Usahatani hortikultura khususnya buah-buahan di Indonesia selama ini hanya dipandang sebagai usaha sampingan yang ditanam di pekarangan dengan luas areal sempit dan penerapan teknik budidaya serta ...penanganan pasca panen yang masih sederhana. Disisi lain permintaan pasar terhadap buah baik dari pasar lokal maupun pasar ekspor menghendaki mutu tertentu, ukuran seragam dan suplai pasokan buah yang berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komoditas hortikultura basis saat ini maupun secara berkelanjutan. Kajian ini menggunakan data time series tahun 2017 – 2021. Penentuan komoditas basis menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditi hortikultura yang menjadi basis saat ini dan masih akan menjadi komoditas basis di masa yang akan datang adalah duku dan durian dengan nilai LQ dan DLQ lebih dari 1. Sedangkan komoditas cabai rawit, terung, tomat, kacang panjang, kangkung, jeruk siam, pisang dan mangga, meskipun belum menjadi komoditas basis, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas basis berdasarkan nilai DLQ yang lebih dari 1.
Perbedaan harga di berbagai daerah menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya fenomena fluktuasi harga yang memicu terjadinya inflasi dalam skala nasional. Perubahan harga suatu komoditas ...memungkinkan akan menyebabkan terjadi perubahan harga pada barang substitusi atau komplementer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan harga antar komoditas hortikultura yang terjadi pada beberapa kota di Sumatera Utara . Penelitian dilaksanakan di lima kota di Sumatera Utara yang meliputi Kota Gunungsitoli, Medan, Padang Sidempuan, Pematang Siantar, dan Sibolga. Data sekunder berupa data harga mingguan komoditas bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit diperoleh dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional periode Bulan Januari 2021 – Februari 2023. Uji Kausalitas Granger digunakan untuk mengetahui hubungan timbal balik harga antar komoditas dan pasar. Hasil menunjukkan bahwa komoditas bawang merah merupakan salah satu komoditas yang memberikan pengaruh terhadap komoditas lainnya. Jika ditinjau pada pengaruh komoditas antar kota, maka komoditas bawang merah di kota Medan, Pematang Siantar, dan Gunungsitoli memberikan pengaruh terhadap harga bawang merah pada kota yang lainnya. Sementara itu, untuk komoditas bawang putih, kota Padang Sidempuan mempengaruhi harga pasar di daerah lainnya. Kota Medan menjadi pasar yang penting untuk komoditas cabai merah, utamanya terkait dengan harga yang ditawarkan.
Keberadaan gulma dipengaruhi oleh jenis pupuk yang diberikan pada tanaman budidaya. Setiap jenis pupuk memiliki kandungan yang berbeda sehingga berpengaruh terhadap spesies gulma yang tumbuh. Agar ...dapat mengetahui spesies gulma yang tumbuh perlu dilakukan identifikasi pada lahan budidaya. Penelitian dilakukan bulan Juni – Agustus 2021 di Kebun pertanian Kelompok Tani Sinar Harapan, Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Metode penelitian yaitu metode sampling acak. Parameter digunakan yaitu nama gulma dan jumlah gulma. Hasil analisis vegetasi gulma di lahan sawi kemudian diolah untuk menghitung kerapatan, frekuensi, INP dan SDR. Dalam membandingkan keragaman gulma sebelum dan setelah diberikan pupuk limbah udang maka dihitung Indeks Kemerataan Evenness Indeks kekayaan Margalef, Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener, dan Indeks Kekayaan jenis Sorensen. Hasil penelitian menunjukan bahwa gulma yang terdapat sebelum diberikan pupuk limbah udang di tanaman sawi yang mendominasi yaitu spesies Cyperus iria nilai SDR sebesar 30,33%. Gulma ditemukan di tanaman sawi setelah diberikan pupuk limbah udang yang mendominasi yaitu gulma Cyperus iria nilai SDR sebesar 21,71%. Indeks Kekayaan Jenis Margalef sebelum dan sesudah diberikan pupuk limbah udang termasuk kategori sedang. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener sebelum dan sesudah diberikan pupuk limbah udang kategori sedang. Indeks Kesamaan Jenis Sorensen dengan nilai 81,82%. Indeks Kemerataan Evennes sebelum diberikan pupuk limbah udang yaitu 0.62 dan setelah diberikan pupuk limbah udang yaitu 0.64.
