Pada pemanas air bertenaga matahari, radiasi matahari jatuh dan diserap oleh kolektor tabung yang kemudian panasnya digunakan sebagai sumber pemanas air untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. ...Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi pada sistem pemanas air bertenaga matahari adalah dengan menambahkan reflektor di bawah kolektor. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh reflektor terhadap efisiensi kolektor ketika charging. Kolektor tabung terdiri dari komponen pipa absorber, pipa air, dan reflektor. Sedangkan reflektor berbentuk parabolik dibuat dari stainless untuk memaksimalkan pantulan ke kolektor. Pada experimen debit air divariasi 0,48 l/menit; 0,59 l/menit; dan 1,82 l/menit. Pengukuran suhu dengan thermokopeldilakukan pada beberapa titik: (i) suhu air masukdan (ii) suhu air keluar, (iii)suhu phase change material(PCM). Sementara pengukuran intensitas radiasi dilakukan dengan pyranometer. Data kemudian dibandingkan antara pemanas air menggunakan reflektor dan tanpa reflektor. Hasil efisiensi kolektor tertinggi pada saat debit air 1,82 l/menit ketika performa kolektor maksimum dengan reflektor dan tanpa reflektor masing-masing adalah 76,8 % dan 69,7 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan reflektor meningkatkan efisiensi pada kolektor tabung untuk pemanas air.Suhu air keluar dengan reflektor dengan debit 0,59 l/menit lebih tinggi 1,7% dibanding penelitian sebelumnya.
Kolektor merupakan salah satu komponen utama dari mesin pendingin adsorpsi tenaga surya. Dapat dikatakan bahwa kolektor merupakan motor penggerak dari siklus yang terjadi pada mesin pendingin ...adsorpsi. Pada penelitian ini digunakan kolektor tipe plat datar dengan luas penampang 0,5 m2 dan diisi dengan menggunakan pasangan adsorpsi karbon aktif serbuk-metanol. Proses pengujian dilakukan di lokasi yang terkena paparan radiasi matahari selama beberapa hari. Alat ukur cuaca digunakan untuk mengetahui parameter yang diukur seperti intensitas radiasi, temperatur dan kelembaban udara lingkungan. Sedangkan alat ukur termokopel yang terhubung dengan alat akuisisi data digunakan untuk merekam perubahan temperatur pada komponen kolektor dan mesin pendingin adsorpsi. Hasil eksperimental menunjukkan bahwa efisiensi kolektor yang diperoleh memiliki nilai maksimum sebesar 55,43%. Diperoleh juga pengaruh kondisi cuaca terhadap kinerja kolektor berdasarkan analisa statistik sebesar 72%
Metode pengeringan menggunakan surya sebagai sumber energi panas adalah metode pengeringan yang banyak digunakan. Besarnya panas yang dihasilkan tergantung dari jumlah radiasi matahari yang dapat ...ditangkap oleh kolektor surya. Tangkapan radiasi matahari dapat dioptimalkan dengan merekayasa kolektor surya yang dapat bergerak mengikuti posisi matahari. Kualitas produk pangan yang dikeringkan sangat dipengaruhi oleh aliran udara panas pada proses pengeringan. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan kajian tentang aliran udara panas pada kolektor surya yang bergerak mengikuti posisi matahari. Penelitian menggunakan 2 buah kolektor surya yang direkayasa dengan ukuran, bentuk dan bahan yang sama dimana salah satu kolektor berada dalam kondisi tetap dan kolektor lainnya dapat bergerak mengikuti posisi matahari. Kecepatan aliran udara panas yang keluar dari saluran keluar (outlet) kolektor surya divariasikan menjadi 3 perlakuan yaitu 2 m/s, 4 m/s dan 6 m/s. Pengambilan data dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dengan selang waktu pengambilan data adalah setiap 30 menit. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecepatan udara panas pada outlet kolektor surya sangat berbeda nyata pengaruhnya terhadap nilai temperatur udara panas di dalam dan outlet kolektor surya. Kolektor surya yang bergerak mengikuti posisi matahari dapat meningkatkan performansi temperatur di dalam dan outlet kolektor surya pada berbagai kondisi kecepatan udara outlet berbanding kolektor surya tetap. Kenaikan performansi tertinggi di dalam dan outlet kolektor surya diperoleh pada kecepatan udara outlet 2 m/s masing-masing sebesar 16,29% dan 3,98%.
