HIGHLIGHTS
This study unveils a dose-dependent relationship between Moringa leaf extract and increased Graafian follicle size in female mice.
The significant positive effect of Moringa leaf extract ...on Graafian follicles suggests promising implications for fertility interventions, offering hope for individuals seeking natural treatment to address infertility challenges.
ABSTRACT
Objective: This study aimed to determine the effect of Moringa leaf extract (Moringa oleifera Lam.) on the diameter of Graafian follicles in female mice (Mus musculus).
Materials and Methods: This study used experimental design, employing a cohort of 24 female mice of 20-25 grams in weight, aged between 2-3 months, and in good health. These subjects were divided into three treatment groups and subjected to oral doses of Moringa leaf extract at 300 mg/kg BW, 400 mg/kg BW, and 500 mg/kg BW over a 14-day period. The study procedures involved the preparation of the experimental animals, preparation of Moringa leaf extract, treatments administration, and the preparation of histological specimens. Subsequently, the diameters of Graafian follicles within each treatment group were measured. Data analysis were performed using the ANOVA test (p <0.05) followed with the Least Significance Difference (LSD) test utilizing the IBM SPSS software.
Results: There were variations in Graafian follicle diameters across the experimental groups. The average diameters were 180.944 µm in the control group, 239.942 µm in treatment group 1, 315.006 µm in treatment group 2, and 396.650 µm in treatment group 3. This indicated that dose administration starting from 300 mg/kg, 400 mg/kg, and 500 mg/kg had an effect on the size of the follicle and antrum diameter. The number of granulosa cells was found to increase, as well as the size of the ovum.
Conclusion: Moringa leaf extract in different doses has a significant positive effect on increasing the diameter of the Graafian follicles in female mice.
Diversity of the flora lexicon in the environment of Kaghati is part of the ethnic richness in the form of local knowledge that must be explored for the sake of environmental sustainability. This ...article intends to: (1) discover and portray the flora lexicon of kaghati; and (2) examine the dynamic of inter-generational comprehension. The researcher used qualitative method and upheld by quantitative method. The information required were gotten by perception, meeting, and poll strategies. At that point, the survey is directed upon 150 respondents. The extent of the respondents’ ages was from 15 to 65 years. In light of information examination, there were two discoveries discovered: (1) the flora lexicon of kaghati comprises of fifteen dictionaries as ostensible and biotic class. (2) There is an alternate degree of between generational comprehension on flora lexicon of kaghati. The old age (46-65 years) 84% (best), the middle generation (25-45 years) 74% (best), and the young generation (15-24 years) 55% (better).
Tujuan dari penelitia ini adalah untuk mengetahui (1) jenis-jenis tumbuhan apa saja yang digunakan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole), (2) organ apa saja yang ...dimanfaatkan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole), (3) pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole) oleh Masyarakat Wolio Kota Bau-Bau. Metode penelitian survey eksploratif dengan menggunakan teknik wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan ciri-ciri morfologi, organ yang dimanfaatkan serta mengidentifikasi dengan mengacu buku identifikasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat 24 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat kehamilan (posipo), kelahiran (aqiqah) dan masa anak-anak (dole-dole). Jumlah tumbuhan terdiri dari 2 kelas, 12 ordo dan 13 famili. Kelas Dicotyledoneae sebanyak 8 jenis sedangkan Monocotyledoneae sebanyak 16 jenis. Berdasarkan hasil eksplorasi, keseluruhan tumbuhan yang ditemukan berasal dari pekarangan, perkebunan dan hutan. Famili terbanyak Arecaceae dan Liliaceae masing-masing 5 jenis dan Poaceae 3 jenis. Organ yang dimanfaatkan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga masa anak-anak (dole-dole) adalah akar, rimpang, umbi, batang, daun, bunga, buah dan biji. Cara pemanfaatan tumbuhan dalam upacara beraneka ragam setiap prosesi, tata cara serta fungsi dan makna yang berbeda. Kata Kunci : Etnobotani, Upacara Adat, Masyarakat Wolio This study investigated a natural acid-base indicator which is extracted from plants in Kupang city. There are 14 plants that potential as a source of natural indicator for acid base titration, i.e, Kol Ungu (Brassica oleracea Capitata Group), Turi Merah flower (Sesbania grandiflora L. Pers), Belimbing Wuluh flower (Averhoa bilimbi L), Kaktus Merah fruit (Opuntia vulgaris Mill), Ruelia flower (Ruellia simplex), Flamboyan flower (Delonix regia), bugenvil flower (Bougainvillea spectabilis Willd.), Bayam Merah leaves (Amaranthus tricolor L.) Jamblang fruit (Syzygium cumini L.), Murbey fruit (Morus alba L.), Pinang fruit (Areca catechu L.), Sirih fruit (Piper betle L.), Kunyit (Curcuma longa Linn), and Nanas Kerang leaves (Rhoeo discolor). Plants extract shows a sharp color change in acid and base solution. Promising results as a natural indicator also shown in acid base titration which is have similar equivalent point to synthetic indicator. We can use these natural indicators as an alternative to synthetic indicator because they are found to be simple, very useful, cheap, easy to extract, accurate, and eco-friendly. Keywords: plant, natural indicator, acid-base.
