Agents derived from natural materials are still very minimal. The use of natural materials will increase economic value and have a high level of security. Disclosing solution is ...the material used to see the presence of plaque. The purpose of the study was to determine the stability of secang wood extract gel preparations based on the biological parameters of Escherichia coli and Salmonella typhi bacteria. Theoretical framework: Research on secang wood has been widely carried out in research on food and beverage ingredients, fabric coloring and fish tanning, beauty. This research was carried out to obtain natural coloring materials and made them in the form of a disclosing agent (disclosing solution), which is useful for checking the cleanliness of a person's teeth. Disclosing agent (disclosing solution) is a plaque coloring agent used in dentistry with the aim of being able to see the effectiveness of oral hygiene measures or to see the presence of a thin layer on the surface of the teeth (biofilm) known as dental plaque (Dyvta et.al., 2009). Method: The research is experimental, adult secang wood is taken and washed using sterile aqua pro injection which is flowed clean, drain, dry and make powder. The powder halved is extracted using different solvents namely ethanol and aquades. Continued making gel with an extract concentration of 10% (w/w). HPMC is dissolved into 50 mL of aquadest on a beaker with a temperature of 80-90 oC, stirred slowly to form a gel mass. Results and conclusion: The results showed that the gel base of the second and third months had contamination, while in the negative control there was contamination from the first to the third month. Statistical tests showed significant differences between the secang wood extract gel group and the positive control and gel bases. Of microbial contamination test results do not contain Escherichia coli contamination and Salmonella typhi bacteria in wood extract gel preparations for the zero month, first month, second month, and third month of storage, this shows that the gel preparation of secang wood extract is stable based on biological parameters. Implications of the research: The implication of this research is to produce a natural dye that can be used to detect plaque on the surface of teeth.