Kanker Rahim atau ca servik merupakan tumor ganas yang tumbuh dan berkembang di leher rahim yang disebabkan oleh virus HVP (Human Papillomavirus). Salah satu penularannya melalui hubungan seksual. ...Berdasarkan survey awal dapat diketahui bahwa sebagian besar wanita usia subur (WUS) kelurahan Kemumu memiliki pengetahuan yang kurang tentang bahaya ca servik dan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) serta masih minimnya warga yang sudah melakukan pemeriksaan tersebut. Oleh karena itu, tim melakukan pengabdian masyarakat dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya ca servik dan pemeriksaan IVA. Sebelum dilakukan kegiatan tersebut dilakukan pre-test kepada 31 WUS. Hasilnya kelompok yang banyak melakukan pemeriksaan IVA adalah kelompok Dewasa menengah (26-36 tahun), dan memiliki pengetahuan yang cukup. WUS yang berpendidikan tinggi 100 % tidak melakukan IVA. Hal tersebut karena tidak di dukung oleh suami serta merasa takut jika hasil ternyata positif. Jumlah WUS yang mengikuti pemeriksaan IVA sebanyak 9 orang. Hasil pemeriksaan semua negatif hanya saja 2 orang mengalami keputihan yang tidak berbau, berwarna dan gatal. Evaluasi dilakukan setelah 2 minggu didapatkan adanya peningkatan pengetahuan pada WUS yang mengikuti pengabdian sebelumnya dan tidak ada WUS yang melakukan pemeriksaan IVA susulan serta WUS yang mengalami keputihan sudah berkurang setelah mengikuti saran bidan.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen. Salah satu kontrasepsi yang dikenal adalah alat kontrasepsi bawah kulit ...(AKBK) atau kontrasepsi implan yaitu suatu kontrasepsi yang menggandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon (polydimethylsiloxame) yang disisipkan dibawah kulit. Implan adalah kontrasepsi jangka panjang sehingga sangat efektif, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mengganggu produksi ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat wanita pasangan usia subur (PUS) menggunakan kontrasepsi implan. Desain pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dengan menngunakan teknik purposive sampling di dapatkan sampel wanita PUS sejumlah 50 responden. Pengambilan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan bersifat tertutup, pengolahan data meliputi editing, coding, scorring dan tabulating kemudian data di analisa dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan 9 responden (18%) memiliki minat tinggi dan 41 responden (82%) memiliki minat tinggi menggunakan kontrasepsi implan. Kesimpulan penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki minat sedang menggunakan kontrasepsi implan, oleh karena itu peran petugas kesehatan perlu ditingkatkan kembali dalam hal pemberian informasi dan motivasi melalui penyuluhan dan konseling, sehingga diharapkan jumlah akseptor KB implan bertambah dan cakupan terpenuhi.
Kesehatan Reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal berhubungan ...dengan sistem reproduksi dan fungsi fungsinya serta proses-prosesnya. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya hubungan antara perilaku, pekerjaan wus terhadap kejadian keputihan di Puskesmas Sosial Palembang Tahun 2018. Penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Menggunakan data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan dari responden yaitu seluruh wanita usia subur. Populasi penelitian ini adalah semua wanita usia subur di puskesmas Sosial Palembang pada bulan April sd Agustus tahun 2018. Pada saat dilakukan pengambilan sampel dengan tehnik accidental sampling. Besar sampel menggunakan sampel minimal yaitu 31 responden. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian bahwa kejadian keputihan pada wanita usia subur di Puskesmas Sosial didapatkan bahwa yang mengalami keputihan sebanyak 8 orang (25,8%), perilaku baik sebanyak 22 orang (71,0%) dan responden tidak bekerja sebanyak 19 orang (61,3%). Nilai OR untuk perilaku 73,500. Simpulannya ada hubungan antara perilaku dengan kejadian keputihan dan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian keputihan. Saran: diharapkan bagi wanita usia subur dapat lebih menjaga kebersihan organ kewanitaan bagian luar (vulva) untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah infeksi Reproductive health according to the World Health Organization (WHO) is a complete physical, mental and social well-being and not only the absence of disease or weakness in everything related to the reproductive system and but also the function of its processes. The aim of research is to find out