The purpose of this study was to explore the potential of cassava leaves extract as an antioxidant in quail (Coturnix coturnix japonica) females as a result of heat exposure. The parameter are total ...erythrocyte count, hematocrit value, hemoglobin concentration and erythrocyte index (MCV, MCH, MCHC). Quails were devided into six groups. The control group (K0) was not given cassava leaves extract and heat. Treatment group (KL) was only given chlorophyll cassava leaves extract dose 5,29 mg/g. Group P was only given heat exposure. Group P+KL1, P+KL2, and P+KL3 were exposed to heat and given the doses of cassava leaves extract 5,29 mg, 10,58 mg, and 21,16 mg/168 g body weight, respectively orally for 28 days after a week of adaptation. Parameters such as the total erythrocyte count, hematocrit value, hemoglobin concentration and erythrocyte index (MCV, MCH, MCHC) were observed every two weeks. Results showed that the mean of eritrosit ranged from 8,64 x 106/mm3 in K0 to 10,47 x 106/mm3 in P+KL3. Hematocrit value in all treatment groups did not increase. Temperature exposure and paste of cassava leaves with different level of dosages were not significantly different from MCV (P>0,05). The highest level of MCV was obtained in treatment K0 (0,48 fl). The highest level of MCH ranged from 5,83-6,33 pg. The highest level of MCH was obtained in treatment P (6,33 pg). The highest level of MCHC was obtained in treatment P (63,38 %). The mean of MCHC level in quail treated with the paste of cassava leaves tended to decrease compared to those were not treated with the paste. Conclusion of this study is cassava leaf extract has potential as an antioxidant in adult quail given short heat exposure. The application of chlorophyll extracted from cassava leaves did not significantly affect the quantity of blood cells, haemoglobin level, hematocrit value and eritrosite index in adult quail treated by short thermal stress.
Desa Sumbersari memiliki potensi sumber daya alam yang cukup baik termasuk lingkungan pekarangan warga yang mendukung untuk ditanami berbagai tumbuhan berkhasiat obat. Jenis tumbuhan berkhasiat obat ...yang digunakan masyarakat berasal dari familia yang beragam. Tumbuhan berkhasiat obat familia Zingiberaceae dikenal sebagai tumbuhan yang memiliki rimpang dengan aroma khas. Pemberian edukasi tentang tumbuhan berkhasiat obat familia Zingiberaceae kepada masyarakat menjadi penting untuk dilaksanakan agar masyarakat memperoleh kebenaran informasi khasiat tumbuhan obat tersebut. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan informasi tentang tumbuhan berkhasiat obat familia Zingiberaceae bagi masyarakat Desa Sumbersari. Tahapan pengabdian terdiri dari persiapan, pelaksanaan dan pengisian lembar kerja. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi yang dilanjutkan dengan pengisian lembar instrumen kerja untuk peserta. Berdasarkan hasil kegiatan diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase total peserta yang mengenal tumbuhan berkhasiat obat familia Zingiberaceae adalah 77%. Secara umum, manfaat tumbuhan berkhasiat obat familia Zingiberaceae yang diketahui oleh masyarakat adalah sebagai pengobatan beberapa penyakit ringan seperti batuk, demam, hingga beberapa penyakit dalam dan dapat pula dimanfaatkan sebagai obat luar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga ordo Hymenoptera famili Formicidae yang terdapat pada kawasan kebun raya Universitas Halu Oleo Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengambilan ...sampel dengan menggunakan teknik perangkap jebak (pitfall trap) dan metode yang digunakan yaitu pengambilan langsung spesies serangga ordo Hymenoptera famili Formicidae yang terperangkap dalam perangkap jebak (pitfall trap) dalam setiap plot pada stasiun pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis serangga ordo Hymenoptera famili Formicidae yang ditemukan pada kawasan kebun raya Universitas Halu Oleo Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 11 jenis dalam 4 subfamili yaitu Formicinae, Ponerinae, Dolichoderinae dan Myrmicinae. Subfamili Formicinae terdiri dari lima spesies yaitu Anoplolepis gracilipes, Componatus vagus, Oechopila smaragdina, Polyrachis proxima dan Polyrachis bihamata.Subfamili Ponerinae terdiri atas tiga spesies yaitu Odontomachus simillimus, Diacamma rugosum dan Leptogenys diminuta.Subfamili Myrmicinae teridiri atas dua spesies yaitu Pheidole tumida dan Pheidole sp., serta subfamili Dolichoderinae terdiri atas satu spesies yaitu Leptomyrmex sp.
Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis-jenis tumbuhan epifit dan pohon inang di kawasan Hutan Cagar Alam Napabalano Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode yang digunakan adalah metode ...eksplorasi dengan teknik jelajah. Teknik analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian ditemukan 16 spesies epifit, 9 spesies dari familia Orchidaceae dan 7 spesies dari familia Polypodiaceae dan 10 spesies pohon inang dari 10 familia. Pohon inang yang banyak berasosiasi dengan epifit adalah Tectona grandis, kemudian Elmerillia celebica Dandy sedangkan pohon inang yang sedikit berasosiasi epifit yaitu Shorea koordesii Bl, Ficus benjamina L., Eucalyptus deglupta Bl., Pterocarpus indicus Willd., Anthocephalus cadamba Miq., Schleichera oleosa Lour., dan Pterospermum javanicum Jungh., rata-rata ditempati 1 spesies epifit. Epifit yang banyak berasosisi dengan pohon inang yaitu dari genus Cymbidium dengan 5 spesies pohon dan genus Drynaria dengan 4 spesies pohon, sedangkan epifit yang sedikit berasosiasi dengan pohon inang yaitu Acriopsis javanica Reinw., Aerides odorata Lour., Davallia denticulate (Brum.) Mett., Drymoglossum piloselloides (Linn.) Pr., Elaphoglossum rimbachii J., Nepholepis falcata (Cap.) C. Chr. Pomatocalpa kunstleri (Hk.f) J.J.S., Phalaeonepsis denevei J.J.S., Phymatodes scolopendria (Burm. F.) Ching., Schoenorchis juncifolia Bl., Thrixspermum formolnum (Bl.) Rehbf., dan Vanda limbata Bl., yang masing-masing berasosiasi dengan 1 spesies pohon.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk berupa media pembelajaran berbasis aplikasi yang layak digunakan pada materi sel di SMA. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan (research and ...development). Subjek penelitian ini adalah validator media, validator materi, guru mata pelajaran Biologi dan peserta didik di SMA Negeri 1 Konawe Selatan. Instrumen penelitian berupa lembar isian dengan Skala Thurstone yang digunakan untuk mengetahui nilai kevalidan media pembelajaran berbasis aplikasi dan Skala Likert digunakan untuk mengetahui nilai kelayakan media pembelajaran berbasis aplikasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil validasi desain media media pembelajaran berbasis aplikasi oleh ahli media diperoleh rerata 75,60% (kriteria valid). Hasil validasi materi media pembelajaran berbasis aplikasi oleh ahli materi diperoleh rerata 81,31% (kriteria sangat valid). Hasil tanggapan desain media pembelajaran berbasis aplikasi oleh guru dan peserta didik berturut-turut diperoleh rerata 89,21% (kriteria sangat valid) dan 90,10% (kriteria sangat sesuai). Hasil tanggapan materi media pembelajaran berbasis aplikasi oleh guru dan peserta didik berturut-turut diperoleh rerata 89,21% (kategori valid) dan 90,24% (kriteria sangat sesuai). Kriteria tersebut menggambarkan bahwa media pembelajaran berbasis aplikasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran belajar di SMA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polimorfisme warna dan persebaran mikrohabitat Ketam Kenari (Birgus latro L.) di Pulau Kadatua Kabupaten Buton Selatan Sulawesi Tenggara. Metode yang ...digunakan pada penelitian ini adalah metode eksplorasi yaitu mengeksplor lokasi penelitian. Data polimorfisme warna dan persebaran mikrohabitat Ketam Kenari dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, polimorfisme warna Ketam Kenari (Birgus latro L.) yang ditemukan di Pulau Kadatua terdapat tiga pola warna yaitu cokelat-biru, biru-cokelat dan cokelat. Persebaran mikrohabitat Ketam Kenari di Pulau Kadatua tersebar di empat titik, yaitu di Desa Kapoa, Desa Waonu, Desa Kaofe, dan Desa Banabungi. Mikrohabitat Ketam Kenari di Pulau Kadatua memiliki tipologi pantai yang curam, berbatu karang, memiliki gua-gua atau celah batu dan vegetasinya didominasi oleh kelapa (Cocos nucifera), bambu (Bambusa sp.) dan semak belukar