Resumo O objetivo deste trabalho foi avaliar os efeitos da adição do tanino da casca de Eucalyptus pellita ao adesivo Fenol-Formaldeído (FF) para fabricação de chapas de partículas. Para isto, foram ...fabricadas chapas com adesivo Fenol-Formaldeído (FF) e adesivo FF modificado com 10 % e 20% de tanino. O teor de adesivo foi de 10% sendo os colchões prensados a 170ºC por 6 e 9 minutos. As propriedades de flexão estática (MOR e MOE), ligação interna (LI), inchamento em espessura (IE) e absorção de água (AA) foram avaliadas segundo a norma americana ASTM D-1037. Os resultados mostraram que a adição de extrato tânico ao adesivo FF não alterou significativamente a propriedade de flexão estática (MOR e MOE). Por outro lado, a ligação interna (LI) e estabilidade dimensional das chapas foram afetadas pela adição de tanino ao adesivo FF.
Ekstrak etanol daun tenggulun mengandung sejumlah senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antioksidan. Tingkat ketuaan daun adalah salah satu komponen yang mempengaruhi jumlah dan komposisi senyawa ...fitokimia dalam ekstrak daun tenggulun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat ketuaan daun yang ideal sehingga ekstrak yang dihasilkan memiliki karakteristik kimia terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan tingkat ketuaan daun tenggulun yaitu P1 (daun pucuk), P2 (daun muda), P3 (daun dewasa), dan P4 (daun tua). Perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketuaan daun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap rendemen, kadar total fenol, total flavonoid, total tanin dan nilai IC50 ekstrak etanol daun tenggulun. Perlakuan terbaik diperoleh dari ekstrak etanol daun tenggulun dewasa dengan nilai rendemen 18,812%, total fenol 22,612 mg GAE/g, total flavonoid 4,330 mg QE/g, total tanin 23,392 mg TAE/g dan IC50 21,265 ppm. Terdapat hubungan korelasi negatif yang cukup antara total fenol dengan aktivitas antioksidan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar -0,70.
Margarin ialah produk pangan berupa lemak semi padat yang merupakan emulsi dengan tipe water in oil (w/o), dengan syarat mengandung lebih dari 80 % lemak. Lemak yang sering digunakan dalam pembuatan ...margarin adalah lemak kakao. Kelebihan penggunaan lemak kakao dalam pembuatan margarin selain mempunyai titik leleh yang tinggi, lemak kakao juga mengandung antioksidan yang tinggi. Namun, lemak kakao memiliki kelemahan pada harganya mahal sehingga perlu dicari alternatif minyak lain yang dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan proses margarin. Salah satu minyak yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran dalam pembuatan margarin adalah Virgin Coconut Oil (VCO). Penelitian ini memanfaatkan lemak kakao dan VCO sebagai bahan baku margarin. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis nilai total fenol, antioksidan, lovastatin, angka lempeng total dan organoleptik margarin yang ditambahkan bubuk angkak sebagai pewarna alami. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 5 taraf dan 3 kali ulangan digunakan sebagai rancangan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan penambahan bubuk angkak memberikan pengaruh terhadap nilai aktivitas antioksidan, total fenol, nilai angka lempeng total dan organoleptik. Penambahan bubuk angkak 4 % merupakan perlakuan yang terbaik dan paling disukai oleh panelis berdasarkan penilaian organoleptik dengan nilai aktivitas antioksidan 52,48 %, nilai total fenol sebesar 3,20 %; angka lempeng total 7,8 x 102 dan nilai lovastatin sebesar 1,68 ppm.
