Produk dangke adalah salah satu olahan susu tradisional yang biasanya dibuat dari susu sapi maupun susu kerbau dan digumpalkan dengan getah pepaya. Pada penelitian ini koagulan yang digunakan adalah ...papain kasar. Peningkatan kualitas dangke perlu dilakukan salah satunya dengan memberi warna, pewarna alami yang dapat digunakan yaitu kunyit. Kunyit memiliki kandungan kurkumin dan minyak atsiri yang memiliki peran dalam pemberi warna dan aroma khas pada makanan serta mampu sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan sari kunyit terhadap karakteristik dangke. Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan (penambahan sari kunyit sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sari kunyit dalam pembuatan dangke memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat, aktivitas antioksidan, kadar kurkumin, warna dan tekstur. Namun berbeda tidak nyata dengan kadar abu, kadar lemak, rendemen, aroma dan rasa. Penambahan sari kunyit sebesar 5% merupakan formulasi terbaik.
Perbaikan produktivitas tanah untuk meningkatkan produksi kunyit dan kadar kurkumin dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah penggunaan sabut kelapa dan pupuk nitrogen. Penggunaan ...sabut kelapa dalam bentuk cair diyakini mampu meningkatkan kadar kalium dalam tanah. Begitu juga ketersediaan nitrogen yang cukup akan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sehingga kadar kurkumin akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis Molagen yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kunyit, serta kadar kurkumin. Kadar kurkumin dianalisis dengan spektrometer. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Tlogomas kota Malang pada ketinggian ± 450 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama dosis Molagen (M) : M0 = Kontrol (tanpa Molagen), M1 = Molagen 100 ml/tanaman, M2 = Molagen 200 ml/tanaman, M3 = Molagen 300 ml/tanaman, M4 = Molagen 500 ml/tanaman. Faktor kedua, dosis pupuk Urea (U) : U1 = Dosis Urea 100 kg/ha, U2 = Dosis Urea 200 kg/ha, U3 = Dosis Urea 300 kg/ha. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Molagen dan berbagai dosis urea mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, luas daun, berat brangkasan dan bobot rimpang. Kadar kurkumin yang diperoleh rata-rata antara 2,2 – 2,7%.
Senyawa kurkumin telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya dibidang fotovoltaik sebagai pemanen energi matahari yang akan dikonversi menjadi energi listrik. Keterbatasan dari senyawa ...ini adalah tidak stabil terhadap cahaya matahari karena adanya gugus keton dan gugus hidroksil. Kedua elektron bebas pada gugus ini dapat berinteraksi dengan logam membentuk senyawa kompleks. Pada penelitian ini, pengaruh ion logam Cu2+ terhadap sistem kristal dan stabilitas dikaji. Kurkumin yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurkumin komersial yang telah dipurifikasi. Kurkumin dalam pelarut methanol dilarutkan bersama CuSO4 dengan perbandingan mol 1:2. Setelah campuran di refluks kemudian diperoleh endapan dengan warna kuning tua. Endapan yang telah dikeringkan kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer XRD, FT-IR, dan UV-Vis. Tidak banyak perubahan yang teramati pada pola difraksi sinar-X, IR maupun UV-Vis. Sedikit pergeseran teramati mengindikasikan interaksi antara kurkumin dengan Cu2+. Pengujian fotostabilitas dilakukan dengan melarutkan senyawa kurkumin dan Cu2+-kurkumin dalam dimetilsulfoksida (DMSO) dimasukan dalam ruang dengan sumber lampu UV 10 watt. Pengamatan dilakukan selama 10 hari dan diukur absorbansi maksimum setiap satu hari menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil analisis absorbansi menunjukkan terjadi pergeseran dan puncak baru pada senyawa kompleks pada panjang gelombang diatas 500 nm. Melalui perhitungan menggunakan orde 0, senyawa kurkumin dan Cu2+-kurkumin akan terdegradasi seluruhnya (absorbansi sama dengan 0) pada hari ke-16 dan ke-55. Kata Kunci: Senyawa analog kurkumin; Cu2+-kurkumin; Fotostabilitas; tetapan laju degradasi.
Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) adalah ketidak nyaman atau nyeri pada otot yang terjadi setelah latihan dan pada umumnya disebabkan oleh latihan yang didominasi oleh kontraksi eksentrik. DOMS ...biasanya disertai dengan gejala-gejala seperti kekakuan, penurunan pada kekuatan otot serta nyeri yang dirasa 12-24 jam setelah latihan dan mencapai puncaknya pada 24-48 jam setelah latihan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempercepat pemulihan DOMS dengan mengetahui pengaruh pemberian kurkumin dalam meringankan gejala DOMS setelah latihan eksentrik. Gejala DOMS yang diukur pada penelitian ini adalah nyeri otot. Desain penelitian ini adalah randomized group pretest and posttest design. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa PJKR IKIP Budi Utomo yang dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok, 18 orang coba kelompok kontrol (K1) dan 18 orang coba kelompok perlakuan (K2). Kurkumin diberikan secara oral dalam bentuk kapsul setelah aktivitas eksentrik dengan dosis 150 mg. Pemberian kurkumin dilakukan 1 jam dan 24 jam setelah aktivitas eksentrik. Nyeri otot diukur dengan Visual Analogue Scale. Pengukuran dilakukan 1, 24 dan 48 jam (selama 3 hari) setelah aktivitas eksentrik. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian kurkumin pada kelompok perlakuan dapat menurunkan nyeri otot pada 48 jam setelah aktivitas eksentrik (5,08,3±0,79) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai p=0,00 (p<0,05).