Pengembangan komoditas tanaman cabai, baik perluasan areal maupun penggunaan benih unggul yang telah dilakukan belum dimanfaatkan secara optimal dalam memperoleh keuntungan. Hal ini dapat disebabkan ...karena beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran hasil panen buah cabai segar. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui: 1) Gambaran umum pemasaran komoditas cabai di Kabupaten Sinjai, 2) Cara meningkatkan penjualan komoditas tanaman cabai, dan 3) Kendala yang dihadapi dalam penjualan komoditas tanaman cabai di Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui survei, observasi dan wawancara mendalam dengan 5 kelompok tani andalan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis tema melalui nVivo20. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai bulan September 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Jalur pemasaran cabai melalui pedagang pengepul, pengecer, dan supermarket di dalam dan di luar kabupaten serta di luar provinsi; 2) Cara meningkatkan penjualan komoditas cabai yang diterapkan adalah menjaga dan meningkatkan kualitas buah cabai, memperluas jaringan pemasaran, menjaga loyalitas pelanggan, dan memanfaatkan penjualan online. Kemudian kendala yang dihadapi adalah rendahnya permodalan petani atau kelompok tani, rendahnya pengetahuan cara pengemasan buah cabai, serta alat pertanian yang digunakan masih tradisional. Diharapkan ada dukungan permodalan dari perbankan, peningkatan keterampilan petani dan bantuan alat pertanian modern, serta penguatan kelembagaan petani dari pemerintah dengan membentuk atau mengubah Gapoktan menjadi Koperasi Tani, sehingga permasalahan permodalan petani dapat teratasi.
Pengaruh keracunan pestisida terhadap kadar hemoglobin menyebabkan penurunan produksi atau peningkatan penghancuran sel darah merah. Tujuan penelitian ini mengetahui dan menganalisis paparan ...pestisida, jenis kelamin, masa kerja, dan status gizi terhadap kejadian anemia pada petani hortikultura. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel berjumlah 50 petani hortikultura di RT. 07. Kelurahan Landasan Ulin Utara Kota Banjarbaru pada bulan Juni-Agustus 2018. Data kadar cholinesterase dan kadar hemoglobin didapatkan melalui uji laboratorium di Laboratorium dasar Dinas Kota Banjarmasin, sedangkan data status gizi didapatkan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan alat timbangan digital dan stature meter serta data jenis kelamin dan masa kerja didapatkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil pengumpulan data dianalisis dengan menggunakan statistik univariate, bivariate dengan uji statistik chi square menggunakan alat bantu program komputer aplikasi statistical product and service solutions (SPSS) dengan nilai kemaknaan p=0,05. Variabel yang secara statistik terdapat hubungan bermakna dengan kejadian anemia pada petani hortikultura adalah paparan pestisida (variabel independen) dan status gizi (variabel perancu) dengan nilai p≤0,05, sedangkan variabel yang secara statistik tidak terdapat hubungan dengan kejadian anemia pada petani hortikultura adalah jenis kelamin dan masa kerja dengan nilai p>0,05. Paparan pestisida dan status gizi mempunyai kontribusi dan peranan yang sangat penting terjadi anemia pada petani hortikultura. Kata kunci: Anemia, paparan pestisida, petani hortikultura Pesticides Exposure and Anemia in Horticultural Farmers Pesticide poisoning is a serious problem in agricultural communities in poor and developing countries. Pesticide poisoning on hemoglobin levels causes a decrease in production or increased destruction of red blood cells. The purpose of this study was to explore and analyze the influence of pesticide exposure, gender, working period and nutritional status on the incidence of anemia in horticultural farmers. This was a cross-sectional analytical survey on 50 horticultural farmers in Banjarbaru Landasan Ulin Utara Village RT. 07. Data on cholinesterase levels and hemoglobin levels was obtained through laboratory tests at the Banjarmasin City’s basic laboratory while the nutritional status data were obtained through measurements using digital scale and stature meter. Data on gender and working period were gained through questionnaire-based interviews. Data collected were analyzed using univariate and bivariate statistics with the chi square statistical test using the statistical product and service solutions (SPSS) with a significance value of p=0.05. Variables with statistically significant relation with the incidence of anemia in horticultural farmers were exposure to pesticides (independent variables) and nutritional status (confounding variables) with a p-value of ≤0.05 while variables that are not statistically related to anemia in horticultural farmers are gender and working period with a p-value of >0.05. Pesticide exposure and nutritional status have a very important contribution and role in the occurrence of anemia among horticultural farmers. Key words: Anemia, exposure of pesticides, farmers of horticulture
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan komparatif dari komoditas hortikultura yang dibudidayakan oleh petani di Kawasan Agropolitan Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Penelitian ...dilakukan dengan menggunakan metode survey. Data penelitian diperoleh dari responden sebanyak 50 orang petani yang dipilih secara sengaja. Data penelitian yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis Koefisien Biaya Sumber Daya Domestik (Koefisien BSD). Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien biaya sumber daya domestik lebih besar dari satu (koefisien BSD > 1). Dengan demikian komoditas hortikultura utama yang dibudidayakan oleh petani di Kecamatan Belik tidak memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan komoditas sejenis yang dibudidayakan oleh petani di negara lain.
