Vychádzame z predpokladu, že práve v ekologickej etike prekonávame bariéry medzi ´dvoma kultúrami´ tým, že teoretici z obidvoch kultúr vzájomne komunikujú, hľadajú spoločný jazyk. Táto štúdia sa ...prikláňa k (v súlade s pragmatickým požiadavkou nájsť fungujúce riešenie problémov životného prostredia, alebo inými slovami interdisciplinárne nazeranie) ku kontextuálnemu a situačnému rozmeru etickej integrácie a rozhodovania v problematickej oblasti eko-etického výskumu a riadenia. Etická integrácia nie je len teoretická alebo intelektuálna činnosť (tzn. filozofická asimilácia rôznych hodnôt, povinností a záujmov), ale je tiež forma praktického uvažovania, ktoré je často realizované protikladnými morálnymi činiteľmi v komplexných a často empiricky a morálne dvojznačných situáciach. Predpokladáme, že najdôležitejšie integrujúce úlohy v každom rozumnom modeli etické analýzy musia mať metodický charakter: zvýšenie citlivosti jednotlivca voči etickému kontextu praxe (jeho chápanie príslušných morálnych princípov týkajúcich sa praxe) a podpora zlepšenia predstavivosti a analytickej zručnosti jednotlivcov tak, že sa stanú schopnými zlepšiť úvahy o morálno-ekologických a environmentálnych problémov a ich riešeniach kreatívnym a systematickým spôsobom
Para ulama telah merumuskan banyak nilai-nilai etika yang harus dimiliki guru, salah satunya adalah Hafidz Hasan al-Mas’udi seorang ulama al-Azhar Mesir. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk ...menggali informasi seputar etika guru menurut Hafidz Hasan al-Mas’udi dalam kitabnya Taisir al-Khallaq Fii ‘Ilmi al-Akhlaq yang ditulis dengan bahasa yang relatif mudah dipahami serta relevansinya dengan kode etik guru di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penalitian kualitatif dalam bentuk penelitian kepustakaan (Library reserch) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengkaji berbagai data terkait, baik yang berasal dari sumber primer (Primary Sources), maunpun sumber sekunder (Secoundary). Hasil penelitian ini penulis menyimpulkan (1) Etika yang harus dimiliki guru menurut Hafidz Hasan al-Mas’udi yaitu, memiliiki sifat-sifat yang baik, bertakwa, rendah hati, lemah lembut, murah hati, berwibawa, penyayang kepada siswa, memberikan nasihat yang baik dan tidak membebani siswa dengan materi yang sulit dipahami. (2) Etika guru menurut Hafidz Hasan al-Mas’udi dalam kitab Taisir al-Khallaq Fii ‘Ilmi al-Akhlaq relevan dengan kode etik guru di Indonesia tentang etika guru terhadap dirinya, etika guru ketika mengajar dan etika guru terhadap siswa
Indonesia is one of the countries that agrees that AI (Artificial Intelligence) has a positive influence on human life.The presence of AI (Artificial Intelligence) as a form of technological progress ...simultaneously also raises various ethical challenges such as issues of privacy, justice, uneven social impacts and even ignoring the decline in moral values. Therefore, in this article we will explore how AI (Artificial Intelligence) can influence human dignity and freedom, then also how technology can influence human relationships with the universe and its creator which is developed through a regulatory framework that takes into account religious ethical values in the Islamic view so that they have a guide to the use of AI (Artificial Intelligence). This research is normative legal research, the author uses three approaches which include: (a) philosophical approach, (b) statutory approach, (c) conceptual approach. . The primary data for this research are: (1) Primary legal materials consisting of: the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, ITE Law no. 11 of 2008 along with government regulation no. 71 of 2019 concerning PSTE as well as the Koran, Hadith and Ijtihad (2) Secondary legal materials consisting of: books, legal journals, expert opinions. The results of this research show two things, namely: (1) The blurring of privacy protection due to