Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi maltodekstrin terhadap kadar protein, total mikroba, total asam dan kadar air pada yogurt bubuk dari biji nangka. Metode yang digunakan ...adalah Rancangan Acak Lengkap non-faktorial dengan konsentrasi maltodekstrin (M) terdiri dari 4 taraf (M1= 10%, M2= 15% M3= 20%, M4= 25%) dan 3 ulangan. Penelitian ini menggunakan analisis secara kuantitatif yaitu kadar protein, total mikroba, total asam dan kadar air. Parameter penelitian ini diolah secara ANOVA dan dilanjutkan uji DMRT 5% menggunakan software IBM SPSS Statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan konsentrasi maltodekstrin dari 10-25% menunjukkan peningkatan kadar protein, total mikroba, dan kadar air, namun menurunkan total asam pada yoghurt bubuk biji nangka dengan konsentrasi terbaik terdapat pada 25%.
Maltodekstrin adalah produk hidrolisis pati yang mengandung unit α-D-glukosa yang sebagian besar dihubungkan oleh ikatan 1,4-glikosidik, dengan DE di bawah 20. Pembuatan maltodekstrin pada ...penelitian ini dengan menggunakan pati sagu dimana pati sagu banyak mengandung karbohidrat yang cocok untuk dijadikan bahan baku pembuatan maltodekstrin. Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan produktivitas tepung sagu menjadi maltodekstrin dan menganalisa kualitas maltodekstrin dari bahan baku tepung sagu yang sesuai SNI. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah katalis yang digunakan berupa asam nitrat , variasi suhu hidrolisis yaitu 80oC 90oC dan 100 oC serta variasi waktu hidrolisis yaitu 90, 120 dan 150 menit. Pembuatan maltodekstrin dilakukan dengan proses hidrolisis yaitu pertama mensuspensi tepung sagu yang dilarutkan kedalam aquadest lalu ditambahkan CaCl2 100 ppm dan ditambahkan HNO3 , Selanjutnya dipanaskan diatas hot plate dengan variasi suhu dan waktu hidrolisis, maka didapat hasil penelitian dengan kondisi yang terbaik pada suhu hidrolisis 100oC dan waktu hidrolisis 150 menit yaitu rendemen 69,41%, kadar air 1,41%, dan nilai DE 20%. Serta Gugus fungsi maltodekstrin pada waktu hidrolisis 150 menit dengan suhu 100oC dan terlihat gugus OH pada area bilangan 3371,57 cm-1 dan gugus aldehid (C=O) pada area bilangan gelombang 1736,11 cm-1 telah terbentuk maltodekstrin secara sempurna.
Buah buni (Antidesma bunius L.) adalah salah satu tanaman yang mengandung zat warna antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengkarakterisasi mikrokapsul ekstrak buah buni yang ...mengandung antosianin dengan menggunakan metode spray drying. Bahan penyalut yang digunakan adalah maltodekstrin konsentrasi 5%, 7,5%, 10%. Ekstrak buah buni ditentukan kandungan total antosianin, dan mikrokapsul yang diperoleh dikarakterisasi secara organoleptik, mikroenkapsulasi efisiensi (MEE), morfologi partikel, dan distribusi ukuran partikel. Kandungan total antosianin dari ekstrak buah buni adalah 18,14 mg/100g. Mikrokapsul yang diperoleh dengan variasi konsentrasi maltodekstrin berwarna merah muda khas buah buni dengan berat 2,7 g, 3,3 g, 2,3 g, diperoleh nilai MEE (%) 50, 55, dan 59 berturut-turut, pada penampakan SEM bentuk spheries dan pada penggukuran PSA distribusi ukuran partikel 2,5µm, 2,1µm, 2,6µm.
