Latar Belakang: Penggerakan kader posyandu merupakan bentuk implementasi pilar ke-3 penanganan stunting yaitu konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program nasional, daerah dan masyarakat. Peran ...kader yang baik dapat mempengaruhi status gizi balita karena mampu menjadi motivator dan edukator. Melalui analisis SWOT penggerakan masyarakat melalui kader menjadi strategi tepat yang dapat digunakan dalam penurunan stunting meskipun dalam pelaksanaannya mengalami berbagai hambatan baik dari internal kader maupun eksternal kader.
Tujuan: mengeksplorasi peran kader, faktor pendukung, faktor penghambat dan strategi yang dilakukan selama menjalankan tugas dalam program penurunan stunting di wilayah kerja Puskesmas Wori.
Metode: jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Wori. teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan peneliti dengan jumlah informan utama sebanyak 8 dan informan tambahan 7 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, Focus Group Disscussion (FGD) dan observasi. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara, alat dokumentasi dan alat perekam/ voice recorder. Penggolahan data mengguanak open code.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa peran kader untuk menjalankan tugasnya dalam penurunan stunting dipengaruhi beberapa faktor predisposing, penguat dan penghambat. Faktor predisposing terdiri motivasi dan keterampilan kader dalam membantu menurunkan angka stunting. Faktor penguat karena adanya dukungan dari puskesmas dan desa dengan pelibatan di pelatihan maupun kegiatan lain sehingga program penurunan stunting semakin maksimal. Dalam menjalankan tugas, kader juga mengalami hambatan dalam penerimaan di masyarakat. Ibu dengan balita stunting sulit menerima informasi dari kader karena faktor budaya dan ibu juga sulit untuk dilibatkan dalam kegiatan posyandu namun faktor tersebut dapat diatasi dengan keterampilan kader dalam berkomunikasi.
Kesimpulan: Peran kader sangat penting dan strategis dalam mendukung program puskesmas untuk menurunkan stunting. Dukungan yang besar baik material maupun non material membuat kader terus bersemangat dalam menjalankan tugas. Pentingnya pelatihan secara rutin dan refreshing mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi masyarakat.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran orientasi lokus kendali mahasiswa olahraga, serta mengungkap hubungan dan perbedaan capaian pembelajaran mahasiswa yang ditinjau dari orientasi ...lokus kendali. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahrgaan (FIK) Universitas Cenderawasih (UNCEN). Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, sehingga didapatkan 64 mahasiswa. Data penelitian dikumpulkan melalui dua instrumen. Pertama, instrumen lokus kendali yang berjumlah 29 item. Kedua, instrumen yang dikembangkan berdasarkan capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK). Hasil penelitian menemukan: (1) rata-rata mahasiswa olahraga memiliki orientasi lokus kendali internal dengan skor 11,05; (2) tidak ada hubungan antara orientasi lokus kendali dengan capaian pembelajaran mahasiswa olahraga; dan (3) tidak ada perbedaan capaian pembelajaran antara mahasiswa yang berorientasi lokus kendali internal dengan eksternal. Itu artinya, kajian tentang lokus kendali yang dikaitkan dengan capaian pembelajaran masih bersifat inkonsisten. Oleh karena itu, dibutuhkan studi lanjutan yang lebih komprehensif dengan menambahkan variabel kondisi pembelajar lainnya.