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Buah tomat banyak digunakan sebagai bahan bumbu masakan. Akan tetapi, terdapat faktor ...pembatas dalam produksi buah tomat, yakni adanya penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh patogen Fusarium oxysporum. Pengendalian hayati menggunakan bakteri Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) seperti Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens dapat menjadi solusi pengendalian yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bakteri PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan ketahanan tanaman melalui mekanisme induksi ketahanan. Berdasarkan hasil penelitian aplikasi bakteri B. subtilis dan P. fluorescens memiliki kemampuan dalam melarutkan fosfat, serta meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih baik dibandingkan kontrol. Aplikasi bakteri baik secara tunggal maupun konsorsium juga dapat menghambat kejadian penyakit layu fusarium dengan nilai insidensi kejadian terendah pada aplikasi bakteri konsorsium yaitu 27.50%. Akan tetapi aplikasi kedua bakteri tersebut tidak menunjukkan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan indikator dari ketahanan induksi, yakni kandungan total fenolik dan aktivitas enzim Phenylalanine Ammonia Lyase (PAL).
Pembuatan minuman ching jae dilakukan dengan pencampuran ekstrak cair dari jahe, secang dan kayu manis. Proses selanjutnya adalah ditambahkan gula pada campuran ekstrak cair tersebut dan dilakukan ...proses kristalisasi. Senyawa aktif pada bahan tersebut bersifat labil terhadap panas sehingga diperlukan kondisi ekstraksi yang dapat mempertahankan senyawa aktifnya. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formulasi minuman ching jae dengan sifat fisik, kimia dan organoleptik terbaik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua faktor, yaitu konsentrasi sari yang jahe (35%, 37,5% dan 40%) dan konsentrasi ekstrak secang (10%, 12,5% dan 15%). Proses pembuatan ching jae dilakukan dengan ekstraksi sari jahe dengan penggilingan dan ekstraksi secang dan kayu manis melalui proses perebusan pada suhu 100°C selama 45 menit. Ekstrak jahe, secang dan kayu manis yang telah didapat kemudian digunakan untuk proses formulasi. Larutan hasil formulasi kemudian dimasukkan ke dalam alat pemasakan dengan penambahan gula 500 g selanjutnya dilakukan proses kristalisasi. Bubuk tersebut kemudian diayak dengan ayakan 30 mesh. Analisis yang dilakukan meliputi warna, pH, total fenol, antioksidan dan total padatan terlarut (TPT). Analisis sensori meliputi warna, aroma dan rasa. Formulasi terbaik ditentukan dengan Multiple Atribute Test (Zelleny). Penelitian ini menghasilkan formulasi terbaik pada konsentrasi jahe 40% dan secang 5%. Minuman ching jae perlakuan terbaik memiliki nilai L 39,55; a 35,48; b 35,12; total fenol 342,30 mg GAE/g; aktivitas antioksidan (IC50) 167,13 ppm; TPT 14,50 OBrix; pH 7,13. Kesukaan terhadap warna 4,65/5; aroma 3,90/5 dan rasa sebesar 4,20/5.
Tumbuhan mundar merupakan tumbuhan asli Kalimantan yang diyakini mempunyai kandungan berbagai senyawa marker yang mempunyai efek biologis. Fenol dan tanin merupakan senyawa-senyawa marker yang ...terdapat pada kulit buah G. forbesii yang diyakini mampu berperan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi antioksidan senyawa marker yaitu fenol dan tanin dengan menetapkan kadar fenol total dan tanin total pada ekstrak etanol kulit buah G. forbesii. Kulit buah mundar diekstraksi dengan pelarut etanol kemudian penentuan kadar fenol total dilakukan dengan metode Folin-Ciocelteau menggunakan standar asam galat dan penentuan tanin total dilakukan dengan metode vanillin menggunakan katekin sebagai larutan standar. Hasil pengujian menunjukkan kadar fenol dari ekstrak etanol kulit buah G. forbesii adalah 1,507 ± 0,041 %b/b ekuivalen asam galat dan tanin total sebesar 0,257 ± 0,004 %b/b ekuivalen katekin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah mundar berpotensi sebagai antioksidan.