Percobaan untuk mengetahui dampak kemiringan kolektor surya telah dilakukan. Percobaan ini menggunakan kolektor surya dengan batu granit sebagai absorbernya. Ukuran kolektor yang digunakan adalah 100 ...cm x 80 cm x 10 cm dengan saluran paralel yang terbuat dari tujuh pipa tembaga. Kemiringan sudut kolektor yang divariasikan adalah 15°, 30° dan 45° dan debit aliran air yang diterapkan adalah 300, 400, dan 500 cc/menit. Pengambilan data dilakukan tiap 30 menit, sedangkan pengecekan debit aliran dilakukan tiap 10 menit. Lama total percobaan adalah 7 jam yaitu dari jam 10.00 Wita sampai jam 17.00 Wita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beda suhu air masuk dan keluar tertinggi didominasi oleh kolektor surya dengan kemiringan 30° yaitu sekitar 17,64°C pada debit 300 cc/menit. Sementara itu, untuk kemiringan 15° dan 45°, selisih temperatur yang diperoleh sebesar 16,11°C dan 15,91°C. Namun demikian, efisiensi rata-rata tertinggi sebesar 64,44% diperoleh pada sudut kemiringan kolektor 30° dan debit 400 cc/menit.
Rad obuhvaća analizu različitih tehnoloških postupaka i mogućnosti primjene dodatne opreme na prskalicama u zaštiti ratarskih i povrtlarskih kultura a s aspekta racionalne primjene pesticida kao što ...su herbicidi, insekticidi i fungicidi. Primjena dodatne opreme kao što su produžene cijevi u primjeni herbicida, sklop za prilagodbu mlaznica u primjeni insekticida i fungicida kao i uređaj (bio-kolektor) za sakupljanje kukaca kao i karte aplikacije pesticida mogu doprinijeti isti efekt u zaštiti s manjom potrošnjom sredstva kao i manje tretiranje ne ciljanih površina.
ABSTRACT The majority of researchers have carried out simulations using computational fluid dynamics (CFD) and experimental investigation for design, manufacturing, performance evaluation, ...understanding flow behavior, efficiency prediction, condition optimization, etc. The main objective of the recent paper is to compare horizontally finned and 45° inclined finned solar air collector absorbers and to select the better construction using numerical simulation. ANSYS Fluent Workbench 2022 with renormalization-group (RNG) group k–ε turbulence model was applied for the analysis of the computational domain of solar air heaters. The simulation results generated using CFD were validated with data from the literature, and the simulation results were in agreement with experimental results from the relevant literature. Based on the simulation results the horizontal finned solar air collector absorber has better heat transfer behavior than the 45° inclined. ABSTRAK Mayoritas peneliti umumnya melakukan simulasi menggunakan perangkat komputasi, seperti computational fluid dynamic (CFD) dan eksperimental untuk menunjang keperluan desain, rancang bangun sistem, evaluasi kinerja dan karakteristik aliran, memperkirakan kinerja, serta optimalisasi, dll. Target dari makalah ini adalah membandingkan pemanas udara surya dengan sirip posisi horizontal dan miring 45° yang dipasang pada kolektor surya untuk memilih konstruksi terbaik secara numerik. ANSYS Fluent Workbench 2022 dengan model turbulensi k–ε renormalisasi grup (RNG) digunakan sebagai perangkat simulasi. Hasil simulasi divalidasi dengan data eksperimental dari literatur yang relevan, dan memperlihatkan kecenderungan yang sama. Berdasarkan simulasi, kolektor udara surya bersirip horizontal mempunyai karakteristik perpindahan panas yang lebih baik dibandingkan dengan kolektor udara bersirip miring 45°.