the application of AI systems in various aspects of life so that AI artificial intelligence accompanied by technological advances needs to be evaluated. (2) There must also be someone who ensures the security of the system, and establishes an appropriate responsibility framework. Indonesia adalah salah satu negara yang percaya bahwa AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) dapat meningkatkan kehidupan manusia. Sebagai salah satu bentuk kemajuan teknologi, AI memunculkan dilema etika seperti privasi, keadilan, dampak sosial yang tidak merata, dan mengabaikan kemerosotan moral. Artikel ini akan mengkaji bagaimana AI dapat mempengaruhi martabat dan kebebasan manusia, serta bagaimana teknologi dapat mempengaruhi hubungan manusia dengan alam semesta dan Tuhan, yang dikembangkan melalui kerangka peraturan yang mempertimbangkan nilai-nilai etika agama Islam untuk memandu penggunaan AI. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, penulis menggunakan tiga pendekatan yang meliputi: (a) pendekatan filosofis, (b) pendekatan perundang-undangan, (c) pendekatan konseptual. Data dalam, penelitian ini terdiri: (1) Bahan hukum primer yang terdiri dari: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang ITE No. 11 Tahun 2008 beserta Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang PSTE serta Al-Qur'an, Hadist dan Ijtihad (2) Bahan hukum sekunder yang terdiri dari: buku-buku, jurnal-jurnal hukum, pendapat para ahli. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin kaburnya perlindungan privasi akibat penggunaan sistem AI di berbagai sektor kehidupan mengharuskan adanya tinjauan ulang terhadap AI, dan kemajuan teknologi.
Keinginan untuk mempertahankan dan meningkatkan daya saing antar akuntan seringkali memaha akuntan untuk berpaling dari strategi profesi ke strategi bisnis, sehingga sering tujuan meraih laba ...sebesar-besarnya digunakan sebagai dasar untuk menghalalkan segala cara. Penyelesaian masalah etika dalam profesi akuntan semacam itu akan menjadi lebih mudah apabila projesi akuntan diperlakukan sebagai tindakan (praxis) sehingga ketika profesi dijalankan sesuai dengan keutamaan, akan diperoleh secara serentak kesuksesan, kebaikan, dan kebahagiaan (eudaimonia).Selama ini profesi akuntan diperlakukan sebagai suatu aktivitas pembuat (poeisis) keuntungan, kesejahteraan, dan kenikmatan, yang tujuannya terpisah dari aktivitas profesi itu sendiri. Dengan memperlakukan profesi akuntan sebagai poeisis, akuntan secara individual lebih mementingkan hasil daripada makna dari aktivitas profesi, sehingga akuntan sebagai individu menjadi teralienasi dari aktivitas projesinya sendiri.
Penelitian ini membahas pentingnya integritas dalam kepemimpinan gereja serta dampaknya terhadap kepercayaan jemaat, moralitas, dan perkembangan spiritual. Fokus utama penelitian adalah memahami ...hakikat kepemimpinan gereja yang berintegritas melalui analisis teks-teks alkitabiah, etika Kristen, dan nilai-nilai spiritual dalam ajaran Kristen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi landasan teologis yang menggambarkan kepemimpinan yang jujur dan mengeksplorasi penerapannya bagi gereja masa kini. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas adalah aspek utama dari kepemimpinan gereja yang sukses. Pemimpin yang berintegritas mencerminkan karakter Kristus, memegang teguh nilai-nilai moral dan spiritual, serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan rohani jemaat. Namun, menjaga integritas di tengah dinamika modern adalah tantangan yang memerlukan adaptasi bijak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa integritas dalam kepemimpinan gereja adalah elemen kunci untuk pertumbuhan rohani dan kesatuan jemaat. Pemimpin gereja yang berintegritas dapat menjaga kesatuan, kepercayaan, dan menghadapi tantangan modern dengan bijaksana, serta memberikan kontribusi berharga dalam pengembangan model kepemimpinan gereja yang relevan dan efektif.
