The architect of the Kraton Kasultanan Yogyakarta and Kraton Kasunanan Surakarta is the same person, namely Sultan Hamengkubuwono I. The basic assumption of this research is that there are ...similarities in the parts of the building and the message to be conveyed through the philosophy of form and naming. The purpose of this study is to describe the philosophical meaning contained in the details of the building of the Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mosque and the Yogyakarta Hadiningrat Sultanate Palace mosque. This study uses a philosophical approach, qualitative data analysis. Data were collected by observation, documentation and interview. The results showed that every part of the mosque building of Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat and Kraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat has a philosophical meaning related to the way of life of the Javanese-Islamic community.Abstrak: Arsitek dari Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta adalah orang yang sama, yaitu Sultan Hamengkubuwono I. Asumsi dasar penelitian ini adalah bahwa ada persamaan bagian bangunan dan pesan yang ingin disampaikan melalui filosofi bentuk dan penamaannya. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan makna filosofis yang terdapat dalam detail bangunan masjid Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan masjid Keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis, analisis data kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap bagian bangunan masjid Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan pandangan hidup masyarakat Islam-Jawa
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana makna simbol doangang berbahasa Makassar berdasarkan pengobatan, kecantikan dan kepintaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna ...doangang yang tersirat di balik simbol-simbol dalam doangang berbahasa Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang membentuk sebuah doangang yang berbahasa Makassar. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan doangang yang berlokasi di Desa Salajo Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga jenis doangang yang diteliti, yaitu jenis doangang yang pertama doangang kesehatan, terdapat simbol kalli bassi, urak bassi dan anging kupasang jeknek. Jenis doangang kedua yaitu doangang kecantikan, terdapat simbol kualle ri rammang kebo, jeknek ri batang kaca, dan bunga biraeng kukangkang. Jenis doangang ketiga yaitu doangang kepintaran, terdapat simbol Allah nurung, Adam dan Muhammad, teai cekla kukangkang, dan gatta golla kuking bolong. Masing-masing simbol doangang di atas memiliki makna tersendiri dalam teks doangang yang dijadikan sebagai suatu penyampaian yang mencerminkan pola pikir yang dimiliki oleh masyarakat Makasssar
Nell'ambito della collaborazione con il CISS, si segnala la registrazione del seguente incontro: Seminario di studio su Agostino a cura del Centro Interuniversitario di Studi sul Simbolico (CISS) ...Introduce: prof.ssa Iolanda Poma Relatori: prof.ssa Donatella Pagliacci, prof. Massimo Parodi Conclusioni: prof. Luigi Alici Registrazione video online: https://ciss.uniupo.it/archivio-iniziative/2021
Local Wisdom as a Symbol in Regional Budgeting Policy Decision. This study aims to describe the local wisdom of the “dodandian i paloko bo kinalang” agreement as a symbol of the government in making ...local budgeting policy decisions. The method used is descriptive qualitative by involving several stakeholders related to the Kotamobagu City government as informants. This study found that the “dodandian i paloko bo kinalang” agreement is seen as a form of commitment of all stakeholders. Therefore, the symbol of government is seen as a bastion of commitment that has been mutually agreed upon by the community and government to accommodate local regulations.
Seni bahasa pada lagu biasanya dipadukan dengan seni musik yang menyebabkan lagu memiliki nilai estetika yang tinggi. Lirik lagu biasanya pengarang juga memperhatikannya dalam pemilihan kata yang ...tepat dan memiliki unsur kiasan agar dapat dinikmati oleh pendengar. Selain itu, puisi juga tak kalah bedanya dengan lirik lagu yang memperhatikan pemilihan diksinya untuk menjadikan lirik-lirik puisi ini sangat imajinatif. Setiap diksi yang dipilih pengarang dalam menciptakan karya mengandung sistem tanda yang memiliki arti atau penafsiran yang luas. Penafsiran dalam sistem tanda yang ada di karya sastra memerlukan pendekatan sastra yang sesuai dalam membedahnya, agar penafsirannya sesuai dengan isi pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada pendengar maupun pembaca. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berusaha untuk menguraikan sumber data yang sudah ditemui dengan narasi yang jelas. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan semiotika dengan teori dari Charles Sanders Pierce yang mendasari dengan konsep trikotomi. Adapun sumber data penelitian ini dari lirik lagu Resah karya Payung Teduh dan puisi Menenangkan Rindu karya M. Aan Mansyur. Tujuan penelitian ini untuk memperlihatkan bagaimana penafsiran terhadap sistem tanda yang dimana memiliki penafsiran yang berbeda-beda, sesuai konteks yang ada.
