Usia dini (0 - 6 tahun) atau yang dikenal dengan “golden period” merupakan periode yang sangat mendasar bagi perkembangan individu karena pada masa ini terjadi pembentukan kepribadian dasar individu, ...penuh dengan kejadian-kejadian penting dan unik yang meletakkan dasar bagi kehidupan seseorang pada masa dewasa. Oleh karena itu, lembaga PAUD dan lembaga pendidikan sederajat lainnya merupakan sasaran strategis untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada anak usia dini, serta memperkenalkan dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Peran guru PAUD dalam pendidikan (PHBS) anak usia dini sangatlah penting karena hubungan guru PAUD dengan anak usia dini di lingkungan PAUD terjalin dengan akrab dan dekat, dapat membantu dalam penyampaian pesan PHBS pada anak PAUD.
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap kejadian bencana, baik bencana alam, kegagalan teknologi maupun bencana karena ulah manusia hingga kedaruratan kompleks. Semua hal tersebut jika ...terjadi akan menimbulkan krisis kesehatan, antara lain : timbulnya korban massal, konsentrasi massal pengungsian, masalah pangan dan gizi, masalah ketersediaan air bersih, masalah sanitasi lingkungan, terganggunya pengawasan vektor, penyakit menular, lumpuhnya pelayanan kesehatan, stres pasca trauma dan kelangkaan tenaga kesehatan. Hal ini tentunya akan mengganggu jalannya pembangunan, khususnya pembangunan bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kader remaja tanggap bencana terhadap penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di PMR SMA Negeri 8 Mataram. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan one pre and post test design. Sejumlah 40 kader PMR diberikan pelatihan kader tanggap bencana dan diukur kesiapsiagaan bencana sebelum dan setelah pelatihan. Analisis data mengunakan uji paired t test. Hasil menunjukkan ada pengaruh pelatihan tanggap bencana terhadap kesiapsiagaan bencana dengan nilai p value sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi inovasi program bagi kader remaja untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
Intervensi untuk menurunkan angka kecelakaan transportasi jalan dapat dilakukan dengan safety driving namun masih menemui kendala. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan safety ...driving merupakan tujuan penelitian ini. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 50 orang supir bus dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini adalah adalah kuesioner dan lembar cheklist dengan hasil validitas dan reliabilitas yaitu a>0,361. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi Square dan regresi logistik ganda untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat 3 faktor yang paling mempengaruhi pelaksanaan safety driving di Papua Barat yaitu sikap p-value: 0,004 dan OR: 64,261, persepsi kondisi Jalan p-value:0,014 dan OR: 20,904 dan ketaatan terhadap rambu-rambu lalu lintas p-value: 0,025, OR: 18,563. Sesuai dengan kondisi alam Papua Barat yang ekstrim maka faktor yang paling mempengaruhi adalah sikap akibat kondisi jalan yang rusak dan ketidaktersediaan rambu-rambu lalu lintas.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDERITA TB PARU DROP OUT MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS
Jansen Parlaungan1, Yenni Huriani2, Oktovina Mobalen3, Panel Situmorang4
Staf Dosen Politeknik Kesehatan ...Kementerian Kesehatan Sorong Papua Barat
e-mail : Yansenparlaungan@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pendahuluan : Penyakit tuberkulosis mempunyai risiko kematian yang tinggi di Indonesia, pengobatan akan efektif apabila penderita patuh dalam mengkonsumsi obat anti tuberculosis (OAT).
Tujuan : Mengetahui faktor yang mempengaruhi penderita TB Paru drop out minum obat anti tuberculosis (OAT) di Polik Pojok Dots RSUD Sele be Solu Kota Sorong.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode pengembangan yang digunakan adalah cross sectional yaitu studi epidemiologi yang mengukur beberapa variabel dalam satu saat sekaligus. Desain penelitian yang digunakan adalah expost facto. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Sampel berjumlah 26 penderita TB Paru yang drop out di Polik Pojok Dots RSUD Sele be Solu Kota Sorong.
Hasil : Penelitian menunjukkan terdapat hubungan sikap dengan kejadian drop out penderita TB Paru di Pojok Dots RSUD Sele be Solu Kota Sorong nilai P Value = 0,002 < dari nilai α 0,05.
Simpulan : Dapat digunakan oleh pihak RSUD Sele be Solu Kota Sorong agar dapat meningkatkan pemberian informasi mengenai cara pengobatan, karena pengobatan TB Paru memakan waktu yang lama, sehingga apabila penderita TB Paru kurang memahami hal ini, sangat besar kemungkinan mereka akan menghentikan pengobatan yang sementara berjalan dan belum tuntas.
Kata Kunci : Sikap;Drop Out;TB Paru;Obat Anti Tuberkulosis(OAT).
