Abstract Fishermen around Ciletuh estuary were having difficult times due to their lack of fish cathments. This happens because of sedimentation on Ciletuh estuary, causing the fishermen unable to ...moor their boats. Sedimentations in Ciletuh estuary is the accumulation of the sediment transport from Ciletuh river. Therefore, analysis is performed regarding hidrology, tidal, wave and sedimentation. The sedimentation modeling is performed by using Delft3D with 3 conditions: wet season, dry season and flood condition. Concluded that the highest sedimentation happens when flood condition is in return periode of 2 years, with the value of sedimentation reaching 2 meters high. Abstrak Nelayan di sekitar muara Sungai Ciletuh mengalami masa sulit akibat hasil tangkapan ikan yang terus berkurang. Hal ini terjadi karena muara Sungai Ciletuh mengalami pendangkalan, mengakibatkan nelayan menjadi kesulitan untuk menambatkan perahu mereka. Sedimentasi yang terjadi di muara Sungai Ciletuh merupakan akumulasi dari angkutan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai yang berasal dari erosi di DAS Ciletuh. Oleh karena itu dilakukan analisis hidrologi, pasang surut, gelombang, dan sedimentasi yang terjadi di muara Sungai Ciletuh. Pemodelan menggunakan Delft3D dilakukan dengan tiga kondisi; musim kering, musim basah dan kondisi banjir. Disimpulkan bahwa sedimentasi paling besar yang terjadi di muara Sungai Ciletuh pada saat kondisi banjir dengan periode ulang 2 tahun, dengan nilai sedimentasi mencapai ketinggian 2 meter.
Abstract Fishermen around Ciletuh estuary were having difficult times due to their lack of fish cathments. This happens because of sedimentation on Ciletuh estuary, causing the fishermen unable to ...moor their boats. Sedimentations in Ciletuh estuary is the accumulation of the sediment transport from Ciletuh river. Therefore, analysis is performed regarding hidrology, tidal, wave and sedimentation. The sedimentation modeling is performed by using Delft3D with 3 conditions: wet season, dry season and flood condition. Concluded that the highest sedimentation happens when flood condition is in return periode of 2 years, with the value of sedimentation reaching 2 meters high. Abstrak Nelayan di sekitar muara Sungai Ciletuh mengalami masa sulit akibat hasil tangkapan ikan yang terus berkurang. Hal ini terjadi karena muara Sungai Ciletuh mengalami pendangkalan, mengakibatkan nelayan menjadi kesulitan untuk menambatkan perahu mereka. Sedimentasi yang terjadi di muara Sungai Ciletuh merupakan akumulasi dari angkutan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai yang berasal dari erosi di DAS Ciletuh. Oleh karena itu dilakukan analisis hidrologi, pasang surut, gelombang, dan sedimentasi yang terjadi di muara Sungai Ciletuh. Pemodelan menggunakan Delft3D dilakukan dengan tiga kondisi; musim kering, musim basah dan kondisi banjir. Disimpulkan bahwa sedimentasi paling besar yang terjadi di muara Sungai Ciletuh pada saat kondisi banjir dengan periode ulang 2 tahun, dengan nilai sedimentasi mencapai ketinggian 2 meter.
