This research aimed to produce a study of students' mathematical concept understanding abilities in classes with Realistic Mathematics Education (RME) model learning and classes that did not receive ...RME model learning. This research was a quantitative method of quasi experiment model designed in the form of non-equivalent control group design involving two research classes determined using purposive sampling technique. The instrument used was a test of students' mathematical concept understanding ability in the form of description questions. The data analysis technique in this study used an independent sample t-test and N-gain score. The results of the analysis showed that students' mathematical concept understanding ability in the class that received RME model learning was better than that of those who did not receive RME model learning. The increase in students' mathematical concept understanding ability in the class with RME model learning was in a low category with an average gain score of 0.025. The low increase is due to the limited learning time at school during the adaptation period of new habits, so that learning with the RME model does not run effectively.
Tujuan penelitian adalah menghasilkan kajian tentang kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sesuai tahapan Newman dan upaya mengurangi kesalahan tersebut dengan pemberian ...scaffolding. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII4 SMPN 1 Mollo Utara sebanyak 19 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan teknik observasi, tes serta wawancara. Teknik analisis data mengikuti model Miles dan Huberman dengan uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita berdasarkan tahapan Newman adalah kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses dan kesalahan notasi yang masing-masing dilakukan oleh 47,37%; 5,7%, 26,31% dan 21,05% siswa. Bentuk kesalahan yang sama sekali tidak dilakukan siswa adalah kesalahan membaca. Strategi scaffolding yang diterapkan guru kepada siswa untuk mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut adalah strategi explaining dan reviewing pada jenis kesalahan memahami, transformasi dan notasi serta strategi explaining, reviewing, restructuring pada jenis kesalahan keterampilan proses. Pemberian scaffolding berupa bantuan guru yang bersifat menjelaskan, meninjau dan merestrukturisasi sebagai respon terhadap kesalahan siswa dapat mendorong sebagian besar siswa tidak lagi melakukan kesalahan sedangkan beberapa siswa masih keliru ketika menyelesaikan soal setelah diberikan scaffolding namun tingkat kesalahannya lebih rendah dari pada sebelumnya.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku ajar teori graf yang valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis mahasiswadalam pembelajaran teori graf ...pada matakuliah matematika diskrit.Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan dengan desain pengembangan mengikuti model Plomp yang terdiri dari lima tahapan berupa (1) investigasi awal, (2) desain, (3) realisasi/konstruksi, (4) tes, evaluasi dan revisi, (5) implementasi. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah matematika diskrit, tahun akademik 2018/2019 program studi pendidikan Matematika STKIP Soe sebanyak dua kelas.Teknik pengumpulan data penelitian berupa observasi, tes dan angket.Produk berupa buku ajar teori graf yang dikembangkan diuji validitasnya berdasarkan hasil penilaian dari tim ahli sebagai validator. Kepraktisan produk diuji menggunakan analisis angketrespon mahasiswa dan dosen. Uji keefektifan buku ajar dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis dilakukan melalui penelitian quasi eksperimen dengan teknik analisis menggunakan uji t sampel independen dan skor gain normalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku ajar teori graf yang dikembangkan valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis mahasiswa.
Kata Kunci: buku ajar, matematika diskrit, representasi matematis, teori graf
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis jenis kesulitan dan faktor-faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam menyusun proposal penelitian pendidikan matematika. Jenis penelitian ini adalah ...deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika STKIP Soe yang mengambil matakuliah seminar proposal sejumlah 21 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data mengikuti model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis kesulitan mahasiswa dalam menyusun proposal penelitian pendidikan matematika adalah kesulitan dalam menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan ilmiah, membuat latar belakang masalah, mencari literatur/bahan pustaka, mengkaji keterkaitan teori yang digunakan menentukan metodologi penelitian serta membagi waktu kuliah dengan penyusunan proposal penelitian. Faktor-faktor penyebab kesulitan tersebut berupa faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi masih rendahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami setiap konten dalam proposal penelitian, masih terdapat mahasiswa yang belum memiliki komputer atau laptop sendiri serta beberapa mahasiswa kurang termotivasi dalam menyelesaikan proposal penelitiannya. Faktor eksternal meliputi terdapat mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan sosial maupun kerohanian di lingkungan rumahnya, mahasiswa yang sudah berkeluarga sulit berkonsentrasi karena gangguan dari keluarganya serta kesibukan mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai tugas di rumah karena tinggal bersama pengampuh/orang tua wali.
Students’ ability to mathematical literacy is very important in their math learning process. Less ability of mathematical literacy as students’ way of thinking, argumentation and creating is no ...improvement so they face difficulties in solving math problems in their learning process related to real life. The analysis of the result from students of SMP Kristen 1 Mollo Selatan shows that they are still a low inability of mathematical literacy. The effect is questions used as exercise are common questions and not related to real life. To solve this problem, the researcher implemented Problem Based Learning (PBL) as a teaching literacy to improve students’ mathematical literacy abilities. This study will compare two classes in which one of them treated with PBL one of the other ones was not treated with PBL. A quasi-experiment quantitative method that used in this study with nonequivalent control group design. Two classes were selected as the sample by using simple random sampling. An essay test related to students’ mathematical literacy ability was used as the instrument to collect the data. The analysis technique in this study was an independent sample t-test to the result showed that the class which was treated used the PBL method was better than the class which was not treated used the PBL method. Students’ mathematical literacy ability in the PBL class was significantly proved in the high category with the score gain 0,8.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dalam pemecahan masalah pada mata kuliah persamaan diferensial. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus STKIP ...Soe pada semester genap tahun akademik 2016/2017 dengan subjek penelitian sebanyak 15 mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya melalui observasi, analisis hasil kerja dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Miles and Huberman dengan uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan dengan observasi, analisis hasil kerja mahasiswa dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan mahasiswa pada tahap pertama meliputi kesalahan fakta 7%, kesalahan konsep 13.33%, kesalahan dan operasi 7%. Kesalahan tahap kedua yaitu kesalahan fakta 13.33%, kesalahan konsep 13.33% dan juga operasi 13.33%. Kesalahan tahap ketiga adalah kesalahan fakta 12.22, kesalahan konsep 50.56%, kesalahan prinsip 16.67% dan kesalahan operasi 15% serta seluruh mahasiswa melakukan kesalahan tahap empat karena tidak melakukan pengecekan kembali dalam tahapan pemecahan masalah. Solusi yang ditawarkan yaitu mahasiswa harus dibiasakan untuk lebih teliti dalam menyelesaikan soal sesuai tahapan pemecahan masalah khususnya pengecekan kembali serta memperdalam kemampuan dasar turunan dan integralnya..Kata Kunci: analisis kesalahan, pemecahan masalah, persamaan diferensial.