ABSTRAK
Pendahuluan : Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Tujuan : Mengetahui pengetahuan cara menggosok ...gigi siswa kelas V SD YPK Klasaman II Kota Sorong Papua Barat setelah dilakukan intervensi metode diskusi kelompok.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semi (Quasi Eksperimen) dengan rancangan Non Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Sampel siswa kelas V SD YPK Klasaman II Kota Sorong Papua Barat berjumlah 60 siswa.
Hasil : Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan cara menggosok gigi antara sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi metode diskusi kelompok pada kelompok eksperimen. Terlihat nilai p (uji t) = 0,000 < 0,05. Terdapat perbedaan post-test pengetahuan cara menggosok gigi kelompok control dan kelompok eksperimen. Terlihat nilai p uji t = 0,004 < 0,05.
Simpulan : Dapat digunakan oleh pihak sekolah agar dapat membuat program sekolah yang berkaitan dengan menambah pengetahuan tentang kesehatan khususnya dalam pengetahuan menggosok gigi, salah satunya dengan mengadakan penyuluhan tentang kesehatan dengan bekerja sama dengan institusi pendidikan kesehatan seperti Poltekkes Kemenkes Sorong.
Kata Kunci : Pengetahuan;Diskusi Kelompok;Menggosok Gigi.
ABSTRACT As we all know, medical personnel always deal with patients and most people in hospitals. Without using standard PPE, patients can potentially become infected with the virus and vice versa ...and become carriers of the virus to those around them. Until now, there is still many medical personnel who use non-standard PPE while they are at the forefront of handling the Covid-19 virus. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of education on the attitudes and behavior of using PPE for Health Workers when treating COVID-19 patients by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines. This type of research is a quasi-experimental design (Quasi Experiment) (one group pretest-posttest design). The sample in this study were health workers who worked in the COVID-19 room at the Sele Be Solu Hospital, Sorong City, aged 25-50 years, with more than 15 years of work experience. The sample amounted to 48 people divided into 24 respondents, each with a simple random sampling technique. In this study, the researcher conducted a pre-test on the respondents using a questionnaire compiled based on the technical guideline for the COVID-19 outbreak. Furthermore, respondents were given technical guidelines and explained the contents of the technical procedures. After one week, the researcher conducted a post-test by providing a questionnaire and observing PPE use during work. The ethics committee has approved this research of the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Sorong number DM.03.05/6/051/2021. Data analysis used paired sample t-test. The statistical test results showed that there were differences in attitudes and behavior in the two groups with a significance value of 0.013 and 0.001 respectively after education by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines Book. This study found that education using technical instructions (juniors) on the use of personal protective equipment (PPE) improved nurses' attitudes and behavior in the use of PPE during the treatment of COVID-19 patients. Keywords: Personal Protective Equipment, Attitude, Behavior, PPE Technical Guidelines ABSTRAK Seperti kita ketahui tenaga medis selalu berhadapan dengan pasien dan sebagian besar orang di rumah sakit. Tanpa menggunakan APD yang standar dapat berpotensi terinfeksi virus dari pasien dan kebalikannya menjadi pembawa virus kepada orang disekitarnya. Sampai waktu ini masih banyak tenaga medis yang memakai APD tidak standar sementara mereka menjadi garda terdepan dalam penanganan virus Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas edukasi terhadap sikap dan perilaku penggunaan APD Tenaga Kesehatan saat perawatan pasien COVID-19 dengan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Jenis penelitian desain eksperimen semu (Quasi Eksperimen) (one group pretest-posttest design). Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di ruangan covid-19 RSUD Sele Be Solu Kota Sorong dengan usia 25 – 50 Tahun, Pengalaman bekerja lebih dari 15 Tahun. Sampel berjumlah 48 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 24 responden dengan teknik simple random sampling. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pre test pada responden menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan buku juknis wabah covid-19. Selanjutnya responden diberikan buku juknis dan menjelaskan tentang isi buku juknis tersebut. Selang waktu 1 minggu kemudian, peneliti melakukan post test dengan memberikan kuesioner serta mengobservasi penggunaan APD selama bekerja. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik Poltekkes Kemenkes Sorong nomor DM.03.05/6/051/2021. Analisis data menggunakan Uji paired sampel t test. Hasil uji statistic menunjukan terdapat perbedaan sikap dan perilaku pada kedua kelompok dengan nilai signifikansi masing-masing 0.013 dan 0.001 setelah edukasi menggunakan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Penelitian ini menemukan bahwa edukasi menggunakan Petunjuk teknis (juknis) penggunaan alat pelindung diri (APD) mampu meningkatkan sikap dan perilaku perawat dalam penggunaan APD selama perawatan pasien covid-19. Kata kunci: Alat Pelindung Diri, Sikap, Perilaku, Juknis APD