Buah buni (Antidesma bunius L.) adalah salah satu tanaman yang mengandung zat warna antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengkarakterisasi mikrokapsul ekstrak buah buni yang ...mengandung antosianin dengan menggunakan metode spray drying. Bahan penyalut yang digunakan adalah maltodekstrin konsentrasi 5%, 7,5%, 10%. Ekstrak buah buni ditentukan kandungan total antosianin, dan mikrokapsul yang diperoleh dikarakterisasi secara organoleptik, mikroenkapsulasi efisiensi (MEE), morfologi partikel, dan distribusi ukuran partikel. Kandungan total antosianin dari ekstrak buah buni adalah 18,14 mg/100g. Mikrokapsul yang diperoleh dengan variasi konsentrasi maltodekstrin berwarna merah muda khas buah buni dengan berat 2,7 g, 3,3 g, 2,3 g, diperoleh nilai MEE (%) 50, 55, dan 59 berturut-turut, pada penampakan SEM bentuk spheries dan pada penggukuran PSA distribusi ukuran partikel 2,5µm, 2,1µm, 2,6µm.
Pepton bersifat higroskopis sehingga perlu dilindungi dengan teknik mikroenkapsulasi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh perbedaan kecepatan homogenisasi terhadap mikroenkapsulasi ...pepton ikan menggunakan tingkatan kecepatan 16.000 rpm, 22.000 rpm, dan 28.000 rpm serta aplikasinya sebagai media bakteri. Stabilitas ukuran globula terbaik diperoleh menggunakan kecepatan homogenisasi 22.000 rpm. Nilai rendemen sebesar 41,76%. Mikroenkapsulat pepton memiliki kadar air sebesar 8,21%, kadar abu 1,69%, kadar lemak 0,64%, dan kadar protein 15,5%. Nilai hasil uji kelarutan sebesar 75,5%, total nitrogen 1,656%, kadar garam 1,53%, gula pereduksi 23,78%, dan pH sebesar 6,013. Nilai derajat putih sebesar 95,91%. Asam amino mikroenkapsulat pepton ikan mengandung 15 jenis asam amino. Asam amino terbaik pada mikroenkapsulat pepton ikan yaitu alanina dan asam glutamat.
Pangan fungsional mengandung bahan yang dapat meningkatkan status Kesehatan. Minuman fungsional dapat berupa minuman berbentuk serbuk, mudah larut dalam air, dan praktis. Pemanfaatan buah mengkudu ...karena kandungan senyawa fitokimia seperti terpen, zat-zat antrakuinon, asam askorbat, asam kaprilat, zat-zat scopoletin, dan alkaloid. Penggunaan teknik enkapsulasi digunakan untuk mengamankan koponen bioaktif tersebut dengan menggunakan kombinasi maltodekstrin umbi kimpul dan rumput laut E.cottonii. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak mengkudu dan penambahan maltodekstrin kimpul dan rumput laut terhadap aktivitas antioksidan dan kualitas minuman serbuk mengkudu yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola factorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah komposisi ekstrak buah mengkudu dan air (1:1, 1:2 dan 1:3). Faktor kedua adalah komposisi bahan pengisi maltodekstrin kimpul dan rumput laut E.cottonii (1:1, 2:0 dan 2:1). Data dianalisis menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% dan uji Duncan (DMRT) 5%. Hasil penelitian didapatkan pada perlakuan komposisi ekstrak mengkudu dan air (1:1) dengan penambahan maltodekstrin umbi kimpul dan rumput laut E.cottonii (1:1) mempunyai hasil yang optimal pada aktivitas antioksidan 84.06 %, vitamin C 73.92 mg/100 gr, total fenol 11.89 mgTAE/gr, kadar abu 3.36%, kadar air 4.59%, Nilai L* 72.70, a* 12.10, b* 16.33, dengan derajat kecerahan 65.96%, kelarutan 90,57% dan uji organoleptik meliputi rasa 2.60 (netral), aroma 2.57 (netral) dan kekentalan 3.60 (suka). DOI : https://doi.org/10.33005/jtp.v14i2.2459
