Artikel ini akan mengungkap bagaimana semiotika Riffatere dijadikan sebagai kerangka analisis dalam menelaah al-Quran Surat ali-Imran ayat 14. Menerapkan semiotika Riffatere dalam menjelaskan ...al-Quran Surat ali-Imran ayat 14 merupakan sebuah upaya dalam merekonstruksi pemahaman teks, sehingga teks yang terkesan kaku akan dihubungkan dengan konteks teks tersebut diturunkan, serta dicari makna arti dibalik teks tersebut. sehingga melalui pemahaman semiotik Riffatere ini, penulis berusaha menghubungkan antara teks dan konteks dengan mendidialogkan kembali teks dari pembacaan heuristik menuju pembacaan hermeneutik. Sehingga struktur pesan teks yang terkesan hanya untuk masyarakat Islam masa lalu, menjadi sebuah pesan yang berlaku untuk masyarakat Islam di masa kini, bahkan bisa disesuaikan dengan keadaan zaman asalkan masih dalam koledor maqasid teks.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan unsur-unsur semiotika yang terdapat dalam naskah drama RT Nol Rw Nol karya Iwan Sipatupang. Data-data yang didapatkan berupa percakapan-percakapan dan juga ...tindakan yang dilakukan oleh tokoh. Keseluruhan unsur semiotika menjadi fakta bahwa bahasa tidak hanya bersifat lisan melainkan dapat diciptakan melalui penanda dan petanda. Naskah drama yang diteliti berjudul RT Nol Rw Nol karya Iwan Sipatupang yang memiliki pesan sosial begitu kental tentang kehidupan manusia di kolong jembatan. RT Nol Rw Nol memberikan gambaran suatu lokasi atau latar yang tidak memiliki suatu pengakuan dari kependudukan di negaranya sendiri. Data yang dihasilkan berupa kutipan-kutipan baik berupa perkataan atau tingkah laku yang memuat semiotika dalam berkomunikasi. Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan teknik simak dan catat. Hasil analisis drama memuat unsur semiotika yang digunakan dalam menyampaikan suatu maksud tertentu oleh tokoh-tokohnya.
Studi ini bertujuan untuk mencari dan menemukan tanda-tanda dan simbol-simbol dari kata al-Dīn yang terdapat pada beberapa surat al-Qur’an berdasarkan pendekatan semiotika.Lahan semiotika yang ...meneliti tentang simbol-simbol, dan Alquran sendiri merupakan penuh dengan simbol-simbol. Oleh karena itu semiotika bisa dijadikan salah satu pisau analisis untuk mengungkap simbol-simbol dalam Alquran, salah satunya adalah teori semiotika Charles Sanders Peirce yang terkenal dengan trikotominya (sign, object, dan interpretant).Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan secara mendalam melalui data-data yang telah diteliti. Dari hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penjelasan tentang makna dan tafsir dari kata Al-Diin di dalam bebarapa ayat al-Qur’an tidaklah hanya bermakna agama, melainkan ada beberapa makna lain dikarenakan konteks yang berbeda pada setiap ayat atau surah. Pertama, al-Dīn bermakna pembalasan dan penghitungan amal ketika berhubungan dengan konteks eskatologis dan keagungan Tuhan. Kedua, al-Dīn bermakna agama itu sendiri. Ketiga,al-Dīn bermakna hukum atau undang-undang ketika berkaitan dengan kebijakan dan peraturan raja atau kerajaan.Keempat, al-Dīn bermakna ibadah ketika berhubungan dengan penghambangan dan peribadatan yang tulus hanya kepada Allah. Kelima, Al-Diin bermakna syariat atau jalan ketika berhubungan dengan pelaksanaan hukum Allah yang dturunkan kepada manusia.