Mandeh Bay is a semi-enclosed water area that there are two main estuaries, Mandeh and Nyalo River estuary. Sedimentation issue has been gotten worse due to the massive development in coastal area. ...This study aims to determine the sediment accumulation within Mandeh bay and its distribution patterns. The measurement of sedimentation rate applied in the Mandeh and Nyalo Estuaries. Oceanography parameters (tides and currents) recorded for 30 days measurement. The thickness of sediment accumulation was predicted by applying single beam echosounder dual frequency. The calculation of sediment volume was done using frustum formula grid 10 x10 meters. Flow model approach was also simulated to depict the distribution pattern of sediment. The thickness of sediment accumulation categorized into five spatial categories that are 0-0,3m, 0,4-0,6m, 0,7-0,9,1-1,2m, and 1,3-1,5m. The sedimentation rate in Mandeh estuary ranged from 60,85 up to 62,16 g.m-2.day-1, while in Nyalo estuary is approximately 48,86 g.m-2.day-1. The tidal current speed that is weak ranged from 0-0,05 m/s induces the sediment accumulation which mainly occurs during the neap tidal conditions. The thickness of sediment accumulation which is more than one meter identified around Mandeh River estuary and several areas near Carocok Tarusan Port where the sediment intake takes place and due to the weak current feature, it causes the increase of sedimentation in this region. Teluk mandeh merupakan kawasan teluk semi tertutup yang mempunyai 2 muara sungai besar yaitu sungai Mandeh dan sungai Nyalo. Masalah sedimentasi menjadi semakin parah karena pengembangan wilayah pesisir yang masif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketebalan akumulasi sedimen di dalam Teluk Mandeh dan pola distribusinya. Pengukuran laju sedimentasi dilakukan pada dua fokus area yakni muara Sungai Mandeh dan Sungai Nyalo. Pengukuran parameter oseanografi (arus dan pasang surut) dilakukan selama 30 hari pengukuran. Ketebalan akumulasi sedimen diukur menggunakan alat Single Beam Echosounder Dual Frekuensi. Perhitungan volume sedimen dihitung dengan rumus frustum grid 10x10 meter. Simulasi flow model juga dilakukan untuk mengetahui pola distribusi sedimen. Sebaran ketebalan sedimen yang dibagi dalam 5 kategori spasial yakni 0-0,3m, 0,4-0,6m, 0,7-0,9,1-1,2m, dan 1,3-1,5m. Laju sedimentasi di muara Sungai Mandeh berkisar antara 60,85 sampai 62,16 g.m-2.hari-1 dan di muara Sungai Nyalo rata-rata 48,86 g.m-2.hari-1. Kecepatan arus pasang surut yang cukup lemah berkisar antara 0-0,05 m/s menyebabkan potensi akumulasi sedimen akan berlangsung terutama saat kondisi perbani. Sedimen dengan ketebalan lebih dari 1 meter teridentifikasi di sekitar Sungai Mandeh dan beberapa Kawasan Pelabuhan Carocok Tarusan dimana asupan sedimen mendominasi. Karena karakteristik arus yang lemah, sedimentasi meningkat diwilayah ini.
Pantai Lemong merupakan bagian dari Kawasan Pantai Pesisir Barat, Provinsi Lampung yang berpotensi terkena abrasi akibat gelombang dari Samudera Hindia. Rencana pengamanan pantai diperlukan untuk ...mencegah abrasi. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik pasang surut dan arus di perairan Lemong sebagai parameter untuk perencanaan pengaman pantai. Analisis pasang surut dan arus dilakukan dengan pemodelan numerik pada modul RMA2 dari perangkat lunak Surface-Water Modeling System (SMS). Data yang digunakan pada pemodelan adalah batimetri dan elevasi pasang surut setempat yang didapatkan dari hasil survei. Pemodelan dilakukan dengan metode online nesting dengan empat tingkat resolusi grid dengan resolusi tertinggi pada 1 x 1 km2 saat mendekat ke Perairan Pantai Lemong. Hasil pemodelan divalidasi dengan data lapangan berupa elevasi pasang surut pada dua titik di perairan dangkal dan tiga titik di perairan dalam. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa tunggang pasang surut di wilayah Pantai Lemong mencapai 1,4 m dengan tipe mixed – dominan semi diurnal. Hasil pemodelan juga menunjukkan pola arus di Perairan Lemong yang memiliki arah dominan menuju Tenggara saat pasang dan menuju Barat Laut saat surut. Untuk pengembangan model berikutnya, disarankan agar menyertakan data kecepatan arus hasil survei lapangan dalam proses validasi sehingga kesesuaian hasil pemodelan dengan lapangan dapat lebih ditingkatkan.Hydrodynamic Analysis Using Surface-water Modeling System in Lemong Waters, West Lampung Regency, Lampung ProvinceLemong Beach is part of the western coast of Lampung Province which is prone to abrasion caused by the Indian Ocean waves. This study aims to identify the tidal and current characteristics in Lemong waters as a part of coastal protection planning. The tidal analysis is performed by using the RMA2 module from Surface-Water Modeling System (SMS). Data utilized in the model including bathymetry and local tidal elevations from field surveys. Modeling is conducted using an online nesting method utilizing four stages of grid resolution with 1 x 1 km2 as the highest used around the Lemong Beach Waters. The model is validated with the tidal elevations measured in two points in shallow water and three points in deep water areas. The modeling result shows that the tidal range of Lemong Beach Waters is approximately 1.4 meters as a mixed tide, dominantly in semi-diurnal. The model also shows that the current pattern in Lemong Beach Waters is dominantly moving towards southeast during flows and towards northwest during ebbs. Modeling can be further improved by including current speed from field measurement in the validation process.
Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia yang cukup strategis bagi perkembangan ekonomi dan transportasi laut. Diperlukannya penanganan bagi alur pelayaran agar ...lalu lintas kapal tetap stabil. Lokasi penelitian di Alur Pelayaran Barat Surabaya dengan 3 kondisi berbeda yaitu Pre-Survey, Post-Survey kondisi 1 memiliki sediment trap dan Post-Survey kondisi 2 tidak memiliki sediment trap. Penelitian menggunakan pemodelan 3D untuk melihat aktifitas hidrodinamika. Hasil dari pemodelan adalah pola arus, yang akan mempengaruhi pola sebaran sedimen pada area penelitian. Model dibentuk berdasarkan parameter berupa pasang surut, debit sungai, dan angin di daerah penelitian. Pasang surut Pre-Survey memiliki nilai RMSE dan MAE sebesar 0,0307 meter dan 0,0244 meter dengan arus 0,3 m/s. Post-Survey kondisi 1 memiliki nilai sebesar 0,0336 meter dan 0,0276 meter dengan arus 0,2 m/s. Post-Survey kondisi 2 memiliki nilai sebesar 0,0563 meter dan 0,0289 meter dengan arus 0,4 m/s. Pola sebaran sedimen antara Post-Survey kondisi 1 dan kondisi 2 memiliki nilai yang dominan hampir sama dimulai dari -0,005 meter hingga 0,0175 meter. Nilai maksimal kondisi 1 senilai 0,072 meter sedangkan kondisi 2 senilai 0,062 meter pada area sediment trap. Walaupun kondisi 1 memiliki nilai maksimal lebih besar dari kondisi 2, hal tersebut terjadi di beberapa titik saja.
Pasang surut laut memiliki pengaruh yang besar terhadap dinamika laut di Indonesia bagian Timur.Oleh sebab itu pemodelan hidrodinamika yang melibatkan pasang surut menajadi kunci penting dalam ...membantu memahami proses fisis di perairan ini. Penelitian ini memberikan ulasan mengenai pengaruh masukan model seperti kedalaman minimum daerah model dan parameter kekasaran yang diharapkan bermanfaat dalam perkembangan model hidrodinamika di perairan ini. Model hidrodinamika menggunakan ROMS_Agrif dengan memvariasikan nilai kedalaman minimum dan parameter kekasaran. Beberapa data pengamatan lapangan digunakan untuk memvalidasi hasil model. Dari penelitian ini diketahui bahwa perubahan kedua parameter tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil model. Hasil model terbaik diperoleh dengan masukan kedalaman minimum sebesar 20 m dan parameter kekasaran bernilai 5 mm. Komponen M2 merupakan komponen pasut yang paling sensitif terhadap perubahan kedua parameter tersebut. Hasil model terbaik secara umum memberikan hasil yang lebih besar dari data pengukuran. Hal ini dapat terjadi karena pengaturan syarat batas model bagian selatan masil belum representatif sehingga masukan energi dari Samudera Hindia tidak teredam dengan baik di bagian utara Australia. Meskipun demikian, hasil model dapat diperbaiki dengan meningkatkan resolusi model.