The decreasing of sensitivity or resistance to tamoxifen occured after long-term treatment in breast cancer. One of the major factor in tamoxifen resistance is over expression of efflux transporter ...P-glycoprotein (P-gp) and Breast Cancer Resistance Protein (BCRP). Curcumin has known as inhibitor of P-gp and BCRP. The addition of curcumin to the tamoxifen resistant cells is expected to increase the sensitivity of breast cancer cells to tamoxifen. This study aim to know the effect of curcumin in increasing the cell sensitivity to tamoxifen through inhibition of P-gp and BCRP transporter efflux. MCF-7 breast cancer cell line was induced with tamoxifen 1 µM for 10 passage (MCF-7(T)), then cell viability and mRNA expression of P-gp and BCRP were analyzed. To the MCF-7(T) cells, curcumin was given at of 5/10/20 µM with or without tamoxifen for 5 days and cell viability and mRNA expression of P-gp and BCRP were analyzed on day 5th. As positive control, verapamil 50 µM was used as P-gp inhibitor, ritonavir 15 µM and nelfinavir 15 µM were used as BCRP inhibitor. The results showed that MCF-7(T) cells sensitivity to tamoxifen decreased with 11.8 times, the cell viability increased 10.82 fold and mRNA expression of P-gp and BCRP increased 4.04 fold. Then after administration of curcumin with or without tamoxifen for 5 days, the cell viability and the mRNA expression of P-gp and BCRP decreased. As conclusion, curcumin increased the sensitivity of MCF-7(T) to tamoxifen characterized by the decreasing of cell viability and mRNA expression of P-gp and BCRP. However, the administration of combination of curcumin with tamoxifen was more potent than just curcumin. The increased sensitivity was estimated at least partly through the inhibition of P-gp and BCRP mRNA expression by curcumin
Purpose
Polyphenolic curcumin is known to have potent anti-inflammatory effects; thus the present study investigated the hypothesis that curcumin ingestion would attenuate muscle damage after ...eccentric exercise.
Methods
Fourteen untrained young men (24 ± 1 years) performed 50 maximal isokinetic (120°/s) eccentric contractions of the elbow flexors of one arm on an isokinetic dynamometer and the same exercise with the other arm 4 weeks later. They took 150 mg of curcumin (theracurmin) or placebo (starch) orally before and 12 h after each eccentric exercise bout in a randomised, crossover design. Maximal voluntary contraction (MVC) torque of the elbow flexors, range of motion of the elbow joint, upper-arm circumference, muscle soreness, serum creatine kinase (CK) activity, and plasma interleukin-6 (IL-6) and tumor necrosis factor-α (TNF-α) concentration were measured before, immediately after, and 24, 48, 72 and 96 h after each eccentric exercise. Changes in these variables over time were compared between curcumin and placebo conditions by two-way repeated measures ANOVA.
Results
MVC torque decreased smaller and recovered faster (e.g., 4 days post-exercise: −31 ± 13 % vs. −15 ± 15 %), and peak serum CK activity was smaller (peak: 7684 ± 8959 IU/L vs. 3398 ± 3562 IU/L) for curcumin than placebo condition (
P
< 0.05). However, no significant differences between conditions were evident for other variables, and no significant changes in IL-6 and TNF-α were evident after exercise.
Conclusion
It is concluded that theracurmin ingestion attenuates some aspects of muscle damage such as MVC loss and CK activity increase.
