Daŭro: 9 min., 21 sek.
Jen la dua parto de la salutoj al la Triopa Kongreso (78a Hispana E-Kongreso, 21a Andaluzia E-Kongreso kaj 71a IFEF-Kongreso), okainta en Malago en 2019.
DaDaro: 9 min., 21 ...sec.
Jen la dua Jde la salutoj al la Triopa Kongreso (78a Hispana E-Kongreso, 21a Andaluzia E-Kongreso kaj 71a IFEF-Kongreso), okainta en Malago in 2019.
Daŭro: 9 min., 21 sek.
Jen la dua parto de la salutoj al la Triopa Kongreso (78a Hispana E-Kongreso, 21a Andaluzia E-Kongreso kaj 71a IFEF-Kongreso), okainta en Malago en 2019.
DaDaro: 16 min., 17 sec.
Daŭro: 16 min., 17 sek.
Jen la unua parto de la salutoj al la Triopa Kongreso (78a Hispana E-Kongreso, 21a Andaluzia E-Kongreso kaj 71a IFEF-Kongreso), okazinta en Malago en ...2019
Daŭro: 16 min., 17 sek.
Jen la unua parto de la salutoj al la Triopa Kongreso (78a Hispana E-Kongreso, 21a Andaluzia E-Kongreso kaj 71a IFEF-Kongreso), okazinta en Malago en 2019
Akhir-akhir ini terdapat kekhawatiran bahwa bahasa nasional Indonesia, bahasa Indonesia, kehilangan makna historisnya sebagai bahasa pemersatu. Salah satu upaya mengatasi hal tersebut adalah dengan ...menumbuhkan ingatan bersama tentang sejarah lahirnya bahasa Indonesia. Kajian ini bertujuan untuk mengenalkan kembali sejarah, visi, dan perjuangan lahirnya bahasa Indonesia. Data penelitian ini berupa naskah, laporan kongres, surat kabar, catatan sejarah, dan biografi tokoh. Dengan menggunakan kajian historis, hasil penelitian ini menyoroti pentingnya konteks bahasa Indonesia yang lahir bersamaan dengan munculnya semangat persatuan bangsa di kalangan organisasi-organisasi kepemudaan untuk mencapai tujuan kemerdekaan. Bahasa Indonesia lahir dari keinginan akan persatuan yang berlandaskan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Ide nama bahasa Indonesia pertama kali muncul di harian Hindia Baroe pada tanggal 11 Februari 1926. Nama “bahasa Indonesia” muncul kembali dalam sidang perumusan hasil Kongres Pemuda I pada tanggal 2 Mei 1926. Nama “bahasa Indonesia” secara resmi diakui oleh para perintis perjuangan pada penutupan Kongres Pemuda Kedua yang diintegrasikan ke dalam Sumpah Pemuda. Nama “bahasa Indonesia” dimunculkan untuk menghilangkan adanya imperialisme bahasa dari satu bahasa suku tertentu ke bahasa suku lainnya yang dikhawatirkan akan menghambat persatuan bangsa.
Artikel yang ditulis oleh saudara Angga Prasetiyo, Farida Farida, Aulia Novemy Dhita SBK dengan judul "Dinamika Konflik antara Persatuan Guru Republik Indonesia dan Partai Komunis Indonesia" dihapus ...dari Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan pada Volume 3 Nomor 1 2019 dengan alamat https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/1684 karena Editor menemukan artikel dengan judul yang sama telah terbit di ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah pada Volume 16 Nomor 1 2020 dengan tautan url https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria/article/view/28355. Artikel dipublish dalam rentang waktu berbeda dengan isi artikel yang sama. Oleh karena itu, setelah melewati pertimbangan Tim Editor demi menjaga kualitas dan integritas akademik artikel dimaksud kami cabut. Demikian untuk diketahui dan dimaklumi. Terima kasih
The article presents twentieth-century Polish philosophical discussions of rationality, especially in the cognitive context. Discussed are diverse viewpoints, from those presented by Kazimierz ...Twardowski, the Lvov–Warsaw School founded by him to those of post-war thinkers: Leszek Kołakowski and Marian Przełęcki. In the second part, three systematic issues concerning the rationality of beliefs are discussed and analyzed: the problem of their binary nature, rationality criteria, and the issue of justifying the choice of rationality.