Abstrak: Untuk mendapatkan standar SNI 01-03920-1995 kadar air untuk jagung adalah 13-14%, jagung harus melewati prosespengeringan. Masyarakat Gorontalo dalam pengeringan masih menggunakan cara ...konvensional yakni denganmenjemur dibawah terik matahari langsung sehingga berpengaruh pada laju pengeringan. Salah satu metodepengeringan buatan yang telah dikembangkan antara lain adalah alat pengering dengan metode surya kolektor.Kolektor surya yang dirancang dan digunakan dalam penelitian ini adalah kolektor surya hybrid dengan absorber senggelombang, divariasikan dengan dua sudut kolektor. Kedua sudut kolektor yakni 75o dan 45o. Kadar air jagung awalsebelum penelitian adalah 20,7% dengan penjemuran konvensional kadar air dalam sehari menurun hingga 18%,sedangkan dengan menggunakan alat kolektor surya pada variasi sudut 45o kadar airnya menurun hingga 15,01% Lajupenguapan (Qe) sebesar 2758,011 watt.Kata kunci: Kadar air, jagung, kolektor surya, sudut
Abstrak. Metode pengeringan menggunakan surya sebagai sumber energi panas adalah metode pengeringan yang banyak digunakan. Besarnya panas yang dihasilkan tergantung dari jumlah radiasi matahari yang ...dapat ditangkap oleh kolektor surya. Tangkapan radiasi matahari dapat dioptimalkan dengan merekayasa kolektor surya yang dapat bergerak mengikuti posisi matahari. Kualitas produk pangan yang dikeringkan sangat dipengaruhi oleh aliran udara panas pada proses pengeringan. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan kajian tentang aliran udara panas pada kolektor surya yang bergerak mengikuti posisi matahari. Penelitian menggunakan 2 buah kolektor surya yang direkayasa dengan ukuran, bentuk dan bahan yang sama dimana salah satu kolektor berada dalam kondisi tetap dan kolektor lainnya dapat bergerak mengikuti posisi matahari. Kecepatan aliran udara panas yang keluar dari saluran keluar (outlet) kolektor surya divariasikan menjadi 3 perlakuan yaitu 2 m/s, 4 m/s dan 6 m/s. Pengambilan data dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dengan selang waktu pengambilan data adalah setiap 30 menit. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecepatan udara panas pada outlet kolektor surya sangat berbeda nyata pengaruhnya terhadap nilai temperatur udara panas di dalam dan outlet kolektor surya. Kolektor surya yang bergerak mengikuti posisi matahari dapat meningkatkan performansi temperatur di dalam dan outlet kolektor surya pada berbagai kondisi kecepatan udara outlet berbanding kolektor surya tetap. Kenaikan performansi tertinggi di dalam dan outlet kolektor surya diperoleh pada kecepatan udara outlet 2 m/s masing-masing sebesar 16,29% dan 3,98%. Analysis of Fluid Flow Speed on Solar Collector Performance which Moves to follow the Position of the Sun Abstract. The drying method using solar as a source of heat energy is a widely used drying method. The amount of heat produced depends on the amount of solar radiation that can be collected by solar collector. The capture of solar radiation can be optimized by construction the solar collector that can move in the sun's position. The quality of dried food products is strongly influenced by the flow of hot air in the drying process. Based on these problems, it is necessary to study the flow of hot air in solar collectors that move in the sun's position. The study used 2 units of solar collector that construction with the same size, shape and material where one of the collectors is in a fixed condition and the other collector can move in the sun's position. The velocity of hot air flowing out of the outlet of the solar collector was varied into 3 treatments, namely 2 m/s, 4 m/s and 6 m/s. Data collection starts at 8:00 a.m. until 16:00 p.m. with an interval of data collection is every 30 minutes. The results of the analysis show that the hot air velocity at the solar collector outlet has a very different effect on the temperature value of hot air inside and the solar collector outlet. Solar collector that move in the sun's position can increase the temperature performance in and solar collector outlets in various conditions of outlet air velocity. The highest increase in performance in and solar collector outlets was obtained at outlet air velocity of 2 m / s at 16.29% and 3.98% respectively.
