Anak stunting adalah anak yang terhambat pertumbuhan fisiknya karena masalah gizi dan pengasuhan yang kurang. Stunting pada balita akan berdampak buruk jika tidak ditanggulangi segera. Asupan gizi ...yang diterima tubuh anak sangat penting diperhatikan dan peran orang tua asuh dapat membimbing dan mengawasi anaknya agar kesehatan gigi dapat terjaga. Sehingga mencegah risiko kerusakan gigi dengan rajin menyikat gigi. Melalui pemberian edukasi mengenai perawatan gigi yang benar kepada orang tua asuh anak stunting sangatlah tepat. Pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua asuh tentang cara menyikat gigi pada anak stunting di Kelurahan Liliba Kota Kupang. Metode pelaksanaan pengabdian dengan teknik penyuluhan langsung pada ibu beranak stunting dan pemberian makanan tambahan selama 90 hari. Berdasarkan hasil penyuluhan yang diberikan saat pengabdian, ibu secara umum memahami tentang cara menyikat gigi pada anak stunting dan berkomitmen lebih baik lagi dalam mendampingi anak ketika menyikat gigi. Serta pendampingan yang diberikan selama 4 kali, pertama sebelum diintervensi, kedua pemberian makanan tambahan selama 30 hari, dilanjutkan ketiga 60 hari dan keempat 90 hari.Tim memantau dan mengevaluasi perkembangan kedua anak asuhnya terdapat peningkatan berat badan, tinggi badan serta lingkar lengan atas. Kesimpulan : terjadi perubahan berat badan anak serta ibu memahami cara menjaga kesehatan gigi anaknya.
ABSTRACTBackground: Behaviourwas the result of the interaction of external factors in the form of stimuli and internal factors in the form of responses. Dental health behaviourwas very influential on ...attitudes, perceptions, infrastructure and behaviour. The purpose of the study: to determine the effect of attitudes, perceptions, infrastructure on the dental health behaviour of sixth grade students in Baumata Village, Taebenu District. Research method: an observational study with a cross-sectional design. The research subjects were 112 children with criteria including male and female, willing became respondents by filling out informed consent. The attitude, perception and behaviour variables were measured by a questionnaire using a Likert scale; infrastructure variables were measured using a questionnaire by filling in the yes and no options. The results: The results of the correlation analysis showed that the variables of attitude (p=0.000), perception (p=0.014) and infrastructure (p=0.022) were significantly related to behaviour. The results of multiple regression analysis showed that the infrastructure variable (p=0.212) had no significant effect on behaviour. Attitude (p=0.000) and perception (p=0.010) variables had a significant effect on behaviour. Conclusion: There was an influence of attitudes and perceptions while infrastructure has no effect on dental health behaviour in sixth grade students of SD Baumata Village, Taebenu District.
The main factor that can cause cavities (caries) is the presence of bacteria that can cause cavities, namely bacteria types streptococcus and lacto bacillus, foods that are often consumed are foods ...that are sticky and stick to the teeth such as candy and chocolate which greatly facilitate the occurrence of cavities and the shape of the teeth. irregular teeth and thick, profuse saliva. Other factors that can also cause cavities and other dental diseases are the level of oral hygiene, frequency of food, gender and age. The purpose of this study was to determine the skills of elementary school students in brushing their teeth using the bass technique at SD Negeri 2 Baumata Timur. The population in this study was class IV with 19 students and class V with 21 students at SD Negeri 2 Baumata Timur. The sample in this study was the total population studied for grades IV and V with a total of 40 students. The results showed that the skill level of students before being given counseling with pantom, about brushing teeth with the bass technique was still very low at 85%, after being given counseling using pantom about brushing teeth with the bass method the skill level became better, namely 92.5 %. It was concluded that the knowledge of elementary school students' skills in brushing teeth using the bass technique at SD Negeri 2 Baumata Timur was good.
Faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya lubang gigi (Karies) adalah adanya bakteri yang dapat menyebabkan lubang gigi yaitu bakteri jenis streptococcus dan lacto basilus, makanan yang sering dikonsumsi yaitu makanan yang lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat sangat memudahkan terjadinya lubang gigi serta bentuk gigi yang tidak beraturan dan air liur yang kental dan banyak. Faktor lain yang juga dapat mengakibatkan lubang gigi dan penyakit gigi lainya yaitu tingkat kebersihan gigi dan mulut, frekuensi makanan, jenis kelamin dan usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan siswa-siswi sekolah dasar dalam menggosok gigi menggunakan teknik bass di SD Negeri 2 Baumata Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IV dengan jumlah siswa 19 orang dan kelas V dengan jumlah siswa 21 orang di SD Negeri 2 Baumata Timur. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang diteliti kelas IV dan V dengan jumlah 40 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterampilan siswa sebelum diberikan penyuluhan dengan pantom, tentang teknik menyikat gigi dengan teknik bass masih sangat rendah yaitu sebesar 85%, setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan pantom tentang teknik menyikat gigi dengan metode bass tingkat keterampilannya menjadi lebih baik yakni 92,5%. Disimpulkan bahwa pengetahuan keterampilan siswa-siswi sekolah dasar dalam menggosok gigi menggunakan teknik bass di SD Negeri 2 Baumata Timur baik.
