Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh alkalisasi dengan menggunakan tiga senyawa kimia terhadap lemak kakao. Alkalisasi menggunakan senyawa kimia Na2CO3, K2CO3 dan Ca(OH)2 ...dengan konsentrasi masing-masingnya 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dan 2,5%. Alkalisasi dan ukuran partikel adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengolahan untuk menghasilkan cokelat berkualitas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Data selanjutnya diuji menggunakan Least Significant Difference pada tingkat signifikansi 5% untuk menemukan karakteristik terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi antara jenis bahan kimia dengan konsentrasinya terhadap rendemen minyak kakao, pH, dan analisis warna. Kombinasi perlakuan yang menghasilkan rendemen tertinggi adalah penambahan alkali Na2CO3 pada konsentrasi 2,5% dengan suhu 80oC dengan rendemen 35,33 %.
With the rapid development of ICT technology, a platform business is exerting a dominant influence in various fields. This type of a business has a great ripple effect in that it creates value by ...engaging and connecting various market actors such as producers, suppliers, and business partners to the platform ecosystem, rather than directly selling independent products or services. In this vein, the current study introduces the emergence and growth process of Kakao, which has a monopolistic dominance in the Korean mobile messenger market, as an example of a platform business. This company started to be distributed to Korean consumers in 2010 and is currently exercising its market influence in various fields such as commerce, entertainment, finance, and transportation, and more growth is expected in the future. Based on the case investigation, the background of Kakao’s success can be interpreted with a combination of various reasons, such as Korea’s developed ICT environment, a large game users’ population, quick service launch, the strategy to utilize the founder’s previous work experience, and service development geared towards Korean consumers.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari januari sampai April 2022, lokasi penelitian bertempat di desa kerayaan bual-bual kecamatan sangkulirang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ...pengaruh pemberian berbagai macam media tanam terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L). Penelitian dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) non factorial yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Adapun perlakuan terdiri dari K0= tanpa perlakuan, K1= media tanam bokasi, K2= media tanam kotoran ayam, K3= media tanam kotoran sapi dan K4= media tanam kotoran kambing. Semua hasil perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang pada umur 20 HST, 40 HST, 60 HST dan 80 HST. Adapun media tanam yang cocok untuk pertumbuhan bibit kakao adalah media tanam kotoran ayam
We show that psychological well-being in adulthood varies with circumstance in early life. Combining a time series of real producer prices of cocoa with a nationally representative household survey ...in Ghana, we find that a one standard deviation rise in the cocoa price in early life decreases the likelihood of severe mental distress in adulthood by 3 percentage points (half the mean prevalence) for cohorts born in cocoa-producing regions relative to those born in other regions. Impacts on related personality traits are consistent with this result. Maternal nutrition, reinforcing childhood investments, and adult circumstance are likely operative channels of impact.
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang terus mendapat perhatian untuk dikembangkan. Salah satu daerah di Sumatera Barat yang terbilang sebagai sentral ...perkebunan kakao adalah Nagari Gunung Rajo, Kabupaten Tanah Datar. Namun dalam pembudidayaan seringkali mendapat permasalahan seperti yang dihadapi kelompok Tani Sawah Payo dalam memproduksi biji kakao yaitu pohon kakao yang telah menua dan rusak akibat serangan hama penyakit. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya usaha intensifikasi yang dapat mengurangi serangan hama dan penyakit sehingga produksi dari kakao tersebut terus meningkat. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan kelompok tani ini adalah memberikan pengetahuan tentang teknik dan proses pemangkasan tanaman budidaya kakao yang baik dan benar sesuai dengan prosedur budidaya yang seharusnya agar dapat meningkatkan hasil produktivitas dari tanaman tersebut. Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah metode pendekatan secara langsung dan tidak langsung. Metode pendekatan secara langsung dengan melakukan wawancara terhadap masyarakat Nagari Gunung Rajo serta dengan mengadakan sosialisasi dan demonstrasi langsung di lapangan. Metode secara tidak langsung yang dilakukan adalah observasi. Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan guna mengetahui kebiasaan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pemberdayaan adalah masyarakat khususnya kelompok tani Sawah Payo memiliki pengetahuan yang lebih terhadap cara budidaya tanaman kakao yang baik dan benar, mengetahui kapan waktu yang tepat untuk dilakukan pemangkasan serta jenis pemangkasan seperti apa yang diperlukan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dari kakao itu sendiri. Kegiatan ini sangat membantu masyarakat dalam mengatasi setiap permasalahan yang ditemukan dalam budidaya tanaman kakao tersebut.