Dinamika pasang surut di perairan Kepulauan Bangka Belitung dipengaruhi oleh pasang surut (pasut) dari Laut Cina Selatan dari sebelah utara dan Laut Jawa di sebelah selatan, selain itu terdapat juga ...pengaruh proses lokal akibat perairan dangkal dan selat sempit. Untuk mengetahui pola dan dinamika pasut yang di perairan Bangka Belitung, dilakukan simulasi model numerik delapan komponen pasut (M2, S2, K1, O1, N2, P1, K2, dan Q1) selama 14 hari (4 - 17 Januari 2009). Simulasi menggunakan model DHI MIKE21 Flow FM, yaitu model hidrodinamika dua dimensi horisontal dengan skema mesh fleksibel. Syarat batas model diperoleh dari Oregon State University Tidal Inversion Software (OTIS) yang dikenal sebagai program Tidal Model Driver (TMD. Hasil dari simulasi model divalidasi terhadap data lapangan pada enam stasiun Babel Ocean Observation and Technologies (BOOST) Center. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa pola pasang surut di perairan Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh tipe harian tunggal (diurnal) dengan komponen pasang surut K1 yang terbesar kemudian diikuti oleh komponen O1. Hasil simulasi model juga menunjukkan bahwa dinamika pasang surut pada perairan Bangka Belitung dipengaruhi oleh dinamika Laut Cina Selatan yang memiliki pola pasang surut harian tunggal (diurnal), dimana komponen terbesar K1 terdispersi dari Laut Cina Selatan menuju Selat Karimata dan perairan Bangka Belitung.
Abstrak Dinamika pasang surut di perairan Kepulauan Bangka Belitung dipengaruhi oleh pasang surut (pasut) dari Laut Cina Selatan dari sebelah utara dan Laut Jawa di sebelah selatan, selain itu ...terdapat juga pengaruh proses lokal akibat perairan dangkal dan selat sempit. Untuk mengetahui pola dan dinamika pasut yang di perairan Bangka Belitung, dilakukan simulasi model numerik delapan komponen pasut (M2, S2, K1, O1, N2, P1, K2, dan Q1) selama 14 hari (4 - 17 Januari 2009). Simulasi menggunakan model DHI MIKE21 Flow FM, yaitu model hidrodinamika dua dimensi horisontal dengan skema mesh fleksibel. Syarat batas model diperoleh dari Oregon State University Tidal Inversion Software (OTIS) yang dikenal sebagai program Tidal Model Driver (TMD. Hasil dari simulasi model divalidasi terhadap data lapangan pada enam stasiun Babel Ocean Observation and Technologies (BOOST) Center. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa pola pasang surut di perairan Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh tipe harian tunggal (diurnal) dengan komponen pasang surut K1 yang terbesar kemudian diikuti oleh komponen O1. Hasil simulasi model juga menunjukkan bahwa dinamika pasang surut pada perairan Bangka Belitung dipengaruhi oleh dinamika Laut Cina Selatan yang memiliki pola pasang surut harian tunggal (diurnal), dimana komponen terbesar K1 terdispersi dari Laut Cina Selatan menuju Selat Karimata dan perairan Bangka Belitung. Abstract Tidal dynamics in Bangka Belitung Archipelago waters is influenced by the tidal from South China Sea from the north, the Java Sea from the south, and local processes due to shallow water and narrow strait. To understand the tidal dynamics in Bangka Belitung waters, a numerical model has been simulated with 8 major tidal constituents (M2, S2, K1, O1, N2, P1, K2, and Q1) for a period of 14 days (4 to 17 January 2009). The simulation was carried out using DHI's MIKE 21 Flow FM software, a 2-dimension flexible mesh hydrodynamic model. The model boundary conditions were obtained from the Oregon State University Tidal Inversion Software (OTIS), also known as the Tidal Model Driver (TMD). The model has been validated against measurement in six stations of BOOST Center (Babel Ocean Observation and Technologies). The simulation results show that the tidal dynamic in Bangka Belitung waters is dominated by diurnal tidal constituent, with K1 is the largest tidal constituent then followed by O1. The result also indicates that the tidal dynamic in Bangka Belitung waters is dominated influenced by the diurnal constituents K1 coming from the South China Sea dispersed towards the Karimata Strait and Bangka Belitung water.