Akses terhadap sumber-sumber permodalan masih menjadi masalah utama yang dihadapi oleh petani-petani di Indonesia yang mayoritas memiliki lahan yang sempit dan dianggap tidak bankable oleh lembaga ...keuangan pemberi kredit. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengaruh akses pembiayaan mikro terhadap peningkatan kesejahteraan petani dengan mengamati perilaku petani dalam menggunakan modal yang diterimanya. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasi pelaksanaan pembiayaan mikro oleh petani hortikultura di Jawa Timur 2) menganalisis faktor-faktor apakah yang dipertimbangkan petani hortikultura di Jawa Timur dalam memilih lembaga keuangan. Metode penentuan lokasi penelitian dilaksanakan di dua lokasi yaitu Desa Wonomulyo Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan Desa Ngadirejo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Kedua lokasi dipilih karena merupakan sentra produksi hortikutura di Jawa Timur. Penentuan sampel yang akan digunakan berdasarkan rumus Slovin dengan metode sampel bertingkat proposional. Total sampel pada penelitian ini sejumlah 160 petani. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan analisis deskriptif dan analisis regresi logistik (logit). Lembaga keuangan formal mencakup bank pemerintah dan bank swasta. Sedangkan lembaga informal yang melaksanakan penyaluran dana kredit mikro adalah pihak swasta atau lembaga-lembaga berasal dari lingkungan petani itu sendiri.Mayoritas petani secara umum mengetahui bahwa tingkat bunga sumber pembiayaan formal memang lebih rendah, namun prosedur administrasi dinilai sulit. Berdasarkan hasil regresi untuk faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam memilih pembiayaan mikro formal atau informal diantaranya pendidikan, lama usaha, dan bunga, besar pinjaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keunggulan kompetitif, keunggulan komparatif, dandampak kebijakan pemerintah terhadap prospek komoditas hortikultura Pepaya California di kawasan kota. ...Penelitian ini dilakukan di Desa Talang Jambe Kecamatan Sukarami Kota Palembang pada bulan Maret 2017. Lokasi penelitian dipilih dengan pertmbangan bahwa Desa Talang Jambe merupakan sentra penghasil Pepaya California di Palembang. Metode pengambilan sampel adalah simple random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil penelitian bahwa prospek komoditas hortikultura Pepaya California di kawasan pinggiran kota memiliki keunggulan kompetitif dari Privat Provitability dan PCR. Komoditas hortikultura Pepaya California juga memiliki keunggulan komparatif provitabilitas social dan DRC. Dampak kebijakan pemerintah juga menguntungkan bagi produsen dan konsumen Pepaya California, Adanya intervensi pemerintah terhadap output usahatani lebih menguntungakn konsumen karena konsumen membeli dengan harga lebih rendah dari harga sebenarnya. Dengan kata lain, terjadi perpindahan surplus dari produsen ke konsumen dan penerimaan petani terhadap penuruan output terjadi karena adanya ntervensi kebijakan pemerntah. Dengan kata lain hal ini mengindikasikan adanya kebijakan pemerintah yang menyebabkan private price lebih rendah dari pada social price. Komoditas hortikultura Pepaya California di daerah pinggiran kota hanya menerima 63% dari harga yang seharusnya diterima.
Božićna zvijezda (Euphorbia pulcherrima Willd. ex Klotzsch.) jedna je od najprodavanijih cvatućih lončanica čija je potražnja najveća krajem studenog i tijekom prosinca za kad se i planira većina ...proizvodnje. Za uspješnu proizvodnju božićne zvijezde bitno je imati na raspolaganju svjetao i zračan zaštićeni prostor, dobro podešeno centralno grijanje i automatizirano prozračivanje te opremu za regulaciju duljine dana. Zahtjevi božićne zvijezde prema temperaturi, svjetlosti, hranivima, supstratu i ostalim čimbenicima vrlo su visoki tako da je potrebna stroga kontrola proizvodnje. Cilj ovog rada je prikazati taksonomsku pripadnost i porijeklo vrste, način uzgoja te mjere njege i održavanja u primjeni. Rod Euphorbia pripada porodici Euphorbiaceae, a potječe iz Meksika. Najčešće se uzgaja vegetativno iz reznica, premda može i generativno iz sjemena. U uzgoju i primjeni traži svijetlo mjesto, blago kiseo supstrat, redovitu prihranu i umjereno zalijevanje. Najčešće se koristi kao cvatuća lončanica za dekoraciju interijera u vrijeme božićnih blagdana, premda se može koristiti i kao cvjetna vrsta za rez.