Penggunaan obat tradisional dapat menjadi terobosan sebagai pengobatan alternatif seiring dengan meningkatnya resistensi terhadap antibiotik. Kurkumin (Curcumin longa L) telah dilaporkan mengandung ...zat terapi, dikarenakan memiliki kapasitas sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk lebih menjelaskan kegiatan antibakteri ekstrak kurkumin dan madu lokal. Penelitian eksperimental secara in vitro ini dilakukan dengan membuat ekstrak kurkumin dengan cara maserasi dan dilanjutkan dengan uji resistensi bakteri Staphylococcus aureus. Kegiatan uji antibakteri yang telah dilakukan dibandingkan dengan kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kurkumin dan madu lokal tidak memiliki daya bunuh dan daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Telah dilakukan sintesis analog kurkumin monoketon sebagai senyawa target yang berbahan dasar sinamaldehida dan uji aktivitasnya sebagai inhibitor enzim α-glukosidase. Tahap sintesis melibatkan ...reaksi kondensasi aldol silang Claisen-Schmidt dengan variasi keton sehingga dihasilkan senyawa analog kurkumin monoketon. Pengujian aktivitas antidiabetes senyawa analog kurkumin dilakukan melalui inhibisi enzim α-glukosidase yang diisolasi dari beras lapuk (Oryza sativa). Tahapan awal penelitian ini yaitu analog kurkumin (2E,5E)-2,5-bis((E)-3-fenilalilidin) siklopentanon disintesis dengan mereaksikan sinamaldehid dan monoketon siklopentanon dalam pelarut etanol. Sintesis tersebut dilakukan dalam kondisi basa KOH dengan pengadukan pada suhu 52 °C selama 50 menit. Senyawa hasil sintesis dianalisis strukturnya menggunakan FTIR, direct inlet-MS, 1H- dan 13C-NMR. Tahap selanjutnya analog kurkumin hasil sintesis diuji aktivitasnya sebagai inhibitor enzim α-glukosidase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analog kurkumin monoketon hasil sintesis diperoleh rendemen sebesar 72,15%. Hasil berupa padatan berwana kuning dengan titik leleh sebesar 196,20–200,10 °C. Hasil uji inhibisi terhadap enzim α-glukosidase mengindikasi bahwa analog kurkumin memiliki aktivitas antidiabetik dan cukup berpotensi untuk menginhibisi enzim α-glukosidase dengan persentase inhibisi sebesar 70,71%. THE SYNTHESIS OF CURCUMINE ANALOGUE MONOCETONE FROM CINAMALDEHYDE AND ITS ACTIVITY TEST AS α-GLUCOCYDE ENZYME INHIBITOR The synthesis of curcumin analog monoketone as target compounds from cinnamaldehyde and inhibition assay against α-glucosidase enzyme had been performed. The stepwise of synthesis was performed by aldol condensation Claisen-Schmidt reaction and used ketone to give curcumin analog monoketone. The antidiabetic activity of curcumin analog was carried out by inhibition test against α-glucosidase enzyme isolated from rotten (Oryza sativa). The first step of synthesis (2E,5E)-2,5-bis((E)-3-phenylallylidene) cyclopentanone was started by reacting cinnamaldehyde and cyclopentanone as monoketone in etanol as solvent. The synthesis was carried out in base condition (KOH) by stirring at 52 °C for 50 minutes. The structures of product was identified by using FTIR, direct inlet-MS, 1H- and 13C-NMR. Futhermore, the activity of curcumin analog was tested against with α-glucosidase enzyme inhibition. The results show that the curcumin analog was yielded in 72.15% as yellow solid. The melting point of curcumin analog was at 196.20–200.10 °C. The inhibition against α-glucosidase enzyme indicated that the curcumin analog was potential to inhibit α-glucosidase enzyme with the highest activity by giving inhibtion percentage of about 70.71% at 2.5 mM.
Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang dipercaya dapat membantu proses penyembuhan luka. Secara ilmiah kunyit telah dibuktikan memiliki efek anti-inflamasi dan choleretik. Senyawa ...Kurkumin yang terdapat pada kunyit memiliki khasiat antimikroba dan antioksidan sehingga mempercepat re-epitelisasi dan migrasi sel seperti myofibroblast, fibroblast dan makrofag yang diperlukan untuk penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salep ekstrak kunyit kuning terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus) berdasarkan waktu yang dibutuhkan luka untuk menutup sempurna dan perubahan morfologi luka dibandingkan dengan kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan uji ekperimental. Hewan coba dibagi dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 hewan. Setiap kelompok diberikan perlakukan, antara lain dengan menggunakan salep ekstrak kunyit kuning 10%, salep ekstrak kunyit kuning 20% dan salep ekstrak kunyit kuning 30% (kelompok perlakuan), salep povidone iodine 10% (kontrol positif) dan basis salep (kontrol negatif). Tikus dilukai dengan cara disayat pada daerah punggung sepanjang ±2cm sampai fascia. Salep ekstrak kunyit kuning dioleskan pada luka tikus secara tipis-tipis 2 kali sehari dan diamati setiap hari dari hari ke-1 sampai hari ke-14. Semua data kuantitatif diuji statistik menggunakan analisis sidik ragam (analysis of variance, ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada 5 kelompok (P<0,05). Terdapat perbedaan hasil penelitian antara kelompok perlakuan (salep Ekstrak. Kunyit Kuning 10%, 20% dan 30%) dan kelompok kontrol positif (salep povidone iodine 10%) dan kontrol negatif (basis salep) yang menunjukkan kelompok perlakuan lebih cepat menyembuhkan luka dibandingkan kelompok kontrol. Kesimpulan penelitian adalah pemberian salep ekstrak kunyit kuning 10% berpengaruh paling baik dalam mempercepat kesembuhan luka.