This article examines the phenomenon of the pilgrimage of followers of the Syattariyah Order in Minangkabau to the tomb of Sheikh Burhanuddin. The focus of this article is on the forms of cultural ...and religious simbols that exist in the pilgrimage tradition to this tomb and how they are interpreted. The main data of this research are from field data, such as: interviews, observations, and historical objects around the tomb. An interviews data sources involve about 80 respondents. The focus of the study is the pilgrim's motives, simbols and meanings that accompany this tradition. The results of this study prove that the cultural simbols in this tradition are representations of the community's mindset, related to the socio-economic background that influences differences in the process of meaning and the practice of pilgrimages. The identified meanings of pilgrimage are: letting go of intentions, healing, expressing gratitude, charity, matchmaking, developing or perpetuating business, continuity of practice, respect for teachers and obtaining safety and peace.
Ludruk adalah sebuah kesenian dari Jawa Timur yang mencakup lagu, musik, gerak, tari, drama dan tata cahaya panggung yang seringkali menjadi wadah penyampaian aspirasi masyarakat. Adapun peneliti ...menggunakan ludruk sebagai objek penelitian karena ludruk sebagai kesenian daerah yang memiliki berbagai simbol tersirat di dalamnya dan menggunakan bahasa daerah sehari-hari yang mudah dipahami. Adanya fakta mengenai ludruk yang semakin tergerus dan tergantikan oleh kesenian lain yang berasal dari luar negeri membuat peneliti ingin mengenalkan ludruk sedini mungkin. Peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara serta studi literatur terhadap ludruk sebagai salah satu kesenian daerah, perkembangan kognitif dan artistik anak, musikologi dan psikomusikologi, serta kaitan antara warna dan usia praoperasional anak. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba untuk menganalisis apresiasi anak usia 6 tahun yang berada pada tahap kognitif praoperasional pada sebuah seni pertunjukkan ludruk yang disajikan secara virtual. Hasil yang didapat adalah anak mampu menangkap dan memahami simbol-simbol pada pertunjukkan ludruk, Selain itu, anak juga mengalami proses belajar memahami makna dibalik simbol dan perilaku tokoh kesenian. Anak mampu memberikan apresiasi terhadap sebuah pertunjukkan ludruk dan tidak terlepas dari aspek psikologi kognitif, aspek fisiologis, aspek afektif ataupun emosi, dan juga pengalaman musikalitas mereka sebagai individu.