This investigation was a successive series of experiments aimed at assessing the manufacture of phenol formaldehydeglue utilized the black liquor from soda-process-based pulp mill. At first, the ...phenol in the black liquor was concentrated by adding crystal phenol. The ratios in weight between crystal phenol as added and black liquor were consecutively 1:5, 1:10, 1: 15, 1:20, and 1:25, and as such yielded the concentrated phenol in the liquor at four levels as well. The results revealed that efficiency recovery of phenol obtained by vacuum distillation was 12 percent. Such efficiency was because most of the phenol in black liquor was associated with other elements in the lignin structure or other compounds. The phenol was further reacted with formaldehyde, and the resulting phenol formaldehyde (PF) used as glue in plywood bonding. Results revealed that moisture content of plywood with PF glue where the phenol was from the mixture of concent tended black liquor's phenol and crystal phenol varied at 8.80 to 9.61 percent. The moisture contended to increase with the increase in the ratio of crystal phenol to the black liquor distillate. The density of plywood was about 0.5710 - 0.6431 gram per cm3, and tended to increase with the increase in the ratio of crystal phenol as well. • The bonding strength of plywood without boiling-treatment was in the range of 11.173-23.722 kg per cm2, where by the lowest strength occurred at implementing 1 : 20 ratio (A4) and the highest at 1 : 5(A1). Meanwhile, the bonding-strength test with boiling-treatment revealed the value at 1.924 - 18.306 kg per cm2 in that the lowest value was at 1 : 25 ratio (A5) and the highest at 1 : 5 ratio (Al).
La huella hídrica azul (hhazul) es un indicador del consumo del agua dulce que no solo representa el volumen de agua empleada y contaminada, sino también la ubicación espacial y el momento del año en ...que esta es utilizada. La determinación de indicadores como la huella hídrica en un sector específico como el productivo e industrial del país puede proporcionar un contexto sobre el manejo que se le está dando al recurso hídrico en dicho sector, lo cual contribuye a la toma de decisiones por parte de los actores involucrados, y permite consolidar una visión de sostenibilidad de los recursos hídricos. Esta investigación evaluó la hhazul en pymes de los sectores de producción de envases plásticos y espumas fenólicas, ubicadas en el suroccidente colombiano, teniendo en cuenta que las pymes seleccionadas cumplieron con las condiciones establecidas y decidieron participar de una manera voluntaria en el estudio, además de que contaban con la información necesaria para la cuantificación del índice. Se identificó que el cálculo de la hhazul en las pymes aporta al conocimiento de la cuantificación de la huella hídrica del país, particularmente en el Valle del Cauca; asimismo, se pudo identificar que el sector de las espumas fenólicas es de mayor consumo de recurso hídrico respecto al de producción de envases plásticos.
Phenol compounds in waste water of pulp and paper industry are toxic and harmful to environment. Phenol compounds are also an expensive chemical with wide range uses, such ...as raw materials for the manufacture of phenol formaldehyde glue. This experiment was aimed at looking into appropriate method to cope with the problems of black liquor's phenol by converting it to the most valuable glue largely and widely used in the plywood industries, i.e. phenol-formaldehyde. The experiment was divided into three stages, i.e. (a) recovery of phenol from black liquor after distillation; (b) selecting phenol compounds from another source as an additive to increase the existing phenol concentration in the distilled black liquor; and (c) working out optimum phenol concentration able to develop maximum bonding strength of the phenol-formaldehyde glue. Phenol compounds investigated as an additive to increase distilled phenol concentration are crystal phenol and tannin. The two additives were added in ratio of 1:3, 1:5 and 1:7 (crystal phenol/tannin to distilled phenol). After that, the mixture is reacted with formalin to form phenol formaldehyde glue following standard procedure. The phenol formaldehyde glue was applied to plywood and then was analyzed for moisture content, density and bonding strength. Results showed that phenol crystal addition is better than tannin due to lower in moisture, but higher in density and bonding strength. At all mixture ratio, tannin addition gave lower plywood bonding strength compare to standard (14 kg/cm2), but phenol addition gave higher plywood bonding strength (18-24 kg/cm2). Further experiment should be conducted to use crystal phenol as an additive to increase distilled phenol concentration.