Background: Increasing knowledge can be done through dental health education efforts, namely counseling to provide information to the community. Efforts to increase knowledge can be given a stimulus ...through educational games to sharpen children's brains and make children creative because the world of children is a world of play. To support playing and learning activities, media is needed that can be interesting according to the characteristics of children's development. The aim of the study was to determine the effectiveness of counseling using puzzle game media and snakes and ladders on dental caries knowledge in elementary school students in Taebenu District. The research design uses a quasi-experimental research design with a non-equivalent control group design. Sampling was by purposive sampling, the instrument in the study used a questionnaire and the analysis used SPSS with the Wilcoxon and Mann-Whitney tests. The results of the study: there is a significant difference in the number of scores between the puzzle media game and the snakes and ladders media game. This is evidenced by the results of the Mann-Whitney test, which obtained a p-value of 0.000 <0.05. From the results of the study it was concluded that there was an increase in the level of knowledge of children who were given games using snakes and ladders media more effectively than children who were given games using puzzle media.
Efforts to improve health status are carried out in the form of activities with promotive, preventive, curative, and rehabilitative approaches that are carried out in an integrated, comprehensive, ...and sustainable manner, in practice, there are still health problems, especially dental and oral health problems. One of the factors causing dental and oral health problems as well as handwashing activities is health behavior, health behavior in seeking healing is still hampered by the covid 19 pandemic outbreak. Therefore, researchers are interested in conducting research on the behavior of dental health workers in implementing health protocols at the Public health center in the whole city of Kupang in the new normal. The purpose of the study was to determine the behavior of dental health workers in implementing health protocols at health centers throughout the city of Kupang in the new normal period. Descriptive analysis research design. The research sample was 30 people. The results of data analysis showed that the knowledge of knowledge with good criteria was 26 people (86.7%), the attitude of respondents in the application of health protocols had the most attitudes with good criteria as many as 26 people (86.7%) and the actions of respondents in implementing the protocol. Health has the most actions with good criteria as many as 27 people (90%). It was concluded that the respondents' knowledge, attitudes, and actions in the application of health protocols had good criteria.
Upaya peningkatan derajat kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, dalam pelaksanaannya masih terjadi masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan gigi dan mulut. Salah satu faktor penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut serta kegiatan cuci tangan adalah perilaku kesehatan, perilaku kesehatan dalam mencari penyembuhan masih terhambat dengan adanya wabah pandemi covid 19. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku tenaga kesehatan gigi dalam menerapkan protokol kesehatan di puskesmas se-kota kupang di masa new normal. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku tenaga kesehatan gigi dalam menerapkan protokol kesehatan di puskesmas se-kota kupang di masa new normal. Desain penelitian analisis deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 30 orang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan pengetahuan dengan kriteria baik sebanyak 26 orang (86,7%), sikap responden dalam penerapan protokol kesehatan yang paling banyak memiliki sikap dengan kriteria baik sebanyak 26 orang (86,7%) dan tindakan tindakan responden dalam penerapan protokol kesehatan paling banyak memiliki tindakan dengan kriteria baik sebanyak 27 orang (90%). Disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam penerapan protokol kesehatan rata-rata kriteria baik.
Efforts to improve health status are carried out in the form of activities with promotive, preventive, curative, and rehabilitative approaches that are carried out in an integrated, comprehensive, ...and sustainable manner, in practice, there are still health problems, especially dental and oral health problems. One of the factors causing dental and oral health problems as well as handwashing activities is health behavior, health behavior in seeking healing is still hampered by the covid 19 pandemic outbreak. Therefore, researchers are interested in conducting research on the behavior of dental health workers in implementing health protocols at the Public health center in the whole city of Kupang in the new normal. The purpose of the study was to determine the behavior of dental health workers in implementing health protocols at health centers throughout the city of Kupang in the new normal period. Descriptive analysis research design. The research sample was 30 people. The results of data analysis showed that the knowledge of knowledge with good criteria was 26 people (86.7%), the attitude of respondents in the application of health protocols had the most attitudes with good criteria as many as 26 people (86.7%) and the actions of respondents in implementing the protocol. Health has the most actions with good criteria as many as 27 people (90%). It was concluded that the respondents' knowledge, attitudes, and actions in the application of health protocols had good criteria.
