Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan dari Aplikasi ECSON (Early Childhood Sex educatiON) untuk mengenalkan pendidikan seks kepada anak usia 5-6 tahun. Jenis penelitian yang digunakan adalah ...penelitian pengembangan (Research and Development) langkah-langkah yang dilakukan yaitu: mengenal potensi dan masalah, pengumpulan data/informasi, desain produk, validasi desain produk, revisi desain, pembuatan produk dan uji coba produk. Teknik pengumpulan data dengan observasi, menyebar angket, dan analisis dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa angket untuk validasi Aplikasi ECSON dari ahli media, ahli materi, dan ahli pendidik. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian dapat disimpulkan bahwa validasi dari ahli materi sebesar 85% “sangat layak”, validasi dari ahli media sebesar 85% “sangat layak”, validasi dari ahli pendidik diperoleh hasil persentase sebesar 97% “sangat layak”. Hasil uji coba terbatas yang telah dilakukan memperoleh hasil persentase sebesar 92%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media ECSON (Early Childhood Sex educatiON) layak digunakan sebagai media pembelajaran dalam mengenalkan pendidikan seks pada anak usia 5-6 tahun di RA Nurul Hikmah Kecamatan Seberida.
Pendidikan seks adalah pengetahuan terkait seksualitas manusia yang dapat digunakan untuk mencegah kekerasan seksual. Pendidikan seks penting diterapkan dalam kehidupan mahasiswa untuk mencegah ...biasnya pendidikan seks di kalangan remaja saat ini. Hal tersebut dapat diakibatkan karena rendahnya pengetahuan terhadap pendidikan seksual. Tujuan penelitian pada artikel ini adalah mengembangkan media pembelajaran Gesit Edusex, yakni media pembelajaran berbentuk e-learning yang berisi tentang pendidikan seks dari berbagai aspek menggunakan google sites serta menguji kelayakan media tersebut. Integrasi pendidikan seks dari berbagai aspek dimaksudkan agar pendidikan seks dapat dipahami secara kompleks dan diharapkan dapat menekan kasus kekerasan seksual. Ditinjau dari aspek agama, aspek kesehatan dan sains, dan aspek sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan dengan model 3D. Langkah penelitian terdiri dari tahap define, design,dan development. Hasil dalam penelitian berupa media pembelajaran pendidikan seks berbasis google sites yang berisikan pengetahuan seksual dari berbagai aspek. Hasil validasi dari ahli materi didapatkan nilai rata-rata sebesar 72% dengan kriteria layak, hasil validasi dari ahli media didapatkan nilai rata-rata sebesar 65% dengan kriteria layak, dan data hasil respon mahasiswa didapatkan rata-rata sebesar 86% dengan kriteria sangat layak. Berdasarkan data tersebut memberikan arti bahwa media yang dikembangkan layak untuk diterapkan kepada mahasiswa sebagai media pembelajaran dalam memahami pendidikan seks.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan lingkungan pergaulan terhadap sikap remaja tentang seks pranikah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif ...dengan pendekatan cros-sectional dengan melakukan uji hubungan antara variable. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan lingkungan pergaulan dengan perilaku remaja tentang seks pranikah.
Perilaku seks pranikah merupakan salah satu masalah remaja yang sedang menuju dewasa. Transisi sosial dan budaya yang mengakibatkan remaja rentan terpengaruh dampak negatif. Tujuan penelitian ...menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja (15-24 tahun) di Indonesia tahun 2017. Penelitian ini menggunakan sebagian data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 23,770 remaja. Analisis complex samples menggunakan Chi-Square dan analisis multivariate menggunakan regresi logistik berganda model prediksi. Hasil penelitian didapatkan perilaku seks pranikah pada remaja sebanyak 7,7%. Faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja yaitu umur POR=4,31, pendidikan POR=1,82, status pekerjaan POR=2,73, pengetahuan kesehatan reproduksi POR=1,73, pengetahuan alat kontrasepsi POR=1,18, sikap (POR=32,05, gaya berpacaran POR= 68,58, dan pengaruh teman sebaya POR=18,25. Faktor yang dominan tehadap perilaku seks pranikah remaja adalah gaya berpacaran POR=20 artinya remaja dengan gaya berpacaran berisiko memiliki risiko 20 kali untuk berperilaku seks pranikah. Untuk itu perlu adanya peningkatan edukasi pada remaja mengenai dampak gaya berpacaran yang berisiko serta pergaulan yang salah.
Maraknya perilaku kekerasan, penyimpangan dan kejahatan seksual dikehidupan masyarakat perlunya peran orang tua, pendidik dan masyarakat sekitar melalui Pendidikan seksual dengan cara pemahaman dan ...pencegahan yang baik dan benar kepada anak-anak sebagai bekal kehidupan selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman, solusi dan pelatihan mengenai pentingnya Pendidikan sesksual bagi anak generasi penerus bangsa guna memahami Pendidikan seksual yang sehat dan upaya mencegah penyimpangan dan kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan metode Pustaka, pengambilan sumber data melalui informasi dan kajian ilmiah berupa media cetak dan elektronik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan seksual bagi anak, baik sejak usia mereka masih dini maupun remaja sangat penting dan diperlukan. Karena dengan adanya pemberian pemahaman seksualitas mereka akan lebih memahami dan berhati-hati, sebagai upaya mencegah dan menghindari pelecehan, kekerasan dan perilaku menyimpang seksual.
