Batang sawit memiliki stabilitas dimensi, kerapatan, sifat fisik, dan mekanik lebih rendah daripada jenis kayu lainnya. Upaya mengatasi kelemahan sifat batang sawit dapat dilakukan melalui pemadatan ...(densifikasi) menggunakan kempa panas dan penambahan bahan kimia atau perekat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi optimal tanin resorsinol formaldehida (TRF) dalam aplikasinya sebagai bahan perekat untuk peningkatan kualitas batang sawit. Tanin diekstraksi menggunakan air pada suhu 75°C kemudian dikopolimerisasi dengan resorsinol dan formaldehida. Pencirian TRF dilakukan melalui analisis gugus fungsi menggunakan spektroskopi inframerah, dan kristalinitas menggunakan difraksi sinar X. Perekat TRF kemudian diaplikasikan dalam proses peningkatan kualitas pada batang sawit melalui proses kompregnasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktivitas tanin pada kulit kayu Acacia mangium sebesar 65,82%, komposisi optimal perekat TRF (v/v) = 1: 0,05: 0,05 dengan kadar padatan sebesar 8,33%, formaldehida bebas 0,09%, dan derajat kristalinitas 10,92%. Ekstrak tanin yang dihasilkan memiliki karakter spesifik pada bilangan gelombang yang sesuai dengan ciri yang dimiliki oleh standar tanin akasia impor. Adanya penambahan gugus fungsional baru dan peningkatan intensitas serapan pada beberapa bilangan gelombang melalui analisis spektroskopi inframerah pada TRF dan juga batang sawit hasil kompregnasi, mengindikasikan adanya ikatan yang dihubungkan oleh jembatan eter dan metilena pada TRF serta antara TRF dan komponen kimia pada batang sawit. Batang sawit hasil kompregnasi secara signifikan meningkat kerapatannya sebesar 104,61%, kekerasan menjadi enam kali lipat, dan penurunan pengembangan tebal sebesar 85,98%. Batang sawit hasil kompregnasi juga meningkat kualitasnya dari kelas kuat kayu V menjadi kelas kuat kayu III, sehingga berpeluang untuk digunakan dalam pembuatan produk eksterior.
Daun jambu biji mengandung tanin yang merupakan salah satu inhibitor yang dapat digunakan untuk memproteksi logam dari korosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tanin, ekstrak pekat, ...dan serbuk daun jambu biji terhadap laju korosi pada plat besi yang direndam dalam larutan asam klorida (HCl) 2N. Parameter yang diteliti adalah laju korosi besi dan efisiensi inhibisi. Pada penelitian ini, laju korosi terendah dan efisiensi inhibisi tertinggi diperoleh pada perendaman besi selama 12 hari di dalam larutan HCl dan penambahan 9 g inhibitor. Pada kondisi ini, laju korosi yang dicapai adalah 0,000079 g/cm2.hari dengan menggunakan inhibitor tanin daun jambu biji, 0,000119 g/cm2.hari dengan menggunakan ekstrak pekat daun jambu biji, dan 0,000197 g/cm2.hari dengan menggunakan inhibitor serbuk daun jambu biji. Efisiensi inhibisi yang dicapai pada kondisi ini adalah sebesar 96 % dengan menggunakan inhibitor tanin daun jambu biji, 93,98 % dengan menggunakan inhibitor ekstrak pekat daun jambu biji, dan 90,05 % dengan menggunakan inhibitor serbuk daun jambu biji. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa tanin, ekstrak pekat dan serbuk daun jambu biji memiliki kinerja inhibisi korosi yang baik.
Kedelai hitam adalah salah satu bahan pangan lokal yang sangat potensial untuk menjadi bahan baku minuman fungsional karena mengandung asam amino esensial, vitamin E, saponin, kaya akan antioksidan ...misalnya flavonoid, isoflavon dan antosianin. Namun, kedelai hitam memiliki kandungan tanin 4 kali lipat dibanding kedelai kuning. Tanin merupakan salah satu zat anti gizi karena kemampuannya mengikat protein sehingga protein menjadi sulit dicerna oleh enzim protease. Proses rekayasa pengolahan pada tahap perendaman, blanching, dan penambahan NaHCO3 saat perendaman dilakukan untuk meminimasi kandungan tanin dalam sari kedelai hitam. Berdasarkan hasil analisis, kadar tanin terendah sari kedelai hitam adalah perlakuan perendaman dengan penambahan NaHCO3 0.25% selama 30 menit dan blanching 30 menit yaitu sebesar 5.61 mg/g dengan kadar kadar protein 4.4% dan kadar lemak 3.82%.