Buah tomat adalah buah yang rentan mengalami kerusakan. Untuk mengatasi kerugian akibat kerusakan, maka buah tomat dapat diolah menjadi bubuk. Salah satu kelebihan bentuk bubuk adalah mudah untuk ...diaplikasikan pada berbagai olahan pangan. Pembuatan bubuk tomat memerlukan proses pengeringan. Untuk membantu proses pengeringan berlangsung cepat dan dapat mempertahankan komponen aktif di dalamnya, maka diperlukan penyalut atau enkapsulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh jenis enkapsulan Natrium Carboxymethyl Cellulose (Na-CMC) dan maltodekstrin serta perbedaan konsentrasinya terhadap sifat fisikokimia bubuk tomat yang dihasilkan. Pada penelitian ini parameter yang diinvestigasi adalah kadar air, higroskopisitas, kadar fenol, aktivitas antioksidan, warna, dan nilai pH. Untuk analisis statistik, dilakukan uji ANOVA pada α = 5% dan uji lanjutan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Dari hasil investigasi, diketahui jenis enkapsulan yang bebeda berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter. Perbedaan konsentrasi Na-CMC (2,5%; 5%; 7,5%) berpengaruh pada rentang kadar air yang dihasilkan yaitu 1,43-3,17%, higroskopisitas (19,35-20,65%), kadar fenol (203,18-613,41 mg GAE/kg bahan), aktivitas antioksidan (43,42-87,27% penangkapan radikal/RSA), dan warna yaitu lightness (48,1-55,7); chroma (22,5-25,8); ⁰hue (39,9-40,7), serta pH (5,70-6,18). Sementara itu untuk maltodekstrin, perbedaan konsentrasi (6%, 12%, 18%) menghasilkan rentang kadar air 3,40-4,54%, higroskopisitas 18,55-19,16%, kadar fenol 345,23-795,23 mg GAE/kg bahan, aktivitas antioksidan 57,33-88,67% penangkapan radikal/RSA, warna yaitu lightness 52,1-58,6; chroma 28,7-45,8; ⁰hue 41,3-47,8, serta pH 5,30-5,55.
ABSTRAK Kecap manis merupakan produk yang memiliki kadar gula tidak kurang dari 30%, dimana suhu transisi gelasnya rendah berkisar 5-62 , sehingga dalam perkembangan produk untuk menjadi kecap manis ...bubuk sulit dikeringkan. Oleh karena itu, diperlukan bahan penyalut yang memiliki suhu transisi gelas yang tinggi dan mengurangi kelengketan seperti maltodekstrin. Kecap manis bubuk dalam proses pembuatannya menggunakan pengeringan vakum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik kecap manis bubuk dengan variasi penambahan maltodekstrin menggunakan pengeringan vakum. Metode pengujian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan analisis deskriptif yang menjelaskan hubungan antara konsentrasi maltodekstrin dengan kadar air, laju higroskopitas, waktu larut, tingkat warna, powder recovery dan tingkat kesukaan. Percobaan terdiri dari empat perlakuan variasi konsentrasi maltodesktrin yaitu 30%, 40%, 50%, dan 60% berdasarkan total padatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecap manis bubuk berpotensi untuk dikembangkan, dimana penambahan konsentrasi maltodekstrin yang semakin banyak akan meningkatkan kadar air, waktu larut, tingkat kecerahan warna dan powder recovery dan menurunkan laju higroskopisitas. Hasil tingkat kesukaan kecap manis bubuk tanpa rehidrasi menghasilkan aroma dan rasa yang cukup disukai hingga disukai panelis. ABSTRACT Sweet soy sauce is a product that has a total sugar content of not less than 30% and a low glass transition temperature (5-62℃). Consequently, the product development becoming sweet soy sauce powder is difficult to dry. For this reason, it needs coating materials, such as maltodextrin that have a high glass transition temperature and reducing stickiness capability. Sweet soy sauce powder in the manufacturing process uses vacuum drying. The purpose of this study was to determine the characteristics of sweet soy sauce powder with variations addition to maltodextrin concentration using vacuum drying. The experimental method is used along with descriptive analysis that explains the relationship between the concentration of maltodextrin and moisture content, hygroscopicity rate, dissolve time, color level, powder recovery, and hedonic score. The experiment consisted of four variations, namely the composition of 30%, 40%, 50%, and 60% based on total solids. The results showed that the soy sauce powder has the potential to be developed, the addition of more maltodextrin concentrations will increase moisture content, dissolve time, color, and powder recovery, however, hygroscopicity rate will decrease. The hedonic test of sweet soy sauce powder without rehydration shows a significant difference in taste and scent score, while colors and texture scores provide non-significant difference, which is included in rather liked to like category.