the relationship between behavior, wus work on the incidence of vaginal discharge in Palembang Social Health Center in 2018. The research used was observational research with Cross Sectional approach. By Using primary a data is directly collected from respondents which has a c hildberaring age. The sample of research wwas taken from the woman who had a child bearing age at the palembang social health center from april to august 2018. At the time of sampling, the accidental sampling technique was carried out. The sample size uses a minimum sample of 31 respondents. Data analysis used are univariate and bivariate analysis. The result of the research that the incidence of leucorrhoea in women of childbearing age in social health centers found that those who experienced vaginal discharge were 8 people (25.8%), good behavior as many as 22 people (71.0%) and respondents did not work as many as 19 people (61.3% ) OR value for behavior 73,500. The conclusion is there is a relationship between behavior and incidence of vaginal discharge but there is no relationship between working and vaginal discharge. For Suggestion: It is expected for women who had a childbearing age had to maintain the cleanliness of the outer female organs (vulva) to maintain health and prevent infection
Penggunaan metode KB apabila tidak didukung oleh pengetahuan akseptor KB yang baik dan konsisten maka akan menimbulkan dampak diantaranya kehamilan tidak diinginkan yang kemudian dapat berimplikasi ...untuk terjadinya aborsi. Oleh sebab itu, maka diperlukan pemahaman yang kuat terkait metode kontrasepsi yang bertujuan untuk menguatkan konsistensi akseptor dalam memilih dan menggunakan metode kontrasepsi. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) terbukti paling efektif untuk menekan angka kehamilan. Namun, hingga saat ini MKJP masih belum menjadi pilihan mayoritas pasangan usia subur di Indonesia. Berdasarkan data Desa Taeng Dusun Gantarang tentang pecapaian peserta Keluarga Berencana ktif pada tahun 2021 jumlah Pasangan Usia Subur yang sebanyak 378 orang yang menjadi peserta KB aktif tercatat dengan rincian masing-masing yaitu Suntik 7,93%, Pil 2,38%, IUD/AKDR 1,32% dan Implan 2,11%. Data tersebut menunjukkan masih rendahnya angka pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dibandingkan non MKJP, padahal MKJP lebih efektif dibandingkan dengan non MKJP. Tujuan pengabdian ini meningkatan pengetahuan dan pemahamanpada Pasangan Usia Subur tentang KB melalui sosialisasi dan penyuluhan jenis-jenis alat kontrasepsi dan Metode Kontraspsi Jangka panjang di Desa Taeng Kec. Pallangga, Kab. Gowa. Metode yang digunakanpada kegitan pengabdian ini yaitu pemberian edukasi materi jenis-jenis alat kontrasepsi dan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dengan metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab menggunakan slide powerpoint dan leaflet pada Pasangan Usia Subur sebanyak 14 orang. Luaran yang telah dihasilkan yaitu terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat di desa Taeng dengan pengetahuan baik (86%), cukup (14%) dan tidak ada lagi yang pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi. Dengan adanya pemberian edukasi melalui sosialisasi dan penyuluhan KB kepada PasanganUsia Subur di Desa Taeng Kec. Pallangga Kab. Gowa dapat meningkatkan penggunaan KB pada masyarakat dengan pemilihan alat kontrasepi yang sesuai dengan umur ibu, jumlah anak diinginkan, dan kondisi kesehatan ibu utamanya di masa pandemic Covid-19.
Indonesia adalah salah satu kawasan rawan bencana banjir, hal ini ditinjau dari karakteristik geografis dan geologis wilayah. Banjir merupakan bencana yang bersifat hidrometeorologis yang kejadiannya ...sering terjadi di Indonesia Bencana Banjir terjadi di Dusun Karanggantung, Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal akibat curah hujan yang tinggi. Hal ini menimbulkan dampak pada masyarakat termasuk ibu hamil, anak -anak dan perempuan. Kegiatan pengabdian ini merupakan rehabilitasi pasca bencana dengan melakukan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ibu hamil, anak balita dan Wanita Usia Subur (WUS). Bencana tersebut memberikan dampak pada korban kelompok rentan Ibu dan anak, sehingga memerlukan penanganan dan pemulihan baik secara fisik maupun psikis. Metode yang dilakukan dengan pendampingan melalui pemeriksaan dan penyuluhan pada ibu hamil, bermain dengan alat permainan edukatif, edukasi cara cuci tangan yang benar pada anak – anak dan pelayanan kontrasepsi pada wanita usia subur.
