The Pentecostal mission inherited the way of colonialism in conveying the Good News to humanity. The imposition and universalisation of the doctrine to every tribe, culture, religion, and group is a ...common way to do it. Conversion from other religions and proselytization from other Christian sects become the achievement and measure of the mission's success. This article examines the mission's authentic meaning that can change the paradigm of conversion and proselytization as the mission's success. I used the perspective of hospitality and theopoetics to construct the authentic meaning of the Pentecostal mission. The research method used is constructive theology by Gordon Dester Kaufman. The research result showed that hospitality contributes to the courage to destroy the dividing walls of tribes, races, religions, and groups. Meanwhile, with inspiration, imagination, sensation, and beauty principles, theopoetics can provide space for little voices and encouragement to carry out social transformation.Abstrak. Misi Pentakostal mewarisi cara ekspansi agama dalam menyampaikan Kabar Baik kepada umat manusia. Pemaksaan dan universalisasi doktrin kepada setiap suku, budaya, agama, dan golongan menjadi cara yang lumrah dilakukan. Konversi dari agama lain dan proselitasi dari aliran Kristen yang lain menjadi pencapaian dan ukuran keberhasilan misi. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji makna otentik misi yang dapat mengubah paradigma konversi dan proselitasi sebagai keberhasilan misi. Penulis menggunakan perspektif hospitalitas dan teopoetik dari Gordon Dester Kaufman untuk mengonstruksi makna otentik misi Pentakostal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hospitalitas berkontribusi bagi keberanian menghancurkan tembok pemisah suku, ras, agama, dan golongan. Sementara itu, dengan prinsip inspirasi, imajinasi, sensasi, dan keindahan, teopoetik mampu memberi ruang bagi suara minor dan dorongan untuk melakukan transformasi sosial.
This article examines the concept of the the Social Gospel’ mission as a dialectical effort to find its relevance to the mission of the church today. Through this article the author presents the main ...ideas of the Social Gospel as a critique of the church's mission approach regarding social problems. The method used in this paper is a literature study. Through this study, the result is that Social Gospel theology which emphasizes the preaching of the Kingdom of God makes it against to conservative theology. However, the Social Gospel mission approach can be a critique to the conservative mission approach, so that the mission paradigm can be further expanded, not only paying attention to futuristic personal salvation, but also caring about social salvation today.Abstrak. Artikel ini mengkaji konsep misi Social Gospel sebagai usaha dialektik untuk menemukan relevansinya bagi misi gereja masa kini. Melalui artikel ini penulis mengemukakan gagasan pokok Sosial Gospel sebagai kritik terhadap pendekatan misi gereja terhadap permasalahan sosial. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi literatur. Melalui studi ini diperoleh hasil bahwa teologi Social Gospel yang menekankan pada pemberitaan Kerajaan Allah membuatnya berseberangan dengan teologi konservatif. Meski demikian, pendekatan misi Social Gospel dapat menjadi kritik bagi pendekatan misi konservatif, sehingga paradigma misi dapat semakin diperluas, tidak hanya memperhatikan keselamatan pribadi yang futuristik, namun juga perduli terhadap keselamatan sosial pada masa kini.
Abstrak: Desain Pembelajaran Gamifikasi adalah sebuah desain pembelajaran yang dibuat menggunakan prinsip-prinsip game. Prinsip-prinsip game tersebut antara lain, Misi, Tantangan, Level, Poin, ...Lencana Bintang, dan Leadboard. Desain pembelajaran ini dikembangkan dalam mata pelajaran Sosiologi pada pokok bahasan Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat. Tujuan dari pengembangan desain pembelajaran ini untuk menciptakan proses pembelajaran sosiologi yang aktif dan menyenangkan. Penerapan prinsip-prinsip game dalam pembelajaran ini dirasa dapat menjadi solusi dari adanya permasalahan bahwa proses pembelajaran sosiologi terlalu membosankan dan tidak menarik.. Metode penelitian ini menggunakan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Dalam penerepanya desain pembelajaran menggunakan prinsip gamifikasi pada mata pelajaran sosiologi layak di gunakan dalam pembelajaran. Dalam uji coba kelompok besar desain pembelajaran menggunakan prinsip gamifikasi pada mata pelajaran sosiologi dinyarakan valid dan layak digunakan. Desain pembelajaran menggunakan prinsip gamifikasi pada mata pelajaran sosiologi merupakan salah satu solusi untuk menciptakan pembelajaran sosiologi yang aktif dan menyenangkan. Oleh karena itu, desain pembelajaran menggunakan prinsip gamifikasi pada mata pelajaran sosiologi ini memiliki potensi menjadi pedoman guru dalam melakukan proses pembelajaran. Abstract: Gamification Learning Design is a learning design that is created using the principles of the game. The principles of the game include Mission, Challenge, Level, Points, Star Badges, and Leaderboard. This learning design was developed in the subject of Sociology