The fast fashion trend is gaining popularity due to the presence of fashion influencers on social media despite its adverse impact on environmental sustainability. This research aims to explore the ...fashion influencers communication strategy, assess how fashion influencers endorsements contribute to the formation of consumptive culture, and investigate fashion influencers endorsement concepts that are more ethical. The qualitative research is used by employing the observations on six Indonesian fashion influencers Instagram accounts, and the interviews with three informants confirmed as being with three informants confirmed as affected by fashion influencers endorsement. The data were analysed using media content analysis and thematic analysis. The study concluded with three main findings. Firstly, fashion influencers employs persuasive and interactive communication strategies. Secondly, the formation of a consumptive culture results from the fashion expertise of influencers, which nurtures consumer satisfaction by promoting a consumptive lifestyle among consumers, even though they ultimately assess their consumption. Lastly, fashion influencers can be aligned to reconstruct more ethical endorsement by applying responsibility, sanctity, and sustainability principles. Tren fast fashion saat ini semakin populer karena kehadiran fashion influencer di media sosial meskipun memiki dampak buruk terhadap keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi komunikasi fashion influencer, menemukan pola konstruksi konten promosi fashion influencer terhadap budaya konsumtif, serta memberikan kerangka endorsement oleh fashion influencer yang lebih etis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa observasi terhadap enam orang fashion influencer Indonesia serta wawancara terhadap tiga orang yang terkonfirmasi telah terdampak oleh konten promosi fashion influencer. Data yang ada kemudian dianalisis menggunakan konten analisis media dan analisis tematik. Hasil penelitian menghasilkan tiga temuan utama. Pertama, strategi komunikasi fashion influencer yakni persuasif dan interaktif. Kedua, terbentuknya budaya konsumtif berawal dari keahlian fashion influencer yang kemudian menimbulkan kepuasan konsumen dengan mempromosikan gaya hidup konsumtif, meskipun pada akhirnya konsumen mengevaluasi pola konsumsinya. Terakhir, fashion influencer dapat diarahkan untuk merekonstruksi pendekatan endorsement-nya agar lebih etis, dengan menerapkan prinsip tanggung jawab, sakral, dan keberlanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh locus of control, etika, dan sosisalisasi antisipatif pegawai terhadap tindakan whistleblowing dengan kasus di Inspektorat Kabupaten Klaten. Penelitian ...ini menggunakan variabel etika dan sosialisasi antisipatif sebagai variabel independen dimana pada beberapa penelitian terdahulu digunakan sebagai variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer yang dikumpulkan melalui survei kuesioner di Inspektorat Kabupaten Klaten pada Tahun 2021. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini merupakan 53 pegawai yang memenuhi kriteria sebagai responden dalam penelitian ini. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control, etika, dan sosialisasi antisipatif berpengaruh positif terhadap tindakan whistleblowing. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai Inspektorat Kabupaten Klaten memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya mencegah terjadinya tindakan whistleblowing. Sehingga para pegawai dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan menghindari tindakan whistleblowing pada organisasinya.
Penelitian ini didasari atas keraguan adanya pesan moral dari seni pertunjukan wisata, oleh karena itu dilakukan analisis tentang pesan moral seni pertunjukan wisata berlakon Ramayana di dua negara, ...yaitu Indonesia dan Thailand. Memperhatikan perkembangan seni wisata di Indonesia dan Thailand terus dikembangkan, salah satunya adalah lakon Ramayana. Pada mulanya lakon Ramayana, difungsikan sebagai baca untuk mengenal etika moral melalui tokoh, struktur, atau tampilan sebagai seni yang bersifat tuntunan, hingga kini telah berkembang sebagai tontonan untuk menghibur wisatawan. Amanat Pendidikan dalam seni wisata tentunya masih diperlukan, amanat apa yang dibutuhkan dalam penyajian seni wisata itu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fungsional. Metode pengumpulan data berupa wawancara, dengan narasumber kunci yang terdiri dari penari, pemusik, pengelola pertunjukan wisata, dan pengajar seni di perguruan tinggi seni di Indonesia dan Thailand. Selain dari pada itu juga dilakukan observasi ke pusat seni pertunjukan wisata di Yogyakarta, Denpasar, dan Bangkok Thailand. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pesan moral, (1) amanat berupa pesan moral kisah asmara (romantik), (2) amanat keteladanan wanita sebagai kekuatan laki-laki dan sekaligus kelemahannya, (3) amanat tentang hukum sebab akibat, yang bersalah pasti kalah, dan yang benar pasti akan jaya.