Berdasarkan geometrinya salah satu jenis kolektor surya adalah kolektor tubular. Kolektor tubular adalah sebuahkolekor surya konsentris, dimana antara kaca penutup (cover) dan pipa penyerap ...(absorber) membentuk anulus. Pipapenyerap berada disebelah dalam sedangkan kaca penutup dengan diameter yang lebih besar berada di sebelah luar. Saatini kaca penutup pada kolektor tubular hanya difungsikan untuk menghalangi panas terbuang ke lingkungan. Selain itukolektor tubular umumnya menggunakan tipe aliran fluida kerja satu arah. Pada penelitian yang telah dilakukan, dibuatrancang bangun sebuah kolektor tubular, dimana dipilih tabung kaca sebagai kaca penutup yang separuh bagiannyadimodifikasi dengan membentuk reflektor pada bagian bawah dan pipa penyerap yang dibuat membentuk anulus denganarah aliran mengikuti anulus.Metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi performansi kolektor adalah instantaneous efficiency. Effisiensikolektor merupakan perbandingan panas yang diserap oleh fluida dan intensitas matahari yang mengenai kolektorPerformansi dari kolektor dapat dinyatakan dengan effisiensi temalnya.Eefisiensi aktual kolektor surya tubular terkonsentrasi dengan pipa penyerap dibentuk anulus dan kolektor suryatubular terkonsentrasi dengan pipa penyerap yang dibentuk lurus dengan variasi posisi pipa penyerap pada posisi 5 (L5 = -5,32 cm) lebih tinggi dibandingkan dengan energi berguna aktual (Qu,a) pada posisi L1 = 5,32 cm, L2 = 2,66 cm, L3 = 0 cm,dan L4 = -2,66 cm
Abstrak. Kolektor surya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengumpulkan energi matahari yang masuk dan diubah menjadi energi termal dan meneruskan energi tersebut ke fluida. Fluida yang ...digunakan dapat berupa minyak, oli ataupun udara. Penelitian ini bertujuan untuk membangun dan menguji kinerja kolektor surya plat datar dengan menggunakan kendal (lemak sapi) sebagai media penyimpan panas. Bagian utama kolektor surya plat datar yang dibangun dari: rangka, cover, isolator, pipa tembaga dan absorber. Penyiapan kolektor surya plat datar yaitu dengan cara memanaskan lemak sapi hingga mencair, lalu dimasukkan kedalam pipa tembaga. Kemudian kolektor surya diletakkan pada posisi orientasi dengan sudut kemiringan 20 o. pengujian dilakukan mulai pukul 09.00 sampai dengan 17.30 WIB pada cuaca yang cerah. Berdasarkan hasil penelitian, total radiasi tertinggi terjadi pada hari pertama sebesar 4240,82 (Watt Jam/m2). Jumlah energi yang diterima oleh kolektor tertinggi terjadi pada hari pertama yaitu sebesar 5540,07 kJ. Suhu rata-rata pada media penyimpan panas (kendal) adalah sebesar 43,20oC dan menghasilkan suhu rata-rata outlet sebesar 45,6oC. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kendal sebagai media penyimpan panas sangat baik karena suhu kolektor surya tetap stabil pada saat radiasi matahari sudah tidak ada. Use of Kendal As a Heat Storage Medium on The Flat Solar Collector Type Abstract. Solar collector is a device that serves to collect the incoming solar energy and converted into thermal energy and redirects energy into the fluid. This study aimed to develop and test the performance of solar collector using kendal (beef fat) as a heat storage medium. The main parts of flat solar collector is constructed of: frame, cover, insulator, copper pipes and absorber. Preparation of flat plate solar collector that is done by heating until melted beef fat. Then inserted it into the copper pipe. After that, the solar collector is placed in a position with a slope angle 20o orientation. Testing was conducted from 09.00 until 17.30 on a sunny day. Based on the results of the study, the highest total radiation occurs on the first day at 4240.82 (Watt hours / m2). The amount of energy received by the collector is highest on the first day which amounted to 5540.07 kJ. The average temperature in the heat storage medium (Kendal) amounted 43.20 oC and generates an average outlet temperature that is equal 45.6 oC. The results of this study indicate that the use of kendal as excellent heat storage medium for solar collector temperature remains stable when solar radiation is not there.