ABSTRACT The work "Eternal" is a musical composition performance that adopts the meaning and significance of Sutardji Calzoum Bachri's symbolic poem "Q" as the base idea. The results of an in-depth ...observation of Sutardji Calzoum Bachri's symbolic poem "Q" are five main points which are derived from the interpretation of the author. The five points are (1) We (humans) and God have different positions, different substances and different characteristics, unimaginably different, so humans need guidance ('Q' = al-Quran) in order to reach Him; (2) Humans will always be limited in any ways as 'humans’, in contrast to creators and beings who are assigned the title alif, lam, mim; (3) As human beings who have reason and sense, we’ll always look for meanings and be side by side with the universe (habluminallah and habluminannas); (4) Confusion makes people speculate on everything; and (5) In the end, questions will end in questions again. These points are used as the basis for the theme or the atmospheric description for creating the materials for the musical and working on each of the musical compositions in "Eternal". The musical compositions are as follows: "Aku", "Q", "Seru!", "Alif Lam Mim", and "Tanya". The composition of the musical "Eternal" goes through three stages, namely the preparation of content ideas, the preparation of the composition ideas, and the actual composing. Keywords: Eternal, Music Analyzer, The Symbolic Poem “Q” ABSTRAK Karya “Eternal” adalah pertunjukan komposisi musik yang mengangkat arti dan makna puisi simbol “Q” karya Sutardji Calzoum Bachri sebagai ide gagasannya. Hasil pengamatan mendalam terhadap puisi simbol “Q” karya Sutardji Calzoum Bachri dapat ditemukan lima poin utama yang berasal dari hasil interpretasi pengkarya. Kelima poin tersebut yaitu (1) Kita (manusia) dan Tuhan memiliki perbedaan posisi, perbedaan zat dan perbedaan sifat, jauh tak terbayangkan, maka manusia butuh pedoman (‘Q’=al Quran) untuk sampai pada-Nya; (2) Manusia akan selalu terbatas dalam kadarnya sebagai ‘manusia’, berbeda dengan pencipta dan makhluk yang diberi predikat alif, lam, mim; (3) Sebagai manusia yang memiliki akal senantiasa mentadaburi (mencari makna) dan bersanding dengan alam semesta (habluminallah dan habluminannas); (4) Kebingungan membuat manusia berspekulasi terhadap segala hal; dan (5) Pada akhirnya pertanyaan akan berakhir pada pertanyaan kembali. Poin-poin tersebut digunakan sebagai titik pijak tema atau penggambaran suasana untuk menyusun materi musikal dan garap masing-masing komposisi musik dalam karya “Eternal”. Adapun komposisi musik tersebut sebagai berikut. “Aku”, “Q”, “Seru!”, “Alif Lam Mim”, dan “Tanya”. Penyusunan karya musik “Eternal” menggunakan tiga tahapan, yaitu penyusunan gagasan isi, penyusunan ide garapan, dan penuangan ide garapan. Kata kunci: Eternal, Analisa Musik, Puisi Simbol “Q”
Penggunaan warna merah dan kuning keemasan untuk perayaan Imlek Indonesia memang meriah. Perayaan ini sebagai momentum bagi masyarakat Tionghoa dalam melaksankan sembahyang pada leluhur dan berkumpul ...bersama keluarga. Warna merah setiap hiasan dan pakaian melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran, sedangkan warna kuning emas melambangkan keagungan atau kewibawaan dalam merayakan pergantian tahun. Masyarakat Tionghoa sangat menjaga kelestarian budaya sendiri sehingga sangat mudah dikenali. Terdapat pemaksanaan dari pelaksanaan budaya Cina melalui simbol-simbolnya, sebut saja jika mengacu pada kalender tradisional Cina ada istilah Tahun Kelinci, Ayam, Ular, Monyet, Tikus dan sebagainya. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa setiap hewan mempunyai karakter yang berbeda-beda. Memahami fenomena ini, masyarakat Tionghoa akan dapat memperkirakan seperti apa bisnis kedepan dan perkiraan halangan yang akan datang. Sehingga, penulis mencermati pemaknaan peruntungan dalam simbol yang melekat budaya imlek masyarakat Tionghoa dan difokuskan di wilayah Surabaya. peneliti menggunakan penelitian metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik purposive sampling. Simpulan dalam penelitian ini adalah masyarakat Tionghoa Surabaya memiliki kepercayaan terhadap tradisi dan terdapat pemaknaan tradisi dimana masyarakat Tionghoa di Surabaya menjunjung tinggi kebiasaan leluhur dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun.
Simbol dan interaksi sosial tidak bisa dipisahkan pada kajian komunikasi. Penggunaan simbol-simbol merupakan kegiatan yang akan selalu hadir pada setiap proses komunikasi. Tinjauan komunikasi untuk ...penelitian makna simbol ini selalu mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Pola perubahan interaksi sosial di kalangan masyarakat akan membawa perubahan makna simbol yang terkandung didalamna. Tujuan penelitian ini adalah untuk pemaknaan simbol dalam perubahan interaksi sosial dalam tinjauan komunikasi. Metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dimana penjabaran simbolik melalui pendekatan Perspektif simbolis interaksionism. Hasil penelitian didapatkan bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia dalam paradoks.