Pembinaan Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) dilakukan untuk menjaga hak untuk mendapatkan kesejahteraan psikologis. Tujuan penelitian yang diangkat adalah untuk menganalisis hubungan antara ...keharmonisan keluarga, integrasi sosial, lokus kendali, dan kesejahteraan psikologis ABH di Lembaga Permasyarakatan Khusus Anak (LPKA). Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Sampel dipilih melalui teknik klaster acak dengan kriteria yakni ABH yang memiliki kemampuan membaca dan yang ditempatkan di LPKA Kelas I Tangerang, LPKA Kelas IA Kutoarjo, LPKA Kelas II Yogyakarta, LPKA Kelas II Jakarta, LPKA Kelas I Blitar, dan LPKA Kelas II Bandung. Responden penelitian sebanyak 260 ABH. Pengambilan data dilakukan menggunakan skala keharmonisan keluarga, integrasi sosial, lokus kendali, dan skala kesejahteraan psikologis. Data dianalisis menggunakan Moderate Regression Analysis (MRA). Hasil analisis data penelitian membuktikan semakin tinggi tingkat keharmonisan keluarga, semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis ABH. Selain itu, semakin tinggi tingkat integrasi sosial ABH, semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis ABH. Akan tetapi, lokus kendali tidak memperkuat hubungan antara keharmonisan keluarga dan kesejahteraan psikologis, serta antara integrasi sosial dan kesejahteraan psikologis ABH. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pijakan petugas kemasyarakatan dalam proses pembinaan ABH sesuai dengan tingkat kesejahteraan psikologis dengan mempertimbangkan tingkat keharmonisan keluarga serta integrasi sosial ABH.
This research attempt investigated the impact of Locus of control, work values and on Career commitment with case study sales forces is in Telecommunication company (PT. Telkom Indonesia, Tbk, ...PT.Indosat Tbk, and PT. XL Axiata,Tbk ) located in Jakarta. 320 questionnaires were distributed, only 308 questionnaires were filled up by the respondents. Those data then were analyzed by using reability and validity test, correlation test and multiple regression analysis. The finding is supporting hypotheses from locus of control and work values which are submitted related with career commitment.
The aim of this study was to verify the possibility of predicting various forms of civil activism based on personality traits, locus of control, and some sociodemographic variables. In this study the ...participants were 278 activists from 25 NGOs. Data was collected using the Big Five Inventory, Rotter's Internal-External Locus of Control Scale, Index of Civil Activism, and Activism Orientation Scale. The results indicated that Extraversion was a positive predictor of civil activism and conventional activism. Openness to experience was a positive predictor of conventional activism, while consciousness was a negative predictor of high risk activism. Locus of control, neuroticism and agreeableness were not significant predictors of any of the various activism forms. Personality traits, locus of control, and sociodemographic variables were able to explain a relatively small percentage of variance (< 26%) in different forms of activism.
Tulisan ini menindaklanjuti pandangan terpadu tentang elemen penting dari tiga mekanisme administratif: struktur organisasi, sistem kontrol dan manajer yang berkaitan dengan perbedaan dalam strategi ...kompetitif SBU (strategic business unit).Tulisan ini berdasarkan penelitian Govindarajan (1988) yang mencoba menemukan model untuk implementasi beragam strategi SBU yang dijalankan oleh korporasi berbeda. Hasilnya ditemukan bahwa lokus kontrol internal manajerial yang tinggi dan emphasis yang rendah pada pemenuhan sebuah budget berhubungan dengan kinerja tinggi dalam SBU yang menjalankan strategi diferensiasi. Hasil berbasis analisis sistem menunjukkan bahwa ketika gaya evaluatif budget, desentralisasi dan lokus kontrol berhubungan untuk memenuhi kebutuhan strategi SBU, maka dihasilkan kinerja superior. Kesesuaian sistem ini adalah sangat kuat antar SBU diferensiasi, tapi tidak begitu kuat antar unit low cost
The phenomenon of passive euthanasia is a controversial issue that has been raising questions within academia and among the broader public alike. Given the growing debate in the field of human rights ...and bioethics, empirical research on passive euthanasia has become increasingly important. The general aim of this paper is to determine attitudes towards passive euthanasia among students from selected constituents of the University of Zagreb. In addition to the general goal, the paper has a specific goal – to determine the extent to which students’ attitudes toward passive euthanasia are related to their political attitudes, locus of control, personal experiences related to passive euthanasia and other individual characteristics. Referring to theoretical considerations of a number of authors and several empirical studies, attitudes toward passive euthanasia were conceptually elaborated. To measure the attitudes toward passive euthanasia, the authors used the Scale of Attitudes toward Passive Euthanasia (SAPE), which proved to be a one-dimensional and highly reliable measure. The study was conducted as a survey on a purposive sample of 418 students of the University of Zagreb who, given their field of study, could potentially be directly or indirectly involved in the process of making vital social and political decisions related to passive euthanasia in the future. According to the results, less religious students who lack clerical attitudes and attribute certain events in their life less to God and more to destiny or to themselves are more prone to accepting passive euthanasia. The authors concluded that the findings contribute both to academic and public discussions on current bioethical issues, of which the right to die is of particular relevance
Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya tingkat minat berwirausaha mahasiswa FE UNP. Hal ini diduga dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan akan prestasi, tingkat lokus kendali, dan tingkat efikasi ...diri mahasiswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Teknik sampling yang digunakan yaitu probabilitas sampling. Instrumen penelitian menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan akan prestasi, dan tingkat efikasi diri positif sebagai prediktor tingkat minat berwirausaha, sedangkan tingkat lokus kendali lemah sebagai prediktor tingkat minat berwirausaha mahasiswa FE UNP. Tingkat minat berwirausaha mahasiswa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan tingkat kebutuhan akan prestasi, tingkat lokus kendali, dan tingkat efikasi diri mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti kuliah umum, seminar, talkshow, pelatihan motivasi, manajemen waktu, dan kewirausahaan. Di samping itu, dapat juga dilakukan dengan pemodelan.
Geografska lega, klimatske razmere in zgodovinska pripadnost so glavni dejavniki, ki so botrovali k oblikovanju raznolikega sortimenta sort žlahtne vinske trte na območju današnje Slovenije. Sorte ...žlahtne vinske trte (Vitis vinifera L.) je mogoče opisati na več nivojih in z različnimi metodami. Ovrednotenje ali celo okarakterizacija lahko poteka na podlagi morfoloških, morfometričnih, biokemijskih in genetskih značilnosti posamezne sorte. V prispevku smo na podlagi analiz karotenoidnih pigmentov ter DNK analiz z uporabo molekulskih markerjev ugotavljali podobnosti in sorodnost med 17-imi akcesijami žlahtne vinske trte. Namen raziskave je bil odkriti morebitno povezavo med karotenoidnimi profili in meritvami barve sort ter ovrednotenje kemotaksonomskega potenciala dobljenih rezultatov za razlikovanje sort žlahtne vinske trte. Dobljene rezultate smo primerjali z rezultati analiz z metodo mikrosatelitov. V raziskavo smo vključili 17 različnih genskih virov belih sort žlahtne vinske trte, ki so posajene v kolekcijskem vinogradu Biotehniške fakultete (BF), ki obenem služi tudi kot genska banka. Rezultati evalvacije obravnavanih genskih virov belih sort žlahtne vinske trte se tako na biokemijskem kot tudi na genetskem nivoju dopolnjujejo, kar pomeni, da so obravnavane akcesije generalno razdelili v tri večje skupine, znotraj katerih prihaja do manjših odstopanj, kar je verjetno posledica lastnosti posameznih genotipov in vpliva okolja.
This paper describes a series of three randomized controlled case studies comparing the effectiveness of three strategies for communicating new research-based knowledge (Diffusion, Dissemination, ...Translation), to different Assistive Technology (AT) stakeholder groups. Pre and post intervention measures for level of knowledge use (unaware, aware, interested, using) via the LOKUS instrument, assessed the relative effectiveness of the three strategies. The latter two approaches were both more effective than diffusion but also equally effective. The results question the value added by tailoring research findings to specific audiences, and instead supports the critical yet neglected role for relevance in determining knowledge use by stakeholders.