Latar belakang. Kasus demam berdarah dengue masih sering terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Perburukan klinis pasien menjadi sindrom syok dengue dapat berlangsung dengan cepat. Selain ...hemokonsentrasi dan trombositopenia, hiperferitinemia bisa ditemukan pada kasus demam berdarah dengue.Tujuan. Memberikan pemaparan mengenai hiperferitinemia pada infeksi demam dengueMetode. Penelusuran literatur dilakukan melalui Pubmed, ScienceDirect, EBSCO, Elsevier, dan Google Scholar. Kombinasi kata kunci yang digunakan meliputi dengue hemorrhagic shock, severe dengue, hyperferritinemia, ferritin serum in dengue, marker in dengue.Hasil. Didapatkan studi yang mendukung hiperferitinemia sebagai penanda infeksi dengue berat dan sindrom syok dengue.Kesimpulan. Dapat dipertimbangkan pemeriksaan feritin sebagai indikator derajat keparahan infeksi dengue.
Feritin adalah protein penyimpan zat besi utama yang ditemukan pada jaringan tubuh manusia. Fungsi feritin ialah sebagai penyimpanan zat besi terutama di dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Kadar ...feritin serum merupakan indikator spesifik yang sering digunakan untuk menunjukkan ketersediaan besi tubuh karena protein berikatan dengan cadangan besi di dalam tubuh Pengeluaran darah selama menstruasi menunjukkan kehilangan simpanan zat besi secara cepat sesuai dengan banyaknya darah yang keluar sedangkan semakin lama wanita mengalami menstruasi maka semakin banyak pula darah yang keluar dan semakin banyak kehilangan timbunan zat besi. Oleh karena itu menstruasi merupakan golongan yang cenderung mengalami defisiensi besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil kadar feritin serum pada remaja menstruasi dan tidak sedang menstruasi. Jenis penelitian ini adalah Cross Sectional Komparatif. Penelitian ini dilakukan di Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang dan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang pada tanggal 08-17 Februari 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 20 sampel. Hasil penelitian memiliki nilai rata-rata 22,88 ng/mL untuk remaja yang sedang menstruasi dan 22 ng/mL untuk remaja yang tidak sedang menstruasi. Hasil uji T berpasangan didapatkan nilai p < 0,05. Kesimpulan dari penelitian yaitu ada perbedaan hasil kadar feritin serum pada remaja menstruasi dan tidak sedang menstruasi.
Patients with transfusion-dependent thalassemia (TDT) may experience an increase in ferritin due to shorter erythrocyte lifespan and lysis, as well as side effects of transfusion. Increasing ferritin ...can cause various complications, including pain, which can develop into chronic pain and interfere with life quality. This study aims to determine the relationship between pain and serum ferritin levels in adults with TDT. This study was an analytical observational study using a cross-sectional design on adult TDT patients with pain who came to the Hemato-Oncology Clinic of Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. This research was conducted from March to June 2021. All subjects were assisted to fill out the Indonesian version of the Brief Pain Inventory Short Form (BPI-SF) questionnaire before transfusion. Ferritin levels in the last three months were obtained from medical records. If more than three months, serum ferritin levels were examined. Ferritin levels and BPI-SF scores were then correlated using the Pearson test. The study was conducted on 51 adult TDT patients with pain, and the average value of ferritin levels in research subjects is 5081±2929 g/L. There was a relationship between pain (the dimensions of pain interfere with life on the BPI-SF score) and an increase in ferritin levels (p=0.042, r=0.29). The results showed there is a relationship between pain and serum ferritin levels. Regular consumption of iron chelation tablets can reduce ferritin levels and improve the quality of life for adults with TDT. HUBUNGAN NYERI DENGAN KADAR FERITIN SERUM PADA PENYANDANG TRANSFUSION-DEPENDENT THALASSEMIA DEWASAPenyandang transfusion-dependent thalassemia (TDT) dapat mengalami peningkatan feritin akibat umur eritrosit yang lebih pendek dan mudah lisis, serta efek samping terhadap pemberian transfusi. Peningkatan feritin tersebut dapat menyebabkan berbagai komplikasi di antaranya nyeri yang dapat berkembang menjadi nyeri kronik dan mengganggu kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan nyeri dengan kadar feritin serum pada penyandang TDT dewasa. Penelitian dengan observasional analitik menggunakan rancangan potong lintang pada penyandang TDT dewasa dengan nyeri yang datang ke Klinik Hemato-Onkologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan dari Maret hingga Juni 2021. Seluruh subjek dilakukan pendampingan untuk mengisi kuesioner Brief Pain Inventory Short Form (BPI-SF) versi Indonesia sebelum transfusi. Kadar feritin dalam tiga bulan terakhir didapatkan dari rekam medis dan bila lebih dari tiga bulan dilakukan pemeriksaan kadar feritin serum. Kadar feritin dan skor BPI-SF kemudian dikorelasikan menggunakan Uji Pearson. Penelitian dilakukan kepada 51 penyandang TDT dewasa dengan gejala nyeri dan didapatkan nilai rerata kadar feritin pada subjek penelitian adalah 5081±2929 μg/L. Hasil penelitian memperlihatkan terdapat hubungan antara nyeri (dimensi efek nyeri terhadap kehidupan) dan peningkatan kadar feritin (p=0,042; r=0,29). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara nyeri dan kadar feritin serum. Konsumsi tablet kelasi besi secara rutin dapat menurunkan kadar feritin dan memperbaiki kualitas hidup penyandang TDT dewasa.
Latar Belakang: Perilaku hidup bersih dan sehat yang tidak diterapkan dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit infeksi yang memicu terjadinya anemia. Pondok pesantren memiliki peran yang besar ...dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat bagi para siswa. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan hemoglobin dan feritin serum. Hemoglobin dan feritin serum merupakan indikator untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi. Metode: Desain penelitian adalah cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2021 di Pondok Pesantren Al Falak Bogor dan subjek terpilih secara purposive sebanyak 45 subjek dengan kriteria inklusi yaitu siswi berusia 12-20 tahun, dalam kondisi sehat, serta berada di asrama selama masa penelitian, sedangkan kriteria ekslusinya adalah tidak berada di asrama selama lebih dari 2 minggu. Data status anemia subjek diperoleh melalui pengukuran kadar hemoglobin dan feritin serum. Analisis kadar hemoglobin (Hb) dengan metode Cyanmethemoglobin sementara analisis kadar feritin pada sampel serum dengan metode Chemiluminescent Micropartical Immunoassay (CMIA). Analisis korelasi antara variabel tergantung yaitu hemoglobin dan feritin serum dan variabel bebas yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil: Berdasarkan nilai hemoglobin sebanyak 37,8% subjek mengalami anemia sementara berdasarkan nilai feritin serum sebanyak 51,1% subjek memiliki status besi rendah. Perilaku terkait kebersihan pribadi, perilaku terkait cuci tangan dan perilaku terkait kebersihan tempat tinggal subjek tergolong baik berturut-turut sebesar 55,6%, 57,8% dan 44,4%. Terdapat hubungan antara perilaku terkait kebersihan pribadi dengan hemoglobin (p=0,042) (r=0,305) dan feritin serum (p=0,036) (r=0,313). Kesimpulan: Kebersihan pribadi berhubungