Prispevek predstavi, kako je nastanek konceptov estetike grdega (Rosenkranz) in ‘nove lepote’ (Baudelaire) vplival na spremembo vloge demoničnega v poeziji iz obdobja moderne (tj. dekadence, ...simbolizma in nove romantike). V slovenskem kontekstu se je demonizem v starejših verznih besedilih pojavljal z namenom svarjenja pred Satanom, Peklom in posmrtno kaznijo zaradi nekrepostnega življenja, ki ne sledi božjim zapovedim in višji Resnici, medtem ko se je v obdobju fin-de-siècla pod vplivi nemške in francoske filozofske misli njegova vloga spremenila in od strahu pred padlim angelom Luciferjem prešla k čaščenju demonične muze. Lirski subjekt, ki je v romantiki še verjel v duhovno čistost in odrešenje, je v moderni postal žrtev črne magije in se uročen od zavajajoče lepote čarovnice soočil z (duhovnim) propadom.
Tulisan ini disusun berdasarkan hasil kajian untuk mengetahui dan memahami artefak nekara Pejeng sebagai representasi peninggalan karya seni zaman praaksara Bali. Penelitian yang dilakukan adalah ...penelitian kualitatif dengan setting sesuai kondidi subjek. Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan kajian literatur dan studi data melalui jaringan komputer, seperti sosial media dan internet, dipadukan studi lapangan dengan mengunjungi Pura Penataran Sasih tempat disimpannya nekara sebagai benda budaya, yang sekaligus menjadi lokus penelitian. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mengunjungi objek penelitian di samping melakukan wawancara dengan sejumlah informan yang telah ditentukan sebelum aktivitas penelitian dimulai. Data skunder didapat melalui kajian kepustakaan guna menghimpun pendapat pakar yang telah dituangkan dalam buku-buku, dengan dilengkapi tulisan di berbagai jurnal, hasil seminar dan lokakarya, serta media sosial. Data skunder disini sifatnya melengkapi data primer. Langkah ini dimaksudkan agar kajian dalam penelitian yang dilakukan lebih mendekati atau lebih komprehensif. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran lebih jelas tentang Nekara Pejeng sebagai hasil karya seni zaman praaksara Bali, sehingga metode yang digunakan lebih bersifat deskriptif kualitatif. Oleh karena sifatnya kualitatif, maka peneliti merupakan instrumen utama, ditunjang pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan untuk memandu jalannya wawancara dengan informan seperti: petugas Museum Gedong Arca Bedaulu Gianyar, Kepala Desa Pejeng, Prajuru Desa, Pemangku pura, tokoh masyarakat yang terseleksi secara purvosif. Kajian yang dilakukan membuktikan: Bahwa bulan Pejeng merupakan sebuah genderang (nekara) perunggu tersimpan di Pura Penataran Sasih yang dipercayai orang Bali memiliki kekuatan supernatural, dan dipergunakan oleh masyarakat dalam upacara memohon hujan. Karakteristik Nekara Pejeng berwujud menyerupai kendang/bedug terbuat dari perunggu, terdapat pola pinggang di bagian tengah, dilengkapi dua sisi bidang pukul, dan salah satu bidangnya terbuka. Bulan Pejeng merupakan temuan nekara terbesar di Asia yang dapat merepresentasikan kemajuan teknologi dan seni pada zaman praaksara Bali. Hiasan pada nekara mengadung makna religius magis adalah kearifan lokal yang berwujud karya seni indah berestetika tinggi sebagai bukti kreativitas manusia Bali dalam berkesenian yang telah dimulai pada masa praaksara, terus tumbuh, berkembang, dan berdinamika hingga dewasa ini.
Penelitian ini bertujuan menggali dan mengkaji keberadaan kajang sebagai bagian dari upakara pada prosesi ngaben di Bali. Kajang suatu kain yang berisikan aksara-aksara suci dan simbol-simbol yang ...memiliki makna filosofis keagamaan menurut Hindu. Sistem sosial kehidupan masyarakat Bali didominasi oleh sistem kewangsaan dan dalam lingkup sistem tersebut terdapat klan-klan atau dalam isitilah Bali yaitu trah. Kajang Tutuan merupakan suatu bentuk kajang yang digunakan dalam prosesi ngaben warga Tutuan yang bukan hanya sekedar sarana pelengkap upacara namun terkandung simbol dan fungsi yang cukup penting yaitu identitas trah Tutuan itu sendiri. Keberadaan kajang Tutuan tidak hanya sebagai bagian dari sarana keagamaan dalam upacara ngaben namun terkandung konsepsi-konsepsi seni rupa dan agama Hindu yang saling berhubungan didalamnya. Sehingga konsepsi agama dan seni dalam kajang Tutuan bertemu dalam satu titik keindahan pada kajian estetika Hindu. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa konsepsi agama dan seni dalam kajang Tutuan terbagi dalam tiga hal yaitu satyam bahwa terdapat makna-makna filosofis dalam kajang Tutuan, Siwam bahwa dalam proses pembuatan dan penggunaan kajang terdapat ritual-ritual suci, dan sundaram bahwa terdapat nilai-nilai keindahan dalam kajang Tutuan. Sehingga penelitian ini dapat berkontribusi serta diharapkan berdampak dalam memberikan sumbangsih pengetahuan dalam penelitian dan dapat menjadi suatu pustaka penting dalam kajian terhadap sarana upacara dalam agama Hindu.
Kata kunci: Kajang, Estetika, Hindu, Tutuan
Ki Madhari Ridwan Simon; Tati Narawati
Mudra : jurnal seni budaya,
06/2022, Letnik:
37, Številka:
3
Journal Article
Recenzirano
Odprti dostop
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengungkap kiprah seorang tokoh dalam membangun dan mengembangkan Lembaga Adat RurukanNabawadatala yang merupakan wadah untuk menyerap aspirasi masyarakat ...melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan citra, nilai, dan tatanan budaya sebagai implementasi dari program Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS). Pola tri tangtu yang dijadikan pijakan dalam membangun dan mengembangkan budaya daerah setempat masih relevan diterapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dan metode kualitatif deskriptif dalam mengungkap berbagai fenomena menarik terkait pesona budaya dan alam Desa Citengah, dengan keterlibatan Ki Madhari sebagai salah satu tokoh masyarakat yang berupaya membangun nilai kebermanfaatan dari kekayaan seni dan budaya, serta anugrah geografis alam yang indah. Hasilnya menunjukkan bahwa tata kelola yang baik dengan pendekatan humanis dari seorang tokoh mampu mencitrakan nilai, dan manfaat kebudayaan menjadi sesuatu yang bernilai estetika dan ekonomi.
Estetika Hindu Pada Segehan Manca Warna Tary Puspa, Ida Ayu; Subrahmaniam Saitya, Ida Bagus
Mudra : jurnal seni budaya,
06/2020, Letnik:
35, Številka:
2
Journal Article
Recenzirano
Odprti dostop
Keindahan (estetika) hasil dari kreativitas manusia baik sengaja atau tidak, pada prinsipnya adalah untuk memenuhi kepuasan bathin atau rohani bagi pembuat karya itu sendiri dan bagi masyarakat ...penikmat. Kehidupan manusia dalam kesehariannya selalu memerlukan keindahan untuk memenuhi kepuasan bathinnya, baik yang diperoleh dari keindahan alami maupun keindahan karya manusia. Oleh karena itu, kahadiran karya estetika sangat dibutuhkan manusia sebagai penghalus rasa dalam kehidupannya. Estetika Hindu pada intinya merupakan cara pandang mengenai rasa keindahan (langö) yang diikat oleh nilai-nilai agama Hindu yang didasarkan atas ajaran-ajaran kitab suci Weda. Ada beberapa konsep yang kiranya menjadi landasan penting dari estetika Hindu. Konsep-konsep yang dimaksud antara lain konsep kesucian (Siwam), kebenaran (Saytam), dan konsep keseimbangan Sundaram). Segehan bila dipandang dari estetika Hindu tentunya dengan lima warna yang dimiliki yaitu putih, merah, kuning, hitam, dan brumbun akan dipersembahkan untuk keharmonian dalam kehidupan
Artikel ini bertujuan untuk memotret dinamika kesenian rakyat Borobudur yang mengalami pasang surut. Sebagian masyarakat menilai surutnya kesenian rakyat mulanya adalah dampak dari kemunculan ...televisi, salah satu instrumen modernisme. Jika logika tersebut digunakan, idealnya kesenian rakyat hari ini tengah berjalan menuju kepunahannya. Namun, kesenian rakyat yang telah mati puluhan tahun seperti ketoprak, berhasil direvitalisasi beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, masyarakat Borobudur memiliki karakteristik religiositas yang unik. Mereka menganut agama yang beragam, tetapi mereka menggenggam nilai moral dan etika yang sama, yakni Jawa. Untuk bisa memahami dinamika yang terjadi, artikel ini menggunakan teori estetika religius Walter Benjamin sebagai pisau analisis. Secara khusus, artikel ini akan menjawab dua pertanyaan penelitian, yakni bagaimana religiositas memengaruhi gerakan revitalisasi kesenian rakyat dan apa fungsi sosial yang dihasilkan dari revitalisasi tersebut. Pertanyaan tersebut dijawab dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografis yang dilakukan di Kecamatan Borobudur pada tahun 2022.
ESTETIKA MUSIK SAMPE’ DAYAK KENYAH Fachrissal, Fachrissal; Sudikan, Setya Yuwana; Wahyuni, Eko
CaLLs: Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics,
12/2021, Letnik:
7, Številka:
2
Journal Article
Recenzirano
Odprti dostop
Penelitian ini berfokus pada dua elemen penting dalam musik sampe’ yaitu bentuk estetik dalam penyajian dan bentuk estetik dalam lagu. Bentuk dan konsep estetik akan memberikan identitas sebuah ...aktualitas musik sehingga dapat dibedakan dari yang lainnya. Secara konseptual musik tradisional sampe’ memiliki dua bentuk, yaitu: 1) bentuk arsitektonik yang sifatnya intelektualistik atau absolut; 2) bentuk simbolik yang sifatnya instingtif atau relatif. Kedua bentuk tersebut dapat dicermati melalui sumber bunyi (instrumentasi), musikalitas, ekspresi musikal, dan tata penyajiannya. Selain itu konsep keindahan musik tradisional sampe’ dapat pula diamati secara ilmiah (science) yaitu menilai keindahan dengan perhitungan logis melalui standar-standar estetik yang telah ada dan melalui unsur filsafat tentang keindahan menyangkut berbagai wawasan keindahan yang dipersepsi oleh manusia. Melalui bentuk dan konsep estetik musik tersebut dapat membawa untuk mengenal lebih jauh dan membaca unsur penting dari kebudayaan masyarakat pemiliknya. Selanjutnya dengan memahami bentuk dan konsep estetik adalah awal yang baik dan akan menuntun seseorang yang ingin belajar tentang musik tradisional sampe’. Metode pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekataan teori estetika yang dikemukaan oleh A.A. Made Djelantik dan Monroe Beardsley.Kata kunci : estetika, musik sampe’, dayak kenyah
Tako za elektroakustično glasbo kot za zvočno umetnost velja, da v slovenski muzikološki vedi še nista prejeli celovite obravnave. Zato se pojavlja potreba po osnovni raziskavi obeh področij in ...hkrati po razmisleku samega predmeta. Zdi se namreč, da diskurz o obeh pojmih – zlasti o elektroakustični glasbi – pomembno zaznamujejo določeni interpretacijski vzorci, ki pa se ne zdijo dovolj utemeljeni.
Celotno besedilo
Dostopno za:
DOBA, IZUM, KILJ, NUK, PILJ, PNG, SAZU, UILJ, UKNU, UL, UM, UPUK
Perkembangan zaman yang ditandai dengan laju pesat teknologi turut mempengaruhi musik baik dari sisi produksi, distribusi bahkan sampai apresiasi. Realita bahwa begitu mudahnya orang “mengkonsumsi” ...musik tidak serta merta juga dengan sendirinya orang mengapresiasi karya musik yang dikonsumsinya. Dengan kata lain “laju konsumsi” belum tentu selaras dengan “laju apresiasi”. Metode penelitian kepustakaan yang meliputi literatur primer maupun sekunder sebagai sumber data digunakan untuk menemukan konsep-konsep ataupun teori yang akan diketengahkan dalam tulisan ini. Tulisan ini menawarkan pendekatan apresiasi berbasis paradigma estetika yang berupaya mensintesiskan dua disiplin yaitu apresiasi musik dan estetika. Dengan demikian pemahaman akan dasar-dasar apresiasi musik maupun teori-teori estetika menjadi prasyarat yang wajib dipenuhi. Pemahaman dasar apresiasi setidaknya meliputi bahan dasar musik seperti nada, elemen waktu, melodi, harmoni dan tonalitas, tekstur serta dinamika. Sedangkan perihal teori estetika, penulis menerapkan prinsip estetika DeWitt H. Parker yang meliputi organic unity, theme, thematic variation, balance, evolution dan hierarchy. Penerapan teori estetika tersebut sebagai sebuah paradigma dapat mempermudah sekaligus meningkatkan standar apresiasi karena membuatnya lebih sistematis dan terstruktur.