Bungkil kedelai merupakan pakan sumber protein nabati dalam ransum unggas yang diperoleh dari impor. Perlu upaya mencari bahan pakan alternatif sebagai substitusinya. Penelitian ini bertujuan untuk ...mengetahui pengaruh pemberian tepung Daun Indigofera dan Ampas Tahu Fermentasi (DIATF) dalam ransum terhadap performa produksi puyuh dan kualitas telur puyuh. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah level penggunaan tepung DIATF dalam ransum yang terdiri dari R0 = ransum tanpa penggunaan DIATF ( kontrol), R1 = 4% DIATF, R2 = 8% DIATF, R3= 12% DIATF dan R4 = 16% DIATF dalam ransum. Peubah yang diamati adalah konsusi ransum, produksi telur, masa telur dan konversi ransum, kolesterol, lemak, dan warna kuning telur puyuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, produksi telur harian, berat telur, massa telur dan konversi ransum. Namun menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kolesterol kuning telur puyuh dan lemak kuning telur puyuh, serta berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap warna kuning telur puyuh. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan DIATF sampai 16% atau menggantikan 80% bungkil kedelai sebagai sumber protein dalam ransum dapat dilakukan tanpa menurunkan performa produksi puyuh petelur. Pada kondisi ini diperoleh konsumsi ransum 21,09 (gram/ekor/hari), produksi telur harian 76,43 %, berat telur 9,02 gram/butir, produksi massa telur 6,77 (gram/ekor/hari), dan konversi ransum sebesar 3,17, serta dapat juga menurunkan kadar kolesterol dan lemak kuning telur puyuh.
Continuous, dark fermentative hydrogen production technology using mixed microflora at mesophilic temperatures may be suitable for commercial development. Clostridial-based cultures from natural ...sources have been widely used, but more information on the need for heat treatment of inocula and conditions leading to germination and sporulation are required. The amount of nutrients given in the literature vary widely. Hydrogen production is reported to proceed without methane production in the reactor in the pH range 4.5–6.7, with hydraulic retention times optimally between a few hours and 3 days depending on substrate. Higher substrate concentrations should be more energy-efficient but there are product inhibition limitations, for example from unionised butyric acid. Inhibition by H
2 can be reduced by stirring, sparging or extraction through membranes. Of the reactor types investigated, while granules have the best performance with soluble substrate, for particulate feedstock biofilm reactors or continuous stirred tank reactors may be most successful. A second stage is required to utilise the fermentation end products which, when cost-effective reactors are developed, may be photofermentation or microbial fuel cell technologies. Anaerobic digestion is a currently-available technology and the two-stage process is reported to give greater conversion efficiency than anaerobic digestion alone.
Fusarium oxysporum merupakan penyebab penyakit layu dan banyak mematikan tanaman pisang. Cendawan ini diketahui mampu hidup dan bertahan sebagai endofit pada gulma dan menjadi sumber inokulum yang ...nantinya menyebabkan penyakit pada tanaman pisang. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi F. oxysporum dari akar gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman pisang di Bogor, Jawa Barat, kemudian menguji sifat patogenisitasnya. Identifikasi morfologi dilakukan dengan mengamati koloni, konidium, dan klamidosporanya. Uji patogenisitas isolat endofit dilakukan di laboratorium menggunakan bibit pisang var. Raja Bulu. Sebanyak 9 isolat F. oxysporum berhasil diisolasi dari gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman pisang. Semua isolat menunjukkan ciri morfologi sebagai F. oxysporum, yaitu koloni berwarna ungu, makrokonidium berbentuk kano dengan tiga sekat false head pendek, mikrokonidium berbentuk silindris atau ginjal, dan klamidospora umumnya tersusun tunggal. Semua isolat menyebabkan insidensi penyakit sebesar 100% pada bibit pisang var. Raja Bulu dengan keparahan gejala layu pada daun antara 58.33% sampai 77.78% dan nekrosis pada bonggolnya antara 50.00% sampai 69.44%.
Biotic nitrogen fi is a phenomenon mainly depended on mutualistic interrelation between host plant and root nodule bacteria. This interrelation affects photosynthesis and productivity of biological ...N-fixation and requires studies of biological particularities of grown legume cultivars and effectiveness of Bradyrhizobium strains used for seed inoculation. A field experiment was conducted on the territory of Nesvizhskaya Crop Testing Station (Minsk region, Republic of Belarus). Based on chlorophyll and nitrogen content in soybean leaves, number of nodules on roots of cultivars grown, and on quantity of nitrogen accumulated in plants, four soybean cultivars were assessed. The cultivar Pripyat (control) has poorly responded on inoculation, whereas cultivars Slavyankа an Sobrini responded well by increase of chlorophyll and nitrogen content in leaves and by larger number of root nodules. As a result, they produced unusually high seed yields. Therefore, these soybean cultivars may be recommended for wide use in regions of Belarus.
Phakopsora pachyrhizi menyebar dari sumber inokulum karena angin yang memungkinkan tersebarnya penyakit dan menyebabkan penurunan produksi kedelai. Percobaan dilaksanakan di Landungsari, Dau, ...Kabupaten Malang dan Laboratorium Mikologi Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Universitas Brawijaya pada bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015. Percobaan dilaksanakan dengan dua macam percobaan. Percobaan pertama untuk mengetahui jumlah spora yang tertangkap pada jarak 20, 40, 60, 80, dan 100 cm dari sumber inokulum. Percobaan kedua untuk mengetahui intensitas penyakit karat daun dari beberapa jarak dari sumber inokulum. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan acak lengkap membandingkan lima macam jarak dari sumber inokulum dan diulang sebanyak tiga kali. Data dianalisis dengan uji F pada taraf 5 % apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Pengamatan terdiri dari identifikasi jamur karat daun, menghitung spora yang tertangkap, dan intensitas serangan. Hasil Identifikasi menunjukkan urediospora berukuran 18,45-28 μm x 16,9-20,5 μm. Jumlah spora yang tertangkap tertinggi pada jarak 20 cm dari sumber inokulum sebanyak 43 spora. Presentase intensitas serangan karat daun pada jarak 20 cm dari sumber inokulum memliki nilai tertinggi dibanding dengan perlakuan jarak lainnya.