Upaya peningkatan derajat kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, dalam pelaksanaannya masih terjadi masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan gigi dan mulut. Salah satu faktor penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut serta kegiatan cuci tangan adalah perilaku kesehatan, perilaku kesehatan dalam mencari penyembuhan masih terhambat dengan adanya wabah pandemi covid 19. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku tenaga kesehatan gigi dalam menerapkan protokol kesehatan di puskesmas se-kota kupang di masa new normal. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku tenaga kesehatan gigi dalam menerapkan protokol kesehatan di puskesmas se-kota kupang di masa new normal. Desain penelitian analisis deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 30 orang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan pengetahuan dengan kriteria baik sebanyak 26 orang (86,7%), sikap responden dalam penerapan protokol kesehatan yang paling banyak memiliki sikap dengan kriteria baik sebanyak 26 orang (86,7%) dan tindakan tindakan responden dalam penerapan protokol kesehatan paling banyak memiliki tindakan dengan kriteria baik sebanyak 27 orang (90%). Disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam penerapan protokol kesehatan rata-rata kriteria baik.
Promosi kesehatan dan prevensi penyakit adalah sejumlah kegiatan yang bertujuan dan dirancang untuk menigkatkan kesehatan personal dan masyarakat melalui kombinasi strategi, termasuk implementasi ...perubahan perilaku, pendidikan kesehatan, deteksi resiko kesehatan serta peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Sedangkan kuratif dan rehabilitatif pada umumnya dilakukan tehadap sasaran secara individual. Alat Bantu atau alat peraga dalam penyuluhan kesehatan sebaiknya disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Alat peraga ini dimaksudkan untuk menggerakkan indra sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi seseorang. Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu dengan rancangan pre test – post test group design. Observasi untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan status kebersihan gigi dan mulut sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Dalam penelitian ini, subyek penelitian dibatasi pada siswa/i kelas V SD Negeri Bertingkat Naikoten 1 dan SD Negeri Kuanino yang berkedudukan di Kota Kupang. Dipilih 2 SD ini dengan maksud untuk membatasi variasi dalam mutu pendidikan, proses belajar mengajar dan faktor lingkungan sekolah. Instrumren yang digunakan dalam penelitian ini adalah leaflet yang berisikan materi tentang proses terjadinnya karang gigi dan lubang gigi. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap siswa tentang kesehatan gigi. Alat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media leaflet dapat meningkatkan secara bermakana pengetahuan dan sikap siswa SD sedangkan skor plak tidak dapat meningkatkan secara bermakna.
The mouth is an ideal place for the growth of bacteria. If the mouth is not cleaned properly, the food debris stuck to the teeth forms a colony called plaque, which is a thin, sticky and colorless ...(transparent) layer. Plaque is formed 1 hour after teeth cleaning and reaches its maximum after 30 days and plaque cannot be removed by gargling, spraying water or air, and can only be removed by mechanical means. Until now, the most effective mechanical means for removing plaque is a toothbrush. The purpose of this study was to determine the risk factors for dental caries in Murniasih Kindergarten children, Bakunase Village, Kota Raja District, using the Irene's Donut simulator. This type of research is descriptive research, which is a research method carried out with the main objective of obtaining an objective description or description of a situation. The population in this study were all 30 children in Murniasih Kindergarten, Bakunase Subdistrict, Kota Raja sub-district with their mother. The sample of this research is using the total population. The results showed that the risk factor for dental caries in Murniasih Kindergarten children was 100%. This happens because from birth the child is raised by his own family, if the mother or family (grandmother, grandfather) prepares food for the child, the risk of dental caries will be higher than if the maid who Having to prepare children's food plays a role in children's dental caries, with low maternal education (83%) so that children have a higher risk of caries, while children who like sweets (80%). It was concluded that the risk of dental caries in children at Murniasih Kindergarten for moderate criteria was still quite high (40%). This happens because the level of knowledge and how to raise children is not paid attention by parents where before going to bed at night children are not accustomed to brushing their teeth, and children also like to eat sweet food and drink, children have a habit of eating food, this can trigger teething. cavities (caries).