Crayon Shin Chan, a Japanese two-dimension animation series broadcast in one of private Indonesian TVs, is categorized into child’s program since it is broadcast at child’s prime time, Sunday ...08.30 a.m. In spite of its broadcast time, this series consist of symbols directed not for children, such as some acts that are not appropriate to be done by children, especially in Indonesia. Moreover, adult symbols of sex are also found in the program. For this reason it will be interesting to analyze it using semiotic analysis. Semiotics is the study of symbol and its meaning which its principle concept is that both signifier and signified consist of symbols and are related to denotation and connotation. Crayon Shin Chan merupakan serial animasi dua dimensi yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Ini merupakan produk animasi 2 dimensi yang diimpor dari Jepang. Di Indonesia, serial ini masuk dalam kategori acara anak. Hal ini dapat dilihat dari jam penayangannya yang merupakan waktu prime time bagi anak, yakni pada hari minggu pukul 08.30. Akan tetapi, pada serial ini banyak simbol-simbol yang mengarah pada tayangan yang bukan untuk anak-anak, yakni adeganadegan yang tidak pantas dilakukan oleh anak khususnya di Indonesia. Serta adanya pula simbol-simbol yang mengarah pada tayangan berbau dewasa. Tentu akan menarik jika tayangan ini diteliti menggunakan analisis semiotika. Semiotika sendiri merupakan kajian ilmu mengenai tanda dan makna. Yang pada prinsipnya, konsep penting seperti penanda (signifier) dan petanda (signified) sama-sama terdiri dari tanda dan terkait dengan denotasi dan konotasi.
Tulisan ini mengulas makna dan transmisi mantra Tri sandhya. Mantra Tri Sandhyamerupakan salah satu bentuk sastra lisan yang ada di Bali. Mantra Tri Sandhya merupakan mantra yang dimiliki oleh orang ...Hindu Bali yang dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat ini, mantra Tri Sandya mulai dilupakan dan jarang oleh remaja Hindu Bali. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk (1) membaca makna mantra Tri Sandhya: (2) mantra transmisi Tri Sandhya pada remaja Hindu Bali yang tinggal di Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengambil data dalam bentuk kalimat bukan angka-angka. Sumber data dari penelitian ini adalah Mantra Tri Sandhya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Semiotika dengan teori Riffaterre. Semiotika untuk mengkaji tanda-tanda yang ada dalam mantra, Tri Sandhya, dapat dipahami makna dari mantra Tri Sandhya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mantra makna Tri Sandhya dan mantra transmisi Tri Sandhya pada remaja Hindu Bali di wilayah Malang saat ini.
Teknologi Internet membawa perubahan pada kehidupan manusia. Perubahan yang tampak dalam penelitian ini terletak pada dua hal. Pertama, perubahan pada cara warga melakukan pergerakan sosial. Kedua, ...internet menguatkan pengaruh globalisasi, maka isu-isu yang diangkat oleh warga juga merupakan isu global. Penelitian ini mengungkap potret globalisasi dalam gerakan sosial digital di Indonesia. Kasus yang dipilih adalah petisi online yang ditujukan kepada pihak internasional atas kasus genosida di Myanmar. Pendekatan analisis dalam penelitian ini menggunakan semiotika sosial. Tiga komponen yang dianalisis adalah medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana. Hasilnya adalah pembuat petisi menggunakan isu-isu kejahatan internasional, serta istilah-istilah provokatif untuk menguatkan pesan dalam teks.
Pesantren has contributed to a system of values of local wisdom that has become a tradition and is believed to be a core value and belief. However, not a few pesantren traditions are underestimated, ...valued by the Orientalists as old-fashioned, traditional, sincretic, etc. The existence of a shift in the view of the pesantren tradition, encourages authors to deconstruct salaf pesantren traditions using the study of Barthes's semiotics and Derrida's deconstruction theory analysis by: 1) Finding the meaning of denotation and connotation through signs, signifier and signified, 2) Tracing the elements of aporia (paradoxical meaning, contradictory meaning, and irony meaning), and 3) Reversing or changing the (conventional) meanings. The results of the study concluded that: 1) The traditions that have been developed in the Salaf pesantren are the accumulated interpretations that have been passed on by the ancestors as the treasures of human psychology (al-makhzun al-nafs) which act as guide tools in a boarding school environment; 2) analysis of the deconstruction of the salaf pesantren tradition is done by severing the epistemological relationship to all authorities that shape the knowledge tradition by overhauling the standard and frozen relations system into a fluid system of relations, further accounted for giving reasonable sides in all the traditions that developed within.