1908 seçimleri Türk siyasal hayatında çok önemli bir yere sahiptir. 1908 Devrimi’nin hemen sonrasında gelen bu seçim, yapılan devrimin, bu devrim sonucunda kurulan yeni genç Meşrutiyetin ve devrimin ...mimarı olan İttihâd ve Terakkî Cemiyeti’nin halk tarafından ne kadar destek gördüğünü de gösterecekti. Bu nedenle seçim Cemiyet için kritik öneme sahipti. Seçim sonucunda aradığı desteği bulamaması Cemiyet’in siyasî otoritesinin ve genç Meşrutiyetin temellerinin daha baştan sarsılmasına neden olabilirdi. Bu nedenle Cemiyet’in bu seçimlerde etkin bir propaganda yürüttüğü söylenebilir. Cemiyet seçim propagandasını özellikle basın-yayın üzerinden yürütmüştür. Jön Türk geleneğinin bir devamı olarak Cemiyet basını ustalıkla kullanmıştır. Bu doğrultuda Cemiyet’in fikirlerini savunan Tanin’de yazılan makaleler, yapılan duyurular seçmeni yönlendirmek için kullanılmıştır. Bu şekilde bir taraftan seçme ve seçilme konusunda ilgisiz ve tecrübesiz Müslüman seçmen uyandırılmaya ve bilinçlendirilmeye çalışılırken, diğer taraftan da yazılan makalelerle Cemiyet’in kutsallığı, karizması vurgulanmıştır. Ülkenin ve Meşrutiyetin geleceğinin nasıl Cemiyet’e bağlı olduğu ortaya konmaya çalışılmıştır.
The aim was to identify all forms of secondary metabolites contained in one of the marine biota namely sea rabbit (Dolabella Aurikularia). Method, Sampling and sample preparation were carried out at ...Toronipa Beach, Soropia District, Konawe Regency, Southeast Sulawesi. Then the sea rabbit sample was tested at the Phytochemical Laboratory of the Faculty of Pharmacy, University of Halu Oleo. The tools used are several tools in the phytochemical laboratory, pharmacy at Haluoleo University. Ingredients namely sea rabbits and some chemical reagents used. The extraction process is then carried out and identifies secondary metabolic components (phytochemical analysis), including examinations: Alkaloids, Flavonoids, Tannins, Saponins, and Terpenoids. The results, The extraction process is then carried out and identifies secondary metabolic components (phytochemical analysis), including examinations: Alkaloids, Flavonoids, Tannins, Saponins, and Terpenoids. Conclusion, there is Sea rabbit (Dolabella Aurikularia), positively contains several secondary metabolic compounds, qualitatively, specifically: Flavonoids, Alkaloids, Saponins, Tannins, and Terpenoids. These compounds are very useful for health, especially in the pharmaceutical world.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian gamal dengan kaliandra (Calliandra calothyrsus) pada ransum terhadap degradasi rumen secara in-vitro. Penelitian mengunakan rancangan ...acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan tiga kali ulangan sehingga terdapat 15 unit percobaan. Adapun kelima perlakuan tersebut adalah: perlakuan A (ransum basal + 20% gamal), B (ransum basal + 15 % gamal + 5% kaliandra), C (ransum basal + 10% gamal + 10% kaliandra ), D (ransum basal + 5% gamal + 15 % kaliandra ), dan E (ransum basal + 20% kaliandra ). Peubah yang diamati adalah: degradasi ransum dalam cairan rumen in-vitro (kecernaan bahan kering KCBK, kecernaan bahan organik KCBK), degradasi ransum dalam pepsin in-vitro (KCBK, KCBO), kadar ammonia, kadar VFA (Vollatyl Fatty Acid) dan pH cairan rumen in-vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian daun gamal dengan daun kaliandra sampai tingkat 20% dalam ransum, dapat menurunkan kecernaan bahan kering dan organik dalam rumen, tetapi sebaliknya meningkatkan kecernaan bahan kering dan organik dalam pepsin in-vitro. Disamping itu dapat menurunkan kadar N-NH3 dan VFA, tetapi meningkatkan pH cairan rumen in-vitro. Dapat disimpulkan bahwa tanin kaliandra dapat dipakai sebagai agen proteksi dari degradasi mikroorganisme rumen in-vitro di dalam ransum, dan penggunaan kaliandra sampai 20% dalam ransum sebagai protek protein ransum dapat menghasilkan kecernaan bahan kering dan bahan organik pepsin in-vitro tertinggi.