Mulut merupakan suatu tempat yang sangat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila mulut tidak dibersihkan dengan sempurna maka sisa makanan yang terselip pada gigi membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan tipis, lengket dan tidak berwarna (transparan). Plak terbentuk 1 jam setelah gigi dibersihkan dan mencapai maksimum setelah 30 hari dan plak tidak dapat dibersihkan dengan kumur-kumur, semprotan air atau udara, dan hanya dapat dibersihkan dengan alat mekanis. Sampai saat ini alat mekanis yang paling efektif untuk membersihkan plak adalah sikat gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko karies gigi pada anak-anak TK Murniasih Kelurahan Bakunase Kecamatan Kota Raja dengan menggunakan simulator Irene’s Donut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utamanya untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di TK Murniasih Kelurahan Bakunase kecamatan Kota Raja yang berjumlah 30 orang bersama ibunya. Sampel penelitian ini adalah menggunakan total populasi. Hasil penelitian menunjukkan faktor resiko karies gigi pada anak Tk Murniasih sebesar 100% hal ini terjadi karena dari lahir anak diasuh oleh keluarga sendiri jika ibu atau keluarga (nenek, kakek) yang menyiapkan makanan untuk anak maka resiko karies gigi akan lebih tinggi dibandingkan jika pembantu yang harus menyiapkan makanan anak berperan pada karies gigi anak, dengan pendidikan ibu (83%) rendah sehingga berisiko lebih tinggi anak yang mempunyai karies, sedangkan pada anak yang menyukai permen (80%). Disimpulkan bahwa resiko karies gigi pada anak di TK Murniasih untuk kriteria sedang masih cukup tinggi (40%). Hal ini terjadi karena tingkat pengetahuan dan cara mengasuh anak yang kurang diperhatikan oleh orang tua dimana pada saat sebelum tidur malam anak tidak dibiasakan menggosok gigi, dan juga anak suka makan makanan dan minum yang manis, anak mempunyai kebiasaan mengemut makanan hal ini dapat memicu terjadinya gigi berlubang (karies).
Dental and oral health is an integral part of overall health services. One of the proposed technical programs is to develop a policy for preventing dental and oral diseases and to increase efforts to ...promote dental and oral health, especially for school-age children and adolescents. Dental caries or cavities are damage to the hard tissues of the teeth, from tooth enamel to dentin or bone. The purpose of this study was to determine the level of knowledge and prevalence of caries in the students of SD Negeri 2 Baumata Timur, Kupang Regency. The research method is a descriptive study with a sample of 30 respondents, consisting of children aged 7-9 years. The independent variable studied was the incidence of caries, the dependent variable was the child's knowledge of eating patterns. The measuring instrument used is a questionnaire. The results of the study on respondents showed that the level of children's knowledge about eating patterns was in the good category of 6.7%, the level of poor knowledge was 93.3%. While children who have caries are in the very high category with a percentage of 96.7 (29 students), children who are free of caries with a percentage of 3.3 (1 student).
Kesehatan Gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan Kesehatan secara menyeluruh. Salah satu program teknis yang disarangkan adalah mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta meningkatkan upaya promosi kesehatan gigi dan mulut khusunya pada anak-anak usia sekolah dan remaja. Karies Gigi atau Gigi berlubang merupakan merupakan kerusakan pada jaringan keras gigi di mulai dari email gigi hingga dentin atau tulang gigi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan prevalensi karies pada siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Baumata Timur Kabupaten Kupang. Metode penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel sampel sebanyak 30 responden yaitu terdiri dari anak usia 7-9 tahun. Variabel bebas yang diteliti yakni kejadian karies, Variabel terikat yakni pengetahuan anak tentang pola makan. Alat ukur yang digunakan adalah kusioner. Hasil penelitian pada responden menunjukkan tingkat pengetahuan anak tentang pola makan berada pada kategori baik sebesar 6,7%, tingkat pengetahuan buruk sebanyak 93,3%. Sedangkan anak yang memiliki karies berada pada kategori sangat tinggi dengan Persentase 96,7 (29 siswa), anak yang bebas karies dengan persentase 3,3 (1 siswa).
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Indonesia juga masih sangat memprihatinkan, terbukti Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menujukkan 57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut. ...Penduduk yang menerima perawatan oleh tenaga medis gigi hanya 10,2%. Hal ini menjadi tantangan bagi tenaga terapis gigi dan mulut di NTT karena masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat NTT masih berada di bawah standar nasional dan target Indonesia bebas karies tahun 2030, sehingga perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya dengan memberikan permainan edukasi kartu tos gambar kesehatan gigi. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan melakukan penyuluhan. Tahapan yang dilakukan diantaranya pre-tes pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, permianan tos gambar dan melakukan post-tes pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Hasil Penerapan permainan kartu tos gambar sebagai media edukasi kesehatan gigi pada siswa SD GMIT Oehani Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang efektif meningkatkan pengetahuan kasehatan gigi dan mulut.