Pelaksanaan pendidikan keluarga pada Kampung KB di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat untuk mengatasi masalah kependudukan belum pernah dievaluasi sejak dicanangkan tahun 2016. Penelitian ini ...bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pendidikan keluarga pada Kampung KB di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi evaluatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif di Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kota Solok yang dipilih secara purposif pada tahun 2018 pada periode bulan Juli hingga Oktober. Sumber data dalam penelitian ini meliputi OPD-KB Kab/Kota, PLKB, Ketua, Kader, dan seksi Kampung KB, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ketua PKK dan 50 PUS yang ditentukan secara systematic random sampling pada masing-masing Kampung KB. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian: pertama, pembinaan dan penggerakkan pendidikan keluarga oleh pengelola program Kampung KB masih belum memperlihatkan posisi sentral dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan teknis keluarga. Kedua, sarana dan prasarana pendidikan keluarga pada setiap Kampung KB masih belum terealisasi dengan semestinya. Ketiga, langkah dan upaya strategis dari Pemerintah belum terlihat untuk pencapaian indikator program Kampung KB dalam pelaksanaan pendidikan keluarga. Keempat, PUS memiliki pengetahuan dan partisipasi pada setiap kegiatan dan program yang diselenggarakan oleh Kampung KB. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya komitmen dan sinergi pemerintah, pengelola, masyarakat, dan stakeholder dalam menyukseskan pendidikan keluarga pada Kampung KB.
Gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat merupakan faktor penyebab utama dari gangguan kesehatan, meskipun ada penyebab lain seperti faktor genetik dan pencemaran lingkungan. Menurut data Riskesdas ...tahun 2013 dan 2018 terdapat peningkatan kasus obesitas pada perempuan. Diet digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan berat badan, salah satunya adalah diet ketogenik yang banyak dijalankan untuk menurunkan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan kualitas diet non ketogenik dan diet ketogenik pada wanita usia subur. Penilaian kualitas diet menggunakan Diet Quality Index (DQI) dan uji statistik yang digunakan adalah T-test independent. Hasil penelitian ini menunjukkan pada kelompok diet ketogenik memiliki nilai komponen variasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelomok tidak diet, dan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0.890) pada kedua kelompok. Kelompok diet ketogenik juga memiliki nilai komponen kecukupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tidak diet dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok (p=0.210). Untuk komponen moderasi, kelompok diet ketogenik memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tidak diet, dan terdapat perbedaan yang signifikan (p=0.001) pada kedua kelompok. Nilai rerata komponen keseimbangan lebih tinggi pada kelompok tidak diet, dan ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok (p=0.001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan kualitas diet antara kelompok diet ketogenik dan kelompok tidak diet ketogenik
Aktivitas fisik dan asupan makan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi senam aerobik dan asupan ...kolesterol terhadap kadar kolesterol darah wanita usia subur di Pusat Kebugaran Syariah Agung Fitnes Makamhaji. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 37 orang diperoleh dengan teknik simple random sampling. Data frekuensi senam aerobik didapatkan melalui wawancara, data asupan kolesterol didapatkan melalui food recall 24 jam sebanyak 4 kali, dan data kadar kolesterol didapatkan dengan pemeriksaan darah di laboratorium. Analisis menggunakan uji statistik pearson product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar frekuensi senam aerobik responden kurang (43,2%). Sebagian besar responden memiliki asupan kolesterol yang kurang (54,1%). Responden yang memiliki kadar kolesterol yang normal sebesar (62,2%). Responden dengan frekuensi senam yang baik memiliki kadar kolesterol yang normal lebih tinggi (100%) dibandingkan dengan frekuensi senam yang kurang hanya (12,5%). Responden dengan asupan kolesterol yang cukup memiliki kadar kolesterol normal lebih tinggi yaitu (69,2%) dibandingkan dengan asupan kolesterol yang lebih yaitu (58,3%). Ada hubungan frekuensi senam aerobik dengan kadar kolesterol (p=0,00), tidak ada hubungan asupan kolesterol terhadap kadar kolesterol darah (p=0,86).