on the subject of the Variety of Social Symptoms in Society. The purpose of developing this learning design is to create an active and fun sociology learning process. The application of game principles in learning is felt to be a solution to the problem that the sociology learning process is too boring and unattractive. Besides, the learning design is designed so that students can interact directly in the scope of the classroom and school environment so that students get direct social experience. This research method uses ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). In the adoption of learning design using the principle of gamification in sociology, subjects are appropriate for use in learning. In testing large groups of learning designs using the principle of gamification in sociology subjects are said to be valid and feasible to use. Learning design using the principle of gamification in sociology subjects is one of the solutions for creating active and fun sociology learning. Therefore, the learning design using the principle of gamification in these sociology subjects has the potential to guide teachers in conducting the learning process.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program supervisi manajerial menyusun visi misi lembaga Taman kanak-Kanak (TK) dengan metode Delphi. Jenis penelitian yang dipergunakan ...adalah penelitian deskritif menggunakan metode Delphi dimana proses pengumpulan datanya memungkinkan objek dan subjek penelitian dalam hal tim penyusun visi misi menghasilkan konsensus yang paling reliabel atas produk visi misi. pelaksanaan supervisi manajerial melalui penyusunan visi misi TK dilaksanakan di TK Nurul Amanah Cianjur. Dari hasil penelitian didapatkan pada pelaksanaan pembuatan visi misi mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter : religius, nasionalis, mandiri, dan gotong royong pada visi misi yang telah berhasil dibuat. Hasil yang diperoleh adalah tersusunya visi. misi TK Nurul Amanah yaitu “ Menjadi Lembaga PAUD yang “KAMU BISA“ (Kreatif – Aktif – Mandiri – Unggul – Berguna – Inovatif – Smart – berAkhlaq mulia).
AbstractThe idea of a hospitable mission is examined in this essay according to Amos Yong. He contends that the Incarnation and Pentecost, two significant events, are examples of how God’s kindness ...is displayed (Acts 2). God welcomes and embraces creation through the event of the Incarnation, whereas God lends Godself to creation through the event of Pentecost. The Pentecostal event is where the church’s ministry of hospitality began. The early Church experienced the new and ongoing presence of Jesus, and the Holy Spirit was instrumental in giving believers certainty of this presence. The hospitable theology of the Church’s mission, whose starting point came from the event of Christ’s Creative Transformation, is reconstructed using John B. Cobb, Jr.’s concept of Christ as Creative Transformation as a lens.
AbstrakArtikel ini mengkaji konsep misi yang ramah menurut pendapat Amos Yong. Ia berpendapat bahwa hospitalitas Allah diwujudkan dalam dua peristiwa penting yaitu peristiwa Inkarnasi dan Pentakosta (Kis. 2). Melalui peristiwa Inkarnasi Allah menyambut/merengkuh ciptaan, sedangkan melalui peristiwa Pentakosta Allah memberikan diri-Nya kepada ciptaan. Misi Gereja yang ramah memiliki titik permulaannya pada peristiwa Pentakosta. Roh Kudus berfungsi untuk memberikan kepastian akan kehadiran Yesus secara baru dan terus menerus yang mewujud dalam kehidupan Gereja mula-mula. Konsep Kristus sebagai transformasi kreatif (Christ as Creative Transformation) dari John B. Cobb, Jr digunakan sebagai lensa untuk merekonstruksi teologi misi Gereja yang ramah yang titik permulaannya bermuasal dari peristiwa Pentakosta.
The former mission paradigm often displays an arrogant, triumphalistic and imperialist face. Such missions often trigger disharmony in a society characterized by religious pluralism. Therefore, this ...paper intended to propose a new paradigm in missions by starting from the text Matthew 5:13-16 as a mission text, and not from the text Matthew 28:18-20 which is usually used as a paradigmatic text in missions. The method used in this study was context and literary analysis of Matthew 5:13-16. The result is that the mission should aim public glory for God, and not for the main aim of increasing the number of the religion adherent, through living production that is able to salt and light the public space.Abstrak. Paradigma misi lama seringkali menampilkan wajah yang arogan, triumfalistik, dan imperialis. Misi yang demikian sering kali memantik ketidakharmonisan dalam masyarakat dengan ciri kemajemukan agama. Oleh karena itu, tulisan ini bermaksud untuk mengusulkan paradigma baru dalam misi dengan berangkat dari teks Matius 5:13-16 sebagai teks misi, dan bukan dari teks Matius 28:18-20 yang biasanya dijadikan sebagai teks paradigmatik dalam misi. Metode yang digunakan dalam kanjian ini adalah analisis konteks dan literer Matius 5:13-16. Hasilnya, bahwa misi sudah seharusnya bertujuan untuk menghasilkan kemuliaan bagi Allah, dan bukan untuk tujuan utama menambah jumlah pengikut, melalui karya hidup yang mampu menggarami dan menerangi ruang publik.