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat mikrokapsul minyak jahe dengan menggunakan teknik spray drying. Bahan penyalut yang digunakan adalah maltodekstrin. Variabel penelitian yang dipelajari adalah ...konsentrasi maltodekstrin yaitu 10, 20 dan 30 (%-b/v) dan rasio minyak jahe terhadap maltodekstrin yaitu 1:8, 1:10, 1:12 dan 1:14 (b/v). Variabel penelitian dengan rendemen tertinggi akan digunakan untuk mempelajari pengaruh variasi suhu inlet proses spray drying (160, 170, 180 dan 190 oC). Hasil analisis gas kromatografi-spektrofotometri massa menunjukkan bahwa ada lima komponen terbesar yang terdapat dalam minyak jahe yaitu benzene (28,62%), zingiberene (19,46%), β-bisabolene (13,48%), cyclohexane (12,59%) dan farnesene (5,83%). Rendemen produk mikrokapsul minyak jahe tertinggi diperoleh pada perlakuan konsentrasi maltodekstrin 30% dan rasio minyak jahe terhadap maltodekstrin 1:14 yaitu sebesar 37 gram. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan suhu inlet spray drying memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar minyak total, kadar minyak di permukaan dan kadar minyak terperangkap mikrokapsul minyak jahe. Hasil analisis Scanning Electron Microscopy menunjukkan mikrostruktur produk mikrokapsul minyak atsiri jahe yang dihasilkan memiliki bentuk yang bervariasi. ABSTRACTThis study aims to make ginger oil microcapsules using spray drying technique. Maltodextrine was used as a coating material. The process variables studied were maltodextrin concentration 10, 20 and 30 (%-w/v) and ratio of ginger oil to maltodextrin 1:8, 1:10, 1:12 and 1:14 (w/v). The best process variable with the highest product yield will be used to investigate the effect of inlet temperature variations of spray drying process (160, 170, 180 and 190 oC). The results of gas chromatography-mass spectroscopy analysis showed that the five largest components contained in ginger oil were benzene (28.62%), zingiberene (19.46%), β-bisabolene (13.48%), cyclohexane (12.59%) and farnesene (5.83%). The highest yield of ginger essential oil microcapsule products was obtained 37 grams at maltodextrin concentration 30% and ratio of ginger oil to maltodextrin 1:14. The experimental results showed that the inlet temperature of spray drying affected the moisture content, total oil content, surface oil content, and trapped oil content of the ginger oil microcapsules products. Meanwhile, Scanning Electron Microscopy analysis results showed that the microstructure of ginger essential oil products from several research treatments generally have various shape.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta interaksi penambahan putih telur dan konsentrasi penambahan maltodekstrin terhadap karakteristik organoleptik, fisik dan kimia bubuk kaldu ...jamur tiram putih yang dihasilkan menggunakan metode foam mat drying. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor, dimana faktor I adalah konsentrasi maltodekstrin (10%, 15% dan 20%) dan faktor II adalah konsentrasi putih telur (10%,15% dan 20%). Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi maltodekstrin dan konsentrasi putih telur memberikan pengaruh terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik dari bubuk yang dihasilkan. Berdasarkan organoleptik, perlakuan terbaik adalah penambahan maltodekstrin 10% dan putih telur 20%. Perlakuan terbaik memiliki karakteristik warna L*, a*, b* sebesar 76.9; 9.35; 18.44, Densitas busa sebesar 0.20 g/mL, rendemen 29.10%, daya larut 96.41%, kadar air sebesar 6.58%, kadar protein sebesar 5.77%.