Etikaren presentzia geroz eta barneratuago dago pertsonekin lan egiten duten profesioen artean eta, horren ondorioz, geroz eta ugariagoak dira arlo honetan ematen diren gatazkak edo arazo etikoak ...(erabiltzaileekiko, hartu beharreko erabakien inguruan, erakundeak jarraitzen dituen jarduera ildoekiko, etab.). Honek, erantzunak eman beharra eskatzen du, eta ildo horretatik ugaritzen ari dira behar horiei aurre hartzeko etika batzordeak. Artikulu honetan, bioetika, batzorde edota gatazka bezalako kontzeptuak landuz, arlo eta maila ezberdinetan etikak izan duen eta gaur egun duen garrantzia eta garapena ezagutu nahi dira. Bide honetatik, Euskal Autonomia Erkidego eta Nafarroa mailan dauden Etika Asistentzialeko Batzordeak eta Gizarte Eskuartzeko Etika Batzordeak duten egoera aztertu nahi da. Horretarako, modu zabal batean gai honen inguruan dagoen marko teorikoa landu da eta honen ostean, bi arloetan aurkitzen diren batzordeen gaur egungo egoera ikertu da, euren artean aldagai ezberdinak konparatu eta erlazionatuz.
La presencia de la ética está cada vez más interiorizada entre los profesionales que trabajan con las personas y consecuentemente los dilemas éticos que surgen (con los usuarios, las decisiones a tomar, las líneas de acción de la organización…) son cada vez más numerosos. Esto requiere la necesidad de proporcionar respuestas y, por ello, cada vez se están creando más comisiones de ética. En el presente trabajo, partiendo de conceptos como la bioética, los comités de ética o los dilemas, se quiere analizar la importancia y el desarrollo de la ética en diferentes ámbitos y planos, para llegar a estudiar la situación de los comités de ética asistencial y los comités de ética en intervención social del País Vasco y Navarra. A tal fin, se estudia el marco teórico que rodea a este tema, para después investigar la situación actual de las comisiones de ambas áreas, comparándolas e examinando distintas variables.
This paper discusses the thoughts of Murtadha Mutahhari about Islamic ethical philosophy. Philosophy of Islamic ethics is important to discuss as a comparison in the current discourse hegemony of ...Western ethics concepts. Western ethical concepts epistemologically pure concept of human, there is no role of religion and God. The concept of Western ethics has characteristics that ethics is the goal Islam has the basic ethics of religion and reason. Islamic ethics that ethics is a means "way" that introduces the spiritual nature of human to human intellectual and can assure religion. Data for this article with books, journals, and other sources relevant. Then the data were analyzed in accordance with article topics. This paper found that there are philosophical differences that underlie differences in ethical concepts western concept of Islamic ethics Murthadha Muthahhari. The concept of Islamic ethics is not an sich but out of criticism of the concept of ethics Muthahhari west. For a Muthahhari concept of Islamic Ethics in human means to know God.
Makalah ini membahas pemikiran Murtadha Mutahhari tentang filsafat etika Islam. Filsafat etika Islam penting untuk dibahas sebagai perbandingan dalam hegemoni wacana konsep etika Barat saat ini. Konsep etis Barat konsep manusia murni secara epistemologis, tidak ada peran agama dan Tuhan. Konsep etika Barat memiliki karakteristik bahwa etika adalah tujuan Islam memiliki etika dasar agama dan akal. Etika Islam bahwa etika adalah sarana "jalan" yang memperkenalkan sifat spiritual manusia ke intelektual manusia dan dapat meyakinkan agama. Data untuk artikel ini dengan buku, jurnal, dan sumber lain yang relevan. Kemudian data dianalisis sesuai dengan topik artikel. Makalah ini menemukan bahwa terdapat perbedaan filosofis yang mendasari perbedaan konsep etika dalam konsep barat etika Islam Murthadha Muthahhari. Konsep etika Islam bukan sich tetapi keluar dari kritik terhadap konsep etika Muthahhari barat. Untuk konsep Muthahhari tentang Etika Islam dalam manusia berarti mengenal Tuhan