Artikel ini bertujuan untuk mengungkap tentang peran kepala madrasah dalam hal komunikasi yang efektif dalam rangka mewujudkan Madrasah efektif di MTs Sabilul Muttaqin Jepang Mejobo Kudus. ...Efektivitas madrasah merupakan keberhasilan madrasah sebagaimana cita-cita lembaga pendidikan, akan tetapi terkadang madrasah tidak mampu mewujudkannya diantaranya disebabkan komunikasi kepala madrasah yang kurang maksimal, sementara komunikasi kepala madrasah merupakan keterampilan yang harus dimiliki kepala madrasah dalam rangka mencapai tujuan madrasah. Komunikasi yang efektif akan mampu menggerakkan sumber daya yang dimiliki sekolah, lebih-lebih sumber daya manusia madrasah yaitu para dewan guru, staf madrasah, komite madrasah, wali murid serta stake holder lainnya.
This study aimed to articulate an integral mission for marginalized communities. So far, The Great Commission has mostly been understood as a command to preach the gospel verbally for the purpose of ...converting other believers. Meanwhile, marginalized communities need a Gospel message that liberates them from all kinds of oppression. Therefore, a new perspective on mission is needed that can answer these needs. This study used a qualitative approach by starting from the text analysis of Matthew 9:35-36. The result of the analysis of the text showed that Jesus' mission was an integral one. The mission originated from a compassioned hearth and intended to answer every aspect of human needs.Abstrak. Kajian ini bertujuan untuk mengartikulasikan misi integral bagi masyarakat marginal. Selama ini Amanat Agung lebih banyak dipahami sebagai perintah untuk melakukan pemberitaan Injil secara verbal demi tujuan konversi pengantut agama lainnya. Sementara itu, masyarakat marginal membutuhkan berita Injil yang membebaskan mereka dari segala macam penindasan. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara pandang baru tentang misi yang dapat menjawab kebutuhan tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan berangkat dari analisis teks Matius 9:35-36. Hasil dari analisis terhadap teks tersebut menunjukkan bahwa misi yang dilakukan Yesus adalah misi yang bersifat integral. Misi tersebut berangkat dari perasaan belas kasihan dan bermaksud untuk menjawab setiap aspek kebutuhan manusia.
The authors place the focus of this study on the reconstruction of the strategy of the Church's missionary work by involving the active role of Catholics in the era of the industrial revolution 4.0. ...The so fast changing times require the Church to be able to see, interpret, evaluate and strengthen the basis of the Church's mission in the light of the faith, hope and love of Jesus Christ by involving all Catholic people. The method used in this study is a literature study in the perspective of Pope Benedict XVI's messages. Through this study, it is understood that in the midst of this sophisticated and modern industrial era, the missionary work of the Church must still place love as the basis of its mission, while at the same time following the currents of modernity. The mission of the Church is a call to work for all believers to fulfill the Great Commission of Jesus Christ.Abstrak. Penulis meletakkan fokus studi ini pada rekonstruksi strategi karya misi Gereja dengan melibatkan peran aktif umat Katolik di era revolusi industri 4.0. Perubahan zaman yang begitu cepat menuntut Gereja untuk mampu melihat, memaknai, mengevaluasi serta memperkokoh dasar karya misi Gereja dalam terang iman, harapan dan kasih Yesus Kristus dengan melibatkan seluruh umat. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah studi pustaka dalam perspektif pesan-pesan Paus Benediktus XVI. Melalui kajian ini diperoleh pemahaman bahwa di tengah era industri yang canggih dan modern ini, karya misi Gereja harus tetap menempatkan kasih sebagai dasar misinya, dengan sekaligus mengikuti arus modernitas. Misi Gereja adalah merupakan panggilan untuk berkarya bagi seluruh umat dalam rangka memenuhi Amanat Agung Yesus Kristus.
Church growth can be achieved through church’s member migration, biological growth, and also evangelistic missions. For certain churches, evangelistic missions are not only one way to increase the ...number of congregations, but are seen as part of the fulfillment of the Great Commission. The purpose of this study was to describe the role of missionary evangelism in church growth. The research method used is a qualitative method with a descriptive approach. Through this research, it was obtained that the mission of evangelism is an effective means of increasing church growth. The mission of evangelism could be carried out with various strategies that are appropriate to the characteristics of the community around the church to be able to deliver the gospel effectively.Abstract. Pertumbuhan gereja dapat dicapai melalui perpindahan jemaat, pertambahan secara biologis, maupun misi penginjilan. Bagi gereja tertentu misi penginjilan bukan hanya sebagai salah satu cara untuk menambah jumlah jemaat, namun dipandang sebagai bagian penemuhan Amanat Agung. Tujuan penelitian ini untuk memberikan gambaran peranan misi penginjilan terhadap pertumbuhan gereja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Melalui penelitian ini diperoleh gambaran bahawa misi penginjilan adalah sarana yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan gereja. Misi penginjilan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai strategi yang sesuai dengan karakteristik masyarakat di sekitar gereja untuk dapat menyeberangkan Injil secara efektif.