Chlorella vulgaris is one type of unicellular green microalgae with a cell diameter ranging from 2-8 microns. Pigments in Chlorella vulgaris besides functioning as antioxidant activity but also have ...a protective effect on retinal degeneration and strengthen the immune system. The purpose of this study was to determine the beta-carotene content of Microalgae Chlorella vulgaris cultured by treatment of light sources and different initial densities of inoculum. The method used was an experimental method, while the design of the study was a complete randomized factorial design consisted of 6 treatments and 3 repetitions. The treatments were light sources neon (32 watt) with an additional red LED, green LED and blue LED each for 16 watt with the Chlorella vulgaris inoculum initial density that was cultivated were 10x104 and 100x104 cells/ml. The result showed that the highest β-carotene content was 721,572 mg/l in the blue LED with inoculum initial density of 100x104 cells/ml.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk (1) membuktikan bahwa pupuk organik cair Bio-Inoculum Plus dapat digunakan sebagai pupuk. ZPT juga merupakan biopestisida, dan (2) memperoleh bio-inokulum ...ditambah pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Metode penelitian: Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Oktober 2019, pada beberapa komoditas tanaman baik stek tanaman buah, tanaman yang sulit berbuah maupun untuk peningkatan produksi tanaman dilakukan di beberapa daerah baik di Provinsi Bali bahkan di daerah. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian dilakukan dengan analisis kualitatif.
Hasil dan pembahasan: Hasil yang diperoleh dari aplikasi pupuk organik cair Bio-Inoculum pada perbanyakan tanaman buah dengan menggunakan stek sampai tunas dan akar membutuhkan waktu antara 7-18 hari. Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, percepat pembungaan dan pembuahan pada tanaman yang sulit tumbuh bunga dan buahnya.
Implikasi: Pupuk organik cair Bio-Inoculum dapat menggantikan peran pupuk anorganik (meminimalkan bahkan menghilangkan) dan pertumbuhan tanaman menjadi lebih subur, lebih sehat dan meningkatkan hasil panen sebesar 15-30%.
Telah dilakukan penelitian tentang prediksi konsentrasi inokulum dan umur fermentasi pada tempe menggunakan sistem larik sensor gas. Sistem larik sensor gas terdiri dari 3 subsistem yaitu pengindera, ...elektronik, dan pengolahan data. Subsistem pengindera dirancang menggunakan sensor MQ-3, MQ-4, dan MG-811 yang masing-masing peka terhadap perubahan kadar gas alkohol, metana, dan karbondioksida. Sebagai subsistem elektronik digunakan mikrokontroler ATMega328P yang berfungsi sebagai elemen pemroses data keluaran dari sensor gas. Sedangkan sebagai subsistem pengolahan data digunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) propagasi balik sebagai salah satu metode prediksi yang akurat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa model mampu mengikuti pola keluaran konsentrasi inokulum dan umur fermentasi tempe dengan korelasi yang sama yaitu 0,99, dengan MSE (Mean Squared Error) sebesar 1,78.10-4 dan 8,83.10-4. Nilai korelasi konsentrasi inokulum dan umur fermentasi menggunakan data pengujian masing-masing sebesar 0,98 dan 0,99 dengan MSE 8,92.10-5 dan 2,31. 10-3 .
The aim of this investigation was to evaluate the characteristic of biogas produced from the wastes of palm-oil solid fermentation processing, the assessment on its potential prospect was also ...studied. The wastes consist of the mixture of empty bunches, pericarp, and sludge. The mixing ratio in weight was 1.3: 1.2: 1.0 respectively. The conditions implemented in the fermentation process were temperature (55° C), and content of dry matters or substrate (i.e. mixture of empty bunches, pericarp, and sludge) in the fermentation digester (35 %). The fermentation was conducted either in batch or continuous system. The weight ratios between substrate and inoculum were consecutively 25 : 500, 50 : 500, 75 : 500, and 100 : 500. Results revealed that fermentation in the batch system at 25 : 500 ratio as such afforded biogas with the highest yield (145 ml per liter-hour) and the most intense degradation on the organic matters (32.3 % VS). meanwhile, the fermentation using continuous system at 25 : 500 brought out biogas with the highest production (1623.7 ml per liter-d). Keywords : Palm oil processing, wastes, fermentation, substrate, and inoculum.
The development of seeds at various positions in the pod is asynchronous. Thus, the differences of seed dry mass production because of environmental conditions may depend on the cultivar type, type ...of inoculants and interrelations between seeds per pod, pods per plant or seeds per plant. Presently, a mathematical description of pea seed categorisation is missing. The aim of the study was the assessment of two groups of variables (quantitative and qualitative) for pea seed weight categorisation by ordinal regression model. Year, cultivar and inoculant constituted the first group (qualitative variables), whilst seeds per pod, the pods per plant and seeds per plant (quantitative variables) were entered as covariates in the ordinal regression model. According to the ordinal regression model variables, seeds per pod, pods per plant, seeds per plant, year and cultivar are meaningful predictors of the seed mass categories. However, the variable inoculant is marginally significant.