Keywords: Semiotics, Roland Barthes, Deconstruction, Jacques Derrida, Pesantren Tradition
Abstrak
Pesantren telah melahirkan sistem nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi tradisi dan diyakini sebagai nilai dasar (core belief and core values). Namun, tidak sedikit tradisi-tradisi pesantren dipandang sebelah mata, kolot, sinkretis, jumud dan kuno oleh kaum orientalis. Adanya pergeseran pandangan tersebut, mendorong penulis untuk mendekonstruksi tradisi pesantren salaf menggunakan kajian semiotika Barthes dan pisau analisis teori dekonstruksi Derrida dengan cara: 1) Mencari makna denotasi dan konotasi lewat tanda, penanda dan petanda, 2) Melacak unsur-unsur aporia (makna paradoks, makna kontradiktif, dan makna ironi), dan 3) Membalikkan atau merubah makna-makna yang sudah dikonvensionalkan. Penelitian kualitatif ini berlokasi di Pesantren Darussalam Mekar Agung Madiun. Melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, disimpulkan bahwa: 1) Tradisi-tradisi yang telah berkembang di pesantren salaf merupakan akumulasi interpretasi yang telah diwariskan para leluhur sebagai khazanah kejiwaan manusia (al-makhzun al-nafs) yang menjadi pedoman dan piranti dalam lingkungan pesantren; 2) analisis dekonstruksi tradisi pesantren salaf dilakukan dengan memutuskan hubungan epistemologis terhadap segala otoritas yang membentuk tradisi pengetahuan dengan merombak sistem relasi yang baku dan beku, menjadi sistem relasi yang cair dan dinamis, dari yang mutlak menjadi relatif, dari ahistoris menjadi historis yang selanjutnya dipertanggungjawabkan untuk memberi sisi-sisi masuk akal (reasonable) dalam segenap tradisi yang berkembang.
Kata Kunci: Semiotika, Roland Barthes, Dekontruksi, Jacques Derrida, Tradisi Pesantren.
This paper examines the meaning of shifa in the Qur'an as stated in Q.S. Al-Israa 17: 82 which can be used as a means of treating various diseases, both psychological and physical. Employing the ...semiotic theory of Roland Barthes consisting of two stages (the linguistic system which is also interpreted as denotative meaning and the system of mythology (myth) as connotative meaning), the results obtained that shifa is not only oriented to the psychic alone, but to healing both the psychic (spiritual) and physical. The message contained in the verse is that it is recommended to do treatment using the Qur'an, with lawful (halal) practices, and it is not allowed to practice medical treatment that can classify to shirk such as using magic spells, mediation of belief in objects, sacred places of worship, and other things that are superstitious.
Tulisan ini mengkaji tentang makna syifa dalam Al-Qur'an sebagaimana tertuang dalam Q.S. Al-Israa 17: 82 yang dapat digunakan sebagai sarana pengobatan berbagai penyakit, baik psikis maupun fisik. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang terdiri dari dua tahap (sistem linguistik yang juga diartikan sebagai makna denotatif dan sistem mitologi (mitos) sebagai makna konotatif), diperoleh hasil bahwa syifa tidak hanya berorientasi pada psikis saja, tetapi untuk penyembuhan baik psikis (spiritual) maupun fisik. Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah dianjurkan untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan Al-Qur'an, dengan praktik yang halal dan tidak diperbolehkan melakukan praktik pengobatan yang dapat digolongkan ke dalam syirik seperti menggunakan mantra sihir, perantaraan benda-benda, tempat-tempat ibadah yang keramat, dan hal-hal lain yang bersifat takhayul.
Culture in Minds and Societies makes a decisive break from the post-modernist. theoretical framework that considers knowledge as local and situation-specific. and restores the goal of construction of ...general knowledge to the social sciences. While recognizing the uniqueness of all human personal experience from birth to. death, it emphasizes the universality of cultural organization of human minds. and societies. This book presents a new look at the relationship between people and society,. produces a semiotic theory of cultural psychology and provides a dynamic treatment. of culture in human lives.
Semiotics is the science which studies signs in human life because human has the ability to give meaning to various social, cultural, and natural phenomenon. Since sign is a part of human culture, ...semiotics can be used to study human life. Semiotics undergoes development just like other sciences, so too does the application. In marketing management, semiotics is applied in advertising, brand meaning, and product meaning. Presently, consumer buys a product not merely for the function anymore. They are more interested in how the product can express the values they want. Connotation meaning or secondary meaning of a product is more prioritized than its denotation or primary meaning.