ABSTRACT The premarital sex behavior is a problem and social phenomenon that is increasingly prevalent in society. At a young age, the premarital sex should be a major concern to reduce pregnancy ...rates unintended, sexually transmitted diseases, school drop out, abortion and even a death. One effort to prevent the premarital sex behavior for students in schools with methods of providing knowledge about sexual behavior, reproductive health, an understanding of religious and the early marriage law. Evaluation of indicators usingpre test and post test data that are analyzed with paired t and regression test. The results show that after counseling, the knowledge of junior high school students about sexual behavior, reproductive health and religious knowledge increased significantly (p <0.05), while high school students of religious knowledge and early marriage law increased significantly. Keywords: premarital sex; reproductive health; sexual behavior
Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya kasus pernikahan muda dan anak usia dini yang rentan terkena kekerasan seksual. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kesiapan dan pengetahuan orang ...memasuki dunia pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, pemahaman, penyadaran, penerapan dan kendala dari orang tua muda terhadap pendidikan seks untuk Generasi Alpha (Anak usia dini). Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan analisis data Thematic Analysis Data, dan partisipan orang tua muda yang mempunyai anak usia dini. Teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada partisipan sebanyak 3 orang di Kecamatan Purwakarta. Dari hasil wawancara, 1 dari 3 orang tua muda di Kecamatan Purwakarta mempunyai pemahaman terhadap pendidikan seks yang baik. Hasil menujukkan, 2 dari 3 subjek penelitian orang tua muda terhadap pendidikan seks belum baik, hanya ada 1 dari 3 orang tua muda yang memiliki pengetahuan, pemahaman serta menerapkan dengan baik pendidikan seks kepada anaknya. Kendala dalam penerapan pendidikan seks pada anak usia dini adalah hambatan dalam komunikasi antar orang tua dengan anak. Jadi, pemahaman orang tua muda terhadap pendidikan seks tidak merata di Kecamatan Purwakarta, terbukti hanya ada 1 dari 3 orang tua muda yang memahami, menyadari dan menerapkan dengan baik pendidikan seks untuk anak usia dini.
Angka perilaku seks pranikah dikalangan mahasiswa semakin hari semakin meningkat sementara mayoritas penduduk Indonesia memiliki agama atau kepercayaan, apakah agama tidak menjadi jaminan seseorang ...terhindar dari perilaku seks pranikah, itu menjadi pertanyaan besar. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Fenomenologis versi IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Sumber data penelitian ini menggunakan strategi sampling purposeful. Jenis sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Metode analisis data kualitatif menggunakan metode analisis data dengan desain fenomenologi versi IPA (interpretative phenomenological analysis). yaitu membaca transkrip berkali-kali, membuat catatan-catatan awal, membuat tema emergen, membuat tema superordinate, pola-pola antar kasus atau antar pengalaman partisipan, penataan seluruh tema superordinate, melaporkan hasil analisis. Hasil penelitian pengalaman seks pranikah berujung pada merasa berdosa pada Tuhan dan perasaan bersalah karena telah mengingkari kepercayaan orang tua, rasa bersalah pada orang tua lebih besar dari pada perasaan berdosa pada Tuhan. Hal ini disebabkan karena hukum adat yang diajarkan oleh orang tua lebih kuat daripada hukum agama. hal tersebut menunjukan bahwa religiusitas merupakan faktor protektif dalam perilaku seks pranikah di kalangan mahasiswa.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman orang tua dan pendidik di PAUD Delima Kota Bengkulu tentang pendidikan seks anak usia dini (AUD). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan ...pendekatan kuantitatif jenis survey. Informan penelitian adalah orang tua peserta didik PAUD Delima yang berjumlah 45 orang dan pendidik PAUD yang berjumlah 4 orang. Pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian adalah Pemahaman orang tua tentang pendidikan seks anak usia dini rata-rata berada pada level cukup, yaitu pada indicator pertama, kedua dan ketiga. Namun, untuk indicator keempat berada pada level kurang baik. Hal ini disebabkan orang tua cenderung memahami pentingnya pendidikan seks bagi anak usia dini, namun masih bingung cara melaksanakan dan mengimplementasikan kepada anak sesuai dengan tumbuh kembangnya. Pemahaman pendidik di PAUD Delima tentang pendidikan seks anak usia dini rata-rata berada pada level baik. Pendidik PAUD terlihat lebih siap dalam pemahaman dan implementasi pendidikan seks bagi anak usia dini daripada orang tua peserta didik. Hal ini terjadi karena pendidik PAUD secara keilmuan memiliki latar belakang pendidikan yang berkaitan langsung dengan pendidikan anak usia dini dan manajemen pembelajaran yang lebih siap dengan model, metode, pendekatan yang sesuai dengan tumbuh kembang anak usia dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan seks pada guru dan orang tua efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dan orang tua terkait kekerasan seksual pada anak ...sebagai upaya pencegahan terjadinya kekerasan seksual pada anak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini dilakukan sebanyak 4 sesi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 25 orang yang merupakan guru dan orang tua dari tiga taman kanak-kanak berbeda yang berada pada wilayah Rangkah. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan kuisioner pemahaman kekerasan seksual yang dirancang oleh Dina Setya Rahaman (2015), berjumlah 31 aitem dengan reliabilitas sebesar 0.61. Peneliti menganalisis data menggunakan teknik paired samples statistics melalui aplikasi SPSS 21 for windows. Hasil analisa yang telah dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan seks dapat meningkatkan pemahaman guru dan orang tua terkait kekerasan seksual. Nilai signifikansi pada gain score kekerasan seksual sebesar 0.000 (sig. < 0.05) sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terkait pemahaman kekersan seksual antara sebelum dan setelah adanya pemberian materi pendidikan seks pada guru dan orang tua.