Abstract The increasing variety of benefits of the butterfly pea flower requires the availability of dried butterfly pea flowers to replace fresh butterfly pea flowers. A study has been carried out ...on "The Influence of Packaging Type and Storage Time on the Quality Characteristics of Dried Butterfly Pea Flower (clitoria ternatea). The aim of the study was to determine the effect of the type of packaging and storage time on the quality characteristics of dried butterfly pea flowers. The study was conducted using an experimental method with a Completely Randomized Factorial Design (RALF). Treatment of packaging types: K1 = PolyPropylene (PP) Plastic Packaging and K2 = Aluminum Foil (AF) Packaging. Storage time: L0= 0 days; L1= 7 days; L2= 14 days; L3=21 days. The research was conducted with 3 replications. Data were analyzed using SPSS software version 20. Significantly different effects were tested by Duncan's test at the level of p=0.05. The results showed that the water content of the butterfly pea flower was 10.1% in the PP packaging and 9.7% in the AF packaging. Dried butterfly pea flowers contained a total phenol of 9.74 mg/g in PP packaging and 11.5 mg/g in aluminum foil packaging. IC50 values in PP and AF packaging were 242.7 and 224.4 ppm, respectively. The water content of the butterfly pea flowers increased significantly from 8.7% at 0 days of storage to 11.1% at 21 days of storage. Anthocyanin and flavonoid bioactive compounds were detected by positive tests up to 21 days of storage. The total phenol of the butterfly pea flower decreased significantly from 14.95 mg/g at 0 days of storage to 6.19 mg/g at 21 days of storage. IC50 value (antioxidant activity) increased from 140.1 ppm to 293.1 ppm during storage.Keywords: Butterfly pea flower, PolyPropylene and aluminium foil packaging, anthocyanin and phenol AbstrakMeningkatnya ragam manfaat bunga telang menuntut tersedia bunga telang kering untuk menggantikan bunga telang segar. Telah dilakukan penelitian “Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan Terhadap Karakteristik Mutu Bunga Telang (clitoria ternatea) Kering”. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan dan lama penyimpanan terhadap karakteristik mutu bunga telang kering. Penelitian dilakukan dengan metode ekperimental dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Perlakuan jenis kemasan : K1 = Kemasan Plastik PolyPropilen (PP) dan K2 = Kemasan Aluminium Foil (AF). Lama penyimpanan : L0= 0 hari ; L1= 7 hari; L2= 14 hari ; L3=21 hari. Penelitian dilakukan dengan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 20. Pengaruh yang berbeda nyata diuji dengan uji Duncan pada taraf p=0.05. Hasil penelitian menujukkan kadar air bunga telang 10,1% pada kemasan PP dan 9,7% pada kemasan AF. Bunga telang kering mengandung total fenol 9,74 mg/g pada kemasan PP dan 11,5 mg/g pada kemasan aluminium foil. Nilai IC50 dalam kemasan PP dan AF masing-masing 242,7 dan 224,4 ppm. Kadar air bunga telang meningkat secara nyata dari 8,7%pada penyimpanan 0 hari menjadi 11,1% pada penyimpanan 21 hari. Senyawa bioaktif antosianin dan flavonoid terdeteksi uji positif sampai pada penyimpanan 21 hari. Total fenol bunga telang menurun secara nyata dari 14,95 mg/g pada penyimpanan 0 hari menjadi 6,19 mg/g pada penyimpanan 21 hari. Nilai IC50 (aktivitas antioksidan) meningkat dari 140,1ppm sampai 293,1ppm selama penyimpanan.