Matius P, Tjwa SJM, Raharja M, Sapruddin, Noor S, Ruslim Y. 2018. Plant diversity in traditional fruit gardens (munaans) of Benuaq and Tunjung Dayaks tribes of West Kutai, East Kalimantan, Indonesia. ...Biodiversitas 19: 1280-1288. Munaans are traditional fruit gardens of the Benuaq and Tunjung Dayaks tribes of West Kutai, East Kalimantan, Indonesia. This research was conducted in Mencimai, a Benuaq Dayak’s village and Sekolaq Darat, a Tunjung Dayak’ village. A 1.0 ha plot of old munaan lou (lembo lamin) in Mencimai Village was used as representative study site for Benuaq ethnic traditional fruit garden and 1.0 ha plot of old munaan luuq (lembo lamin) in Sekolaq Darat Village as the study site representing Tunjung ethnic fruit gardens. Index of diversity was calculated by using Shannon-Wiener (H') formulae and evenness by using Pielou. Species richness in munaan lou of Mencimai was 174 and munaan luuq of Sekolaq Darat was 165, which consisted of trees and understorey plants such as tree saplings, seedlings, shrubs, herbs, bamboos, lianas, and rattans. Diversity indices (H’) for all stage of plants within both munaan lou of Mencimai and munaan luuq of Sekolaq Darat were 4.45 and 4.21 with the evenness (E) were 0.86 and 0.82 respectively. The common species of fruit trees found in munaan lou of Mencimai were Lansium domesticum, Durio zibethinus, Nephelium sp., Artocarpus integer, Nephelium lappaceum, Baccaurea macrocarpa, and Baccaurea edulis. Meanwhile, D. zibethinus, L. domesticum, Artocarpus anisophyllus, A. integer, Nephelium uncinatum, and B. macrocarpa were the common fruit species in munaan luuq of Sekolaq Darat. The munaans serve many functions in the local context, and the local communities mainly use them as sources of fruits, wood, medicinal plants, tools, and legality of land tenure.
Pembelajaran matematika kelas III di SD 3 Karangbener memiliki sejumlah kesulitan belajar yang perlu diidentifikasi dan diatasi. Penelitian ini tujuannya untuk menganalisis kesulitan belajar dalam ...pembelajaran matematika pada tingkat tersebut. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif yang terdiri dari observasi kelas, wawancara dengan guru, dan analisis dokumen terkait kurikulum dan materi ajar. Hasil penelitian menunjukkan beberapa permasalahan. Pertama, proses pemahaman pada soal cerita cukup lama dan dapat mengenal rumus namun tidak bisa menerapkan pada soal.. Kedua, mengalami kebingungan disebabkan soal cerita yang rumit, sulit untuk dipahami, dan minat untuk mengerjakan soal yang diberikan guru menurun karena terlalu banyak bacaan yang ada. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa siswa mudah merasa cepat bosan ketika melihat cerita yang bacaannya panjang dan berbelit-belit. Terlebih lagi jika terdapat keraguan dalam menjawab soal matematika. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menyesuaikan model pembelajaran dan materi ajar agar lebih relevan dengan kebutuhan siswa. Dalam rangka mengatasi kesulitan belajar tersebut, penelitian ini merekomendasikan implementasi strategi pembelajaran yang lebih interaktif. partisipatif, bahan ajar yang lebih bervariasi, serta evaluasi dan penyesuaian terus-menerus terhadap kurikulum yang digunakan. Upaya kolaboratif antara guru dan orang tua, juga dianggap penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SD 3 Karangbener