Penggunaan KB IUD yang rendah dapat mempengaruhi kualitas hidup keluarga. Semakin rendah penggunaan kontrasepsi maka semakin rendah kualitas hidup. Berbagai faktor termasuk gaya hidup yang ...diterapkan diduga mempengaruhi kualitas hidup akseptor KB IUD. Tujuan penelitian ini menjelaskan hubungan gaya hidup dengan kualitas hidup wanita pasangan subur akseptor KB IUD. Metode: Desain penelitian ini korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 120 akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Besar sampel 92 wanita usia subur akseptor KB IUD diperoleh dengan purposive sampling, dengan kriteria inklusi wanita usia subur 18-40 tahun, tinggal serumah dengan suami dan dapat berkomunikasi secara lisan dan verbal. Variabel independen gaya hidup. Variabel dependen kualitas hidup. Pengumpulan data menggunakan kuesioner gaya hidup dari Prihatiningsih dan kualitas hidup WHOQOL-BREF yang telah diterjemahkan untuk kualitas kehidupan dari WHO. Uji statistik dengan Spearman’s rho test. Hasil: Tidak hubungan signifikan antara gaya hidup dengan kualitas hidup (p=0,960, r=0,005). Pembahasan: Gaya hidup responden sebagian besar adalah gaya hidup sehat. Faktor gaya hidup yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah aktivias fisik, lingkungan, perilaku konsumtif, dan managemen strees. Hal ini tidak bisa menjadi patokan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Karena gaya hidup sehat tidak selalu penyumbang terbesar pada kualitas hidup, tapi ada faktor lain yang perlu diperhatikan. Karena dari hasil penelitian di dapatkan responden lebih mandiri, jadi tidak membutuhkan gaya hidup yang cukup untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang berhubungan kualitas hidup akseptor KB.
Women of childbearing age with type 2 diabetes mellitus (DM) are more at risk of having pregnancy complication (in both the mother and the baby) at twice the risk for sexual dysfunction and three ...times more likely to die than women of childbearing age without DM. The purpose of this study was to prove obesity as the risk factor of type 2 DM in women of childbearing age. The study design was a case-control and a qualitative analysis using the in-depth interview. This study conducted in Internal Medicine Polyclinic and Eye Polyclinic in Regional General Hospital Madiun, June–July 2017. The population in this study was women of childbearing age 20–49 years old and married who check blood sugar in Regional General Hospital Madiun. The samples of this study were 54 cases and 54 controls using consecutive sampling. Data analyzed by chi-square and logistic regression. The results showed that obese women of childbearing age had risk 2.63 times greater for type 2 DM than non-obese (p=0.016, 95% CI=1.06–6.53). In conclusion, obesity was a risk factor of type 2 DM in the women of reproductive age. OBESITAS SEBAGAI FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA USIA SUBUR Wanita usia subur (WUS) dengan diabetes melitus (DM) tipe 2 lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan (baik pada ibu maupun bayinya), berisiko 2 kali lebih besar untuk menderita gangguan fungsi seksual, dan 3 kali lebih besar untuk mengalami kematian dibanding dengan WUS tanpa DM. Tujuan penelitian ini membuktikan obesitas sebagai faktor risiko DM tipe 2 pada WUS. Desain studi dalam penelitian ini adalah kasus kontrol yang diperdalam dengan analisis kualitatif menggunakan wawancara mendalam. Penelitian ini dilakukan di poliklinik penyakit dalam dan poliklinik mata RSUD Kota Madiun Juni–Juli 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah WUS berusia 20–49 tahun dan sudah menikah yang diperiksa gula darah di RSUD Kota Madiun. Sebanyak 54 kasus dan 54 kontrol dipilih menggunakan consecutive sampling. Data dianalisis dengan chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WUS yang obesitas memiliki risiko 2,63 kali lebih besar untuk mengalami DM tipe 2 dibanding dengan yang tidak obesitas (p=0,016; 95% IK=1,06−6,53). Simpulan, obesitas merupakan faktor risiko DM tipe 2 pada WUS.