The purpose of this is research was to know of errors made by student in solving problems in the course of differential equations. This research was conducted at STKIP Soe Campus in the even semester of academic year 2016/2017 with subjects in this research as many as 15 students. this type of research is qualitative descriptive with the technique of collecting data through observation, analysis of work result and interview. The data analysis technique is Miles and Huberman analysis technique with validity test data by triangulation technique. Triangulation technique is done by observation, analysis of student work and interview. The results of this study is the mistakes made by students in the first stage includes 7% fact errors, 13.33% concept error, 7% error and operation. The second phase error is 13.33% error fact, 13.33% concept error and 13.33% operation. The third stage error is fact errors 12.22, concept error 50.56%, 16.67% principle errors and 15% operation errors and all students make a four stage error for not checking again in the troubleshooting stages. The solution offered is that students begin to be familiarized to solve the problem in accordance with the stages of problem solving, especially the re-checking and the students must deepen their basic and integral abilities. In addition, students must be more thorough in solving the problem so that mistakes that need not be done can be minimized.Keywords: error analysis, differential equations, problem solving.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dalam pemecahan masalah pada mata kuliah persamaan diferensial. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus STKIP ...Soe pada semester genap tahun akademik 2016/2017 dengan subjek penelitian sebanyak 15 mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya melalui observasi, analisis hasil kerja dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Miles and Huberman dengan uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan dengan observasi, analisis hasil kerja mahasiswa dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan mahasiswa pada tahap pertama meliputi kesalahan fakta 7%, kesalahan konsep 13.33%, kesalahan dan operasi 7%. Kesalahan tahap kedua yaitu kesalahan fakta 13.33%, kesalahan konsep 13.33% dan juga operasi 13.33%. Kesalahan tahap ketiga adalah kesalahan fakta 12.22, kesalahan konsep 50.56%, kesalahan prinsip 16.67% dan kesalahan operasi 15% serta seluruh mahasiswa melakukan kesalahan tahap empat karena tidak melakukan pengecekan kembali dalam tahapan pemecahan masalah. Solusi yang ditawarkan yaitu mahasiswa harus dibiasakan untuk lebih teliti dalam menyelesaikan soal sesuai tahapan pemecahan masalah khususnya pengecekan kembali serta memperdalam kemampuan dasar turunan dan integralnya.. Kata Kunci: analisis kesalahan, pemecahan masalah, persamaan diferensial. The purpose of this is research was to know of errors made by student in solving problems in the course of differential equations. This research was conducted at STKIP Soe Campus in the even semester of academic year 2016/2017 with subjects in this research as many as 15 students. this type of research is qualitative descriptive with the technique of collecting data through observation, analysis of work result and interview. The data analysis technique is Miles and Huberman analysis technique with validity test data by triangulation technique. Triangulation technique is done by observation, analysis of student work and interview. The results of this study is the mistakes made by students in the first stage includes 7% fact errors, 13.33% concept error, 7% error and operation. The second phase error is 13.33% error fact, 13.33% concept error and 13.33% operation. The third stage error is fact errors 12.22, concept error 50.56%, 16.67% principle errors and 15% operation errors and all students make a four stage error for not checking again in the troubleshooting stages. The solution offered is that students begin to be familiarized to solve the problem in accordance with the stages of problem solving, especially the re-checking and the students must deepen their basic and integral abilities. In addition, students must be more thorough in solving the problem so that mistakes that need not be done can be minimized. Keywords: error analysis, differential equations, problem solving.
This study aims to describe students' mathematical problem-solving abilities based on the category level through the Polya steps. the stages of solving the problem pattern consist of the stage of ...understanding the problem, planning solutions, and checking again. The subject of this study chose six people from thirty-one students from class VIII SMP Negeri 1 Soe. Data collection by conducting tests and interviews. the results showed that the upper category students did not experience difficulties at the stage of understanding the problem and making plans, while at the stage of implementing the plan there were still parts that were not done because they felt that they were not needed, while at the stage of re-examining students in the upper category they did not do it. students in the medium category can already understand the plan well, while at the planning stage it has not been fully carried out, so at the stage of implementing the plan not all of them can do well either, for the medium category no one checks again. students with low categories have not been able to fully understand the problem and make plans, so they cannot carry out the plan and also cannot check back on what has been done. Subjects with high score categories have been able to solve problems even though they are still not perfect, subjects with moderate value categories have sufficient problem-solving abilities, and subjects with low-value categories have very poor problem-solving abilities.