Akademska digitalna zbirka SLovenije - logo
E-viri
Recenzirano Odprti dostop
  • Efektivitas Dexmedetomidine...
    Yuliana Yuliana; Rose Mafiana; Agustina Br. Haloho; Theodorus Theodorus

    Jurnal Anestesi Perioperatif, 12/2019, Letnik: 7, Številka: 3
    Journal Article

    Respons stres adalah perubahan hormon dan metabolik yang terjadi setelah trauma seperti pembedahan, salah satunya terjadi peningkatan kadar kortisol. Dexmedetomidine dapat menurunkan respons stres dengan menghambat sintesis kortisol. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek dexmedetomidine terhadap kadar kortisol pada pasien yang menjalani operasi ginekologi dalam anestesi umum yang dilakukan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dari Januari–Maret 2018. Jumlah sampel 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok dexmedetomidine dan kelompok plasebo. Kelompok dexmedetomidine mendapatkan dosis dexmedetomidine awal 1 µg/kgBB selama 10 menit dilanjutkan 0,5 µg/kgBB/jam, 20 menit sebelum induksi. Pada kelompok plasebo menggunakan NaCl 0,9%. Induksi menggunakan propofol, fentanil 2 µg/kgBB, dan atrakurium 0,5 µg/kgBB serta pemeliharaan menggunakan sevofluran 3% dalam O2 dan N2O 50%:50%. Kemudian 1 jam pascaekstubasi diambil sampel darah kembali untuk pemeriksaan kadar kortisol. Hasil penelitian pada kedua kelompok terjadi peningkatan kadar kortisol saat 1 jam pascaekstubasi dibanding dengan awal (9,638±7,082 µg/dL menjadi 14,503±7,082 µg/dL pada kelompok dexmedetomidine dan 10,276±3,166 µg/dL menjadi 19,99±6,273 µg/dL pada kelompok placebo). Namun, kadar kortisol signifikan lebih tinggi pada kelompok plasebo. Simpulan, pada kedua kelompok terjadi peningkatan kadar kortisol dibanding dengan nilai awal, tetapi kadar lebih rendah pada kelompok dexmedetomidine.