Đề tài nghiên cứu ?ảnh hưởng của bổ sung các mức tanin trong khẩu phần đến tỷ lệ tiêu hóa, lượng ăn vào và các thông số dịch dạ của bò? được tiến hành tại Bộ môn Chăn nuôi, Khoa Nông nghiệp & Sinh ...học ứng dụng, Trường Đại học Cần Thơ và tại trại bò Tầm Vu, quận Cái Răng, thành phố Cần Thơ. Thí nghiệm được bố trí theo thể thức hình vuông latin với 4 nghiệm thức và 4 lần lặp lại, các nghiệm thức của thí nghiệm tăng dần mức độ tanin từ 0, 4, 6, 8% tanin (vật chất khô) trong khẩu phần. Thí nghiệm được tiến hành trên bốn bò đực lai Sind 2 năm tuổi có trọng lượng 184 - 186 Kg, cả bốn bò được mổ lỗ dò trước khi tiến hành thí nghiệm, mỗi giai đoạn gồm 15 ngày. Kết quả cho thấy khi bổ sung tanin ở các mức 4%, 6% và 8% thì tỷ lệ tiêu hóa DM, CP và OM của thí nghiệm khác biệt có ý nghĩa thống kê giữa các nghiệm thức (p < 0,05), lượng ăn vào cũng có kết quả tương tự (p0,05). Qua thí nghiệm cho thấy có thể sử dụng tanin 6 % (vật chất khô) trong khẩu phần để nuôi bò mang lại hiệu quả kinh tế cho nông dân.
Utekućeno drvo (LW) perspektivan je prirodni materijal koji može biti upotrijebljen kao tvar za izradu ljepila. Međutim, vezivna ljepila napravljena samo od utekućenog drva imaju malu trajnost. Stoga ...je cilj provedenih istraživanja bio povećati trajnost vezivnih ljepila koja sadržavaju LW. U provedenim je istraživanjima LW dobiven utekućenjem drva topole u etilen glikolu (EG) kao otapalu i sumpornoj kiselini (SA) kao katalizatoru. Definirano je optimalno vrijeme utekućenja od 120 minuta i maseni omjer drvo:EG u iznosu 1:3 za utekućenje pri temperaturi 180 °C. Nakon utekućenja EG je ishlapljen da bi se postigao nizak sadržaj otapala u LW-u s konačnim masenim omjerom 1:1. Utvrđen je hidroksilni broj za LW s omjerom 1:3 i LW s omjerom 1:1 da bi se ispitalo smanjenje broja hidroksilnih skupina. Pripremljene su četiri različite mješavine ljepila: LW s masenim omjerom 1:1 (LW1:1 ), LW s masenim omjerom 1:3 (LW1:3 ), LW s masenim omjerom 1:1 te dodanim kondenziranim taninom (CT) (LW1:1 /CT), i LW s masenim omjerom 1:3 i dodanim CT-om (LW1:3 /CT). Lamele od bukovine lijepljene su navedenim mješavinama ljepila i ispitane odmah nakon lijepljenja, zatim nakon 7, 30 i 50 dana. Rezultati testa pokazali su veću smicajnu čvrstoću vezanja u slučaju LW1:1 u odnosu prema LW1:3 . Dodavanje CT-a nije znatno pridonijelo većoj smicajnoj čvrstoći. Mješavine ljepila LW1:1 i LW1:1 /CT (nesušene i osušene) analizirane su FT-IR spektroskopijom. Nisu zapažene signifi kantne razlike između osušenih uzoraka LW1:1 i LW1:1 /CT.
Pengobatan terhadap penyakit tipus masih menjadi masalah utama karena penggunaan obat-obatan sintetik terkadang memberikan efek samping terhadap tubuh, sehingga diperlukan alternatif pengobatan dari ...bahan alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri senyawa tanin daun mimba (Azzadirachta indica) terhadap bakteri Salmonella Typhi dengan menggunakan metode difusi cakram. Uji aktivitas antibakteri ditentukan berdasarkan diameter daya hambat senyawa tanin terhadap bakteri Salmonella typhi. Uji Fitokimia Ekstrak metanol daun mimba positif mengandung tanin, flavonoid, alkaloid, steroid, dan saponin. Pemisahan senyawa tanin dari ekstrak metanol menghasilkan nilai rendemen sebesar 69.6 %. Hasil pengujian antibakteri senyawa tanin dapat menghambat bakteri Salmonella typhi berturut-turut pada konsentrasi 15%, 30%, 50%, dan 75% yaitu sebesar 15.03, 16.78, 19.02, 21.78 mm dengan klasifikasi kuat sampai sangat kuat berdasarkan klasifikasi Davis & Stout.