Sari. Telah dilakukan satudi awal penerapan spouted-bed untuk menyelenggarakan reaksi cair-padat, NaOH-abu sekam padi guna memperoleh natrium silikat yang mencakup studi hidrodinamika, perpindahan ...massa, dan perolehan silikat. Korelasi kecepatan minimum spouting dan kriteria kestabilan spouting telah diperoleh lewat pengematan sistem tak bereaksi air-abu sekam padi. Korelasi untuk koefisien perpindahan massa pada rezim transisi, Re partikel 7-25 atau Re fluida 19-254, diperoleh lewat penerapan model reaksi cair-padat dengan anggapan laju difusi NaOH dari bulk ke permukaan partikel sebagai pengendali. Konversi SiO2 tertinggi yang diperoleh mencapai 62% dengan pemakaian larutan NaoH yang relatif encer, yaitu 0,8 M. unjuk kerja ini lebih baik dibandingkan dengan hasil yang telah diperoleh peneliti terdahulu. Tawar-menawar antara konversi SiO2 dengan perolehan rasio SiO2/Na2O dalam produk perlu diperhatikan berdasarkan hasil studi ini. Spouted-Bed Reactor in Producing Sodium Silicate from Paddy Husk Ash: Hydrodynamics, Mass Transfer, and Silicate Yield Abstract. A laboratory-scale spouted bed reactor has been applied for producing sodium silicate from paddy husk ash and NaOH. The study covered hydrodynamics, mass transfer, and silicate-yield in the reactor. The correlation of minimum superficial velocity was determined by using nonreacting paddy ash-water system. Mass transfer correlation is spouted-bed which is valid for transition regim, i.e. Reynold particle range 7-25 or Reynold fluid number 19 -254, was derived from a simple model assuming the diffusion rate of NaOH from bulk to the particle surface as a determining step. Conversion of SiO2, equivalent to Na-silicate yield, is up to 62% using 0.8 M NaOH. This performance is significantly better than the other previous research. The study found that in producing silicate pay-off between SiO2 conversion and SiO2/Na2O mol ratio should be considered.
Globalni stil života modernoga svijeta postao je sve ovisniji o proizvodima na osnovi nafte, koji se gotovo svugdje primjenjuju. Budući da je u svakodnevnoj upotrebi velika količina nafte, izljevi ...nafte u okoliš tijekom njezina transporta i skladištenja neizbježni su. Ovaj rad usmjeren je na izljeve nafte u morski okoliš, koji se razlikuju od izljeva nafte u terestrički okoliš. Izljevi nafte u morski okoliš devastiraju prirodne resurse i utječu na gospodarstvo, ali i ugrožavaju morske ekosustave, kao i zdravlje ljudi. Kod velikih onečišćenih područja sanacija izljeva nafte dodatan je izazov. U tome kontekstu, a kako bi se bolje pratilo širenje nafte u okolišu, potrebno je dobro razumijevanje izljeva nafte, njegova izvora te sastava i svojstava izlivene nafte. S obzirom na nedostatak sustavno prikazanih podataka u literaturi, u ovome je radu izrađen detaljan popis temeljnih pitanja na koja je potrebno odgovoriti u slučaju izljeva nafte, kao pomoć odgovornim osobama u definiranju tipa i prirode podataka koje moraju prikupiti odmah nakon što se izljev nafte dogodi. Nadalje, izveden je popis temeljnih grafičkih dijagrama koji su nužni za analizu i predviđanje širenja izlivene nafte. Uzeto je u obzir i djelovanje vremenskih prilika i s njima povezano kretanje izlivene nafte.