The poinsettia (Euphorbia pulcherrima Willd. Ex Klotzsch.) is one of the
best-selling flowering potplants whose demand is highest in late November and December, when most production is planned. For the successful production of a Poinsettia, it is essential to have a bright and airy sheltered area, well-tuned central heating and automated ventilation, and day-length regulation equipment. The requirements of the poinsettia for temperature, light, nutrients, substrate and other factors are very high, so strict control of production is required. The aim of this paper is to show the taxonomic affiliation and origin of the
species, the mode of cultivation and the measures of care and maintenance in use. The genus Euphorbia belongs to the family Euphorbiaceae, and is from Mexico. It is most commonly grown vegetatively from cuttings, though it can also be grown generically from
seeds. In cultivation and use, it requires a bright spot, a slightly acidic substrate, regular feeding and moderate watering. It is most commonly used as a flower potplant for interior decoration during the Christmas holidays, although it can also be used as a cut flower.
Ovaj rad dokumentira događaje, osobe i djela Hortikulturnog društva u Zagrebu kao glavnog promicatelja hortikulture i vrtne arhitekture na početku 20. stoljeća. Opisan je opći stručni i privredni ...kontekst u kojemu je Društvo djelovalo te ishodišta njegova formiranja i rada. Podaci se temelje na proučavanju povijesne građe s početka 20. stoljeća, u prvom redu službenih spisa, glasila i stručnih časopisa te druge građe koja dokumentira ili opisuje događaje i sudionike u zadanom vremenskom okviru od osnivanja Društva 1932. do 1940. kada mijenja ime i prestaje aktivno djelovati uslijed ratnih zbivanja. Rezultati istraživanja pokazuju da su promicatelji hortikulture i vrtne arhitekture bili stručnjaci prirodnih i biotehničkih struka, uglavnom botaničari i agronomi – vrtlari, te vrtni arhitekti školovani u inozemstvu. Glavni promicatelji struke bili su okupljeni u Hortikulturnom društvu u Zagrebu koje je bilo prvo takvo društvo na teritoriju Kraljevine Jugoslavije te na čijim su temeljima nastala društva posvećena razvoju hortikulture u sljedećim razdobljima. Društvo je u svome širokom spektru djelovanja poseban doprinos dalo organizaciji i poboljšanju edukacije te na općem profesionalnom nivou – popularizaciji struke u javnosti, ugrađivanju struke u zakonodavni sistem te razvijanju opće svijesti o hortikulturi i vrtnoj arhitekturi. Poseban doprinos Društvu dali su svojim djelovanjem Vale Vouk, po struci botaničar i najveći zagovornik osnivanja Društva te njegovi prvi predsjednik, zatim Zdravko Arnold, prvi docent hortikulture u tadašnjoj državi, te Ciril Jeglič, jedan od prvih krajobraznih arhitekata koji je djelovao na ovim prostorima.
This article documents main events, persons and acts of the Horticultural Society in Zagreb as the foremost promoter of horticulture and garden architecture at the beginning of the 20th century. The general professional and economic context in which the Society operated at the time is described together with the starting points for establishing the Society and its activities. The information in the article arise from the study of historical material from the beginning of the 20th century, primarily official documents, journals and magazines, and other material that documents or describes events and protagonist in a given time frame. The results show that the promoters of horticulture and garden architecture were experts in natural and biotechnical professions, mainly botanists and agronomists - gardeners, but also garden architects educated abroad. The main initiators and promoters of the profession were gathered in the Horticultural Society in Zagreb, which was the first such society in the territory of the then Kingdom of Yugoslavia, on the basis of which other societies dedicated to the development of horticulture in the following periods were formed. In its wide range of activities, the Society has made a special contribution to the organization of education at higher and secondary level and general professional promotion of the profession - popularization of the profession in public, embedding the profession in the legislative system and developing general awareness of the culture of garden design and other open urban spaces. Vale Vouk, a botanist by profession and the greatest advocate of founding the Society, Zdravko Arnold, the first assistant professor of horticulture in the country at the time, and Ciril Jeglič, one of the first landscape architects in the country, by their actions have especially contributed to the Society.