Kabupaten Luwu Utara salah satu daerah di Sulawesi Selatan penghasil kakao. Secara nasional pemerintah memasukkan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan. Berbagai program baik dinisiasi oleh ...pemerintah maupun kerjasama pemerintah, swasta dan komunitas masyarakat sebagai upaya meningkatkan kualitas dan produktifitas kakao salah satunya yakni program Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (S-Fital). Tujuan program S-FITAL untuk menjadikan perkebunan kakao yang maju dan mendorong petani-petani mampu mengelolah lahan pertanian secara berkelanjutan sehingga mampu bersaing di pasar global. Penelitian bertujuan menghasilkan: (1) Deskripsi karakteristrik individu petani, peran pendamping program, proses komunikasi dan tingkat keberhasilan program S-FITAL. (2) Analisis hubungan karaktersistik individu petani, peran pendamping program dan proses komunikasi terhadap tingkat keberhasilan program S-FITAL. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sabbang menggunakan metode survei. Lokasi dipilih secara purposive (sengaja) didasarkan atas pertimbangan daerah sentra pertanian kakao pelaksana program S-FITAL Tahun 2021. Penelitian dilaksanakan bulan November sampai Desember 2022. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik sensus yaitu menggunakan semua populasi berjumlah 21 menjadi sampel penelitian. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasional melalui uji rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil uji korelasi menggunakan rank spearman terdapat hubungan nyata peubah karakteristik individu, peran pendamping program dan proses komunikasi terhadap tingkat keberhasilan program. Hal ini bermakna tingkat keberhasilan program di level petani penerima program S-Fital ditentukan oleh karakteristik individu responden, peran pendamping program dan proses komunikasi pendamping dengan petani responden.
ABSTRAK Hubungan atribut mutu biji kakao fermentasi dengan Standar Nasional Indonesia serta tahapan dan prioritas pengolahannya perlu dituangkan dalam suatu matriks. Penelitian ini bertujuan untuk ...mendeskripsikan hubungan atribut mutu biji kakao fermentasi yang dipersyaratkan SNI 2323-2008 dan tahapan pengolahannya dengan metode Quality Function Deployment (QFD), sehingga menghasilkan urutan prioritas tahapan pemrosesan. Penelitian ini terdiri dari 5 langkah, yaitu menyusun atribut kualitas, menyusun atribut proses produksi, menghubungkan atribut kualitas dan atribut tahapan pengolahan, menghubungkan tahapan pengolahan, serta menghitung dan memilah tahapan prioritas pengolahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwahubungan yang sangat kuat terdapat pada atribut mutu pengotor memiliki nilai hubungan sebesar 3,8 dengan proses pengeringan biji kakao, kadar biji berjamur memiliki nilai hubungan sebesar 3,8 dengan penyimpanan biji kakao, kadar air memiliki nilai hubungan sebesar 3,6 dengan penyimpanan dan 4 dengan pengeringan biji kakao, serangga hidup memiliki nilai hubungan sebesar 3,8 dengan penyimpanan dan 3,6 dengan kemasan biji kakao. Hubungan yang erat antara pengolahan biji kakao ditunjukkan pada proses pengeringan memiliki nilai 3 dengan fermentasi biji kakao, biji kakao kering kemasan memiliki nilai 2,8 dengan pengeringan dan memiliki nilai2,6 dengan sortasi biji kakao kering, kakao penyimpanan biji memiliki nilai hubungan 2,8 dengan pengeringan, dan memiliki nilai hubungan 2,6 dengan pemilahan biji kering dan memiliki nilai hubungan 3 dengan kemasan. Kata kunci : Biji Kakao; Fermentasi; Pascapanen; Prioritas; Pengolahan ABSTRACT The relationship of the quality attributes of fermented cocoa beans in the Indonesian National Standard and its processing steps and priorities needs to be spelled out in a matrix. This study aims to describe the relationship between the quality attributes of fermented cocoa beans required by SNI 2323-2008 and the processing stages using the Quality Function Deployment (QFD) method, to produce a priority sequence of processing stages. This research consists of 5 steps, including arranging quality attributes, arranging the attributes of the production process, connecting quality attributes and processing step attributes, connecting the processing steps, and calculating and sorting the priority stages of processing. The results shown that a very strong relationship is in the attributes of the quality of impurities has a relationship value of 3.8 with the drying process of cocoa beans, moldy seed content has a relationship value of 3.8 with the storage of cocoa beans, water content has a relationship value of 3.6 with storage and 4 with drying cocoa beans, live insects have a relationship value of 3.8 with storage and by 3.6 with the packaging of cocoa beans. A strong relationship between cocoa bean processing is shown in the drying process has a value of 3 with the fermentation of cocoa beans, dried cocoa bean packaging has a value of 2.8 with drying and has a value of 2.6 with a sortation of dried cocoa beans, cocoa bean storage has a relationship value of 2.8 with drying, and has a relationship value of 2.6 with dry seed sortation and has a relationship value of 3 with packaging. The results of the priority sequence analysis of the processing stages showed that cocoa bean storage had anaverage contribution value of 0.130, drying cocoa beans had an average contribution value of 0.120, and packaging had an average contribution value of 0.112, soo that the strategy to fulfill SNI for cocoa bean fermentation can be optimal by using the QFD matrix Keywords : Cocoa Beans; Fermentation; Postharvest; Processing; Priority
Kabupaten Pasaman merupakan daerah penghasil kakao (Theobroma cacao) terbesar di Sumatera Barat mulai dari tahun 2017. Produksi kakao di Sumatera Barat mencapai 66.917 ton dengan luas tanam 145.735 ...hektare. Berdasarkan hal tersebut, daerah Kabupaten Pasaman memimpin dengan jumlah produksi sebanyak 17.558 ton dari luas tanam 26.273 hektare. Hasil produksi kakao di Kabupaten Pasaman saat sekarang ini sedang mengalami ketidakstabilan dan kualitas uji kakao yang dihasilkan kurag baik. Penurunan kualitas biji kakao yang di produksi bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah rangkaian proses produksi yang dilalui untuk proses pemecahan masih manual. Selain permasalahan kualitas biji kakao, pemasaran juga membutuhkan perhatian khusus. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, dibutuhkan suatu usaha dan teknologi yang mampu meningkatkan hasil produksi kakao, sehingga kondisi ekonomi masyarakat khususnya petani kakao dapat meningkat. Kegiatan yang diusulkan berupa pemberian bantuan alat pertanian serta, penyuluhan tentang pentingnya pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan biji kakao. Proses pembinaan dilakukan bersama kelompok tani kakao Kabupaten Pasaman dan akan dilakukan pendataan serta pengontrolan. Data yang didapatkan akan digunakan oleh pihak pemerintahan Kabupaten Pasaman serta peneliti di Universitas Andalas dalam mengambil tindakan. Manfaat dari kegiatan ini adalah membantu pelaku usaha, khususnya petani kakao dalam meningkatkan kualitas produksi kakao yang dihasilkan dan meningkatkan jumlah penjualan biji kakao di Kabupaten Pasaman.