Dalam penelitian ini dibahas model matematis penyebaran penyakit kuning pada tanaman terong dengan protectant. Kami berasumsi bahwa protectant menggunkan ekstrak nabati daun pukul empat dapat ...meningkatkan sistem imun tanaman terong muda. Kami menunjukkan nilai Basic Reproduction Number (BRN) dari transmisi penyakit tanaman. BRN dihitung dari nilai eigen terbesar dari Next generatin Matriks (NGM). Hasilnya menunjukkan bahwa jika , maka titik kesetimbangan endemik stabil, namun jika , maka titik ekuilibrium endemik menjadi tidak stabil. Kami juga membahas pengendalian kontrol optimal dari tanaman terong dan kutu kebul yang terinfeksi dengan mempertimbangkan pengobatan pencegahan menggunakan A.aleyrodhis yang bertujuan untuk mengurangi tanaman dan vektor yang terinfeksi dengan metode Pontrygain.. Hasil kontrol optimal menunjukkan A.aleyrodhis dapat mengurangi jumlah tanaman dan vektor yang terinfeksi dibandingkan tanpa kontrol.
Penelitian ini menjelaskan cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa SMP dan SMA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika ...siswa khususnya pada jenjang SMP dan jenjang SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur (literature study). Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Adapun tahap Berpikir kritis dalam pembelajaran matematika melalui empat tahap yaitu pemberian pertanyaaan, pembagian kelompok, berpikir bersama dan pemaparan jawaban. Kesimpulan penelitian tersebut terbukti dari berbagai hasil-hasil penelitian orang lain yang telah dilakukan sebelumnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika kelas VI A melalui Pembelajaran Matematika Realistik di SDN Cigintung Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan. Subjek ...penelitian ini adalah siswa kelas VI A SDN Cigintung, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 25 siswa. Peningkatan sikap siswa tersebut sejalan dengan peningkatan hasil tes yang diperoleh. Hasil belajar kognitif mengalami peningkatan 26,67% yaitu dari siklus I sebesar 53,33% (12 siswa) menjadi 80% (20 siswa) pada siklus II. Pada siklus II persentase keberhasilannya sudah mencapai ≥ 75% sehingga siklus ini dihentikan. Berdasarkan hasil observasi sikap siswa siklus I, dilihat dari beberapa aspek sikap siswa yang terdiri dari: 1) siswa telah berusaha mengerjakan permasalahan matematika dengan cara sendiri; 2) siswa berusaha menyelesaikan permasalahan matematika sesuai langkah-langkah yang telah dipelajari; 3) siswa berusaha untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti dalam pembelajaran matematika dan 4) siswa berusaha mengaitkan antara konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari diperoleh hasil rata-rata sikap siswa pada mata pelajaran matematika mencapai 58,33% (dari 25 siswa) sedangkan pada siklus II diperoleh hasil rata-rata sebesar 77,5% (dari 25 siswa). Berdasarkan hasil tersebut maka sikap siswa telah dikatakan meningkat dan mencapai indikator keberhasilan yaitu 75% dari 25 siswa telah menunjukkan sikap berusaha untuk berpikir berdasakan lembar observasi yang telah dibuat.
Penggunaan media pembelajaran menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis relevansi pengembangan media pembelajaran matematika. Jenis penelitian yang ...digunakan adalah penelitian kepustakaan atau library research. Sumber dan teknik pengumpulan data berasal dari buku dan artikel ilmiah terkini. Pencarian literatur studi dengan menggunakan kata kunci, subyek dan kutipan sumber-sumber ilmiah. Teknik analisis data dengan analisis content (analisis isi) yang meliputi tahapan editing, organizing, dan finding. Hasil penelitian menunjukan berbagai macam media pembelajaran digunakan dalam proses pembelajaran matematika. Pengembangan media pembelajaran matematika terbukti mampu memotivasi peserta didik untuk belajar lebih aktif dalam rangka pengembangan media pembelajaran matematika untuk memperkuat karakter positif peserta didik dalam memahami konsep matematika dengan memanfatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Siswa dituntut untuk memiliki kemampuan literasi matematis yang baik, akan tetapi kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah matematika masih kurang dikerahkan secara maksimal untuk itu perlu adanya ...kajian lebih dalam terhadap kemampuan siswa secara individual sehingga dapat diuraikan secara terperinci kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Dalam penelitian ini dikaji secara deskriptif kualitatif terkait kemampuan siswa dalam merumuskan situasi masalah (formulate), menerapkan matematika (employing), dan menafsirkan hasil matematika (interpreting). Subjek penelitian ini sebanyak 3 siswa yang diambil dari salah satu SMP yang ada di Bekasi pada tahun ajaran 2021/2022. Instrumen yang digunakan berupa tes soal AKM Numerasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan terdiri dari analisis hasil jawaban, menyajikan data hasil analisis, dan membuat kesimpulan. Hasil artikel ini memberikan gambaran kesulitan-kesulitan siswa dalam kemampuan literasi matematis pada penyelesaian soal AKM Numerasi. Adapun diantaranya siswa tidak mengidentifikasi aspek matematika dalam bacaan, belum mampu menerjemahkan masalah dalam rumusan matematika, belum mampu menerapkan rumus sesuai dengan prosedur, belum mampu melakukan pengukuran panjang, volume, berat serta tidak memberikan penjelasan hasil kesimpulan.
Penelitian ini mempunyai tujuan antara lain untuk (1) mendeskripsikan bagaimana hubungan sintaks belajar Polya dengan aspek HOTS, (2) mendeskripsikan bagaimana hubungan sintaks belajar Polya dengan ...domain HOTS, serta (3) mendeskripsikan bagaimana karakteristik pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah studi literatur dengan memperhatikan makna. Hasil kajian menunjukkan indikator sintaks belajar Polya melahirkan tujuan dari pembelajaran problem solving. Temuan lain menunjukan bahwa indikator sintaks belajar Polya melahirkan setiap domain kognitif pada HOTS. Pencapaian HOTS di jenjang Sekolah Dasar khususnya pada proses pembelajaran matematika dilakukan dengan susunan perencanaan ide, susunan perencanaan yang dimaksud adalah sintaks belajar Polya. Salah satu aspek dari HOTS adalah problem solving. Mata pelajaran matematika di sekolah dasar menuntut peserta didik guna memiliki keterampilan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil kajian, Polya dapat mempermudah pendidik untuk mengetahui tingkatan level ranah kognitif peserta didik, khususnya pada mata pelajaran matematika Sekolah Dasar.
Analisis ini perlu dilakukan agar kita mengetahui sejauh mana siswa mampu berpikir kreatif secara matematis sehingga tidak terkesan monoton dalam belajar. Khususnya dalam pembahasan geometri dan ...pengukuran pada sub bab kesebanguanan. Dengan tujuan memotivasi siswa untuk berpikir matematis dalam kreativitas nyata dan mengetahui kesulitan apa yang mereka hadapi ketika berpikir kreatif matematika. Dalam proses ini kami melakukan penelitian deskriptif dengan melihat hasil sampel atau jawaban responden terhadap pertanyaan terkait geometri. Dengan hasil yang kurang memuaskan karena konsep pembelajaran kurang dari awal pembelajaran.
Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan media belajar matematika yang inovatif di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahut Thulab Brambang, Karangawen. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah ...kurangnya motivasi siswa dalam belajar serta peningkatan hasil belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahut Thulab Brambang Karangawen pada matapelajaran matematika khususnya materi KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar). Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan model ADDIE. Populai yang digunakan adalah siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang, Karangawen. Analisis data menggunakan teknik deskripsi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pengembangkan media pembelajaran melalui powtoon efektif digunakan sebagai media alternatif dalam menyampaikan materi KPK dan FPB. Hasil penerapan media menggambarkan efektifitas media pembelajaran matematika melalui powtoon dengan skor rata-rata kelas naik 45% dari 60,5 menjadi 87,5. Nilai ketuntasan naik dari 45% menjadi 100%.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika materi operasi hitung ...bilangan pecahan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 68 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes tertulis dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis berdasarkan tahapan mentranskrip data, memberi kode, mereduksi data, menyajikan data dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan indikasi siswa yang mengalami kesulitan diantaranya, siswa tidak dapat memahami penjelasan dari guru, saat mengerjakan soal siswa tampak gelisah dan jawaban beberapa siswa yang acak-acakan serta coretan atau tulisan tidak jelas dan tidak terarah, meskipun jawabannya mendekati benar. Dari hasil analisis, disimpulkan kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal materi operasi hitung bilangan pecahan yaitu kesulitan dalam menggunakan konsep, kesulitan dalam menggunakan prinsip dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal. Temuan lainnya, diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) juga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika materi operasi hitung bilangan pecahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan tingkat kecemasan matematis. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ...interaksi antara pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan kecemasan matematis, serta perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimental dengan desain Eksperimen Faktorial Grup 2x3. Populasi dalam penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas XI IIS di SMAK Santu Francis Saverius Ruteng yang berjumlah 193 orang, dengan pengambilan sampel dilakukan secara acak kelas. Sampel penelitian terdiri dari kelas eksperimental, yaitu kelas XI IIS 5 dengan 30 siswa yang menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik, dan kelas kontrol, yaitu kelas XI IIS 6 dengan 33 siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan pemecahan masalah matematika antara kelas eksperimental dan kelas kontrol, (2) kecemasan matematika mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika, (3) terdapat interaksi antara pendekatan PMR dan kecemasan matematika dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah, (4) siswa dengan kecemasan matematika tinggi di kelas eksperimental memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol, dan (5) tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dengan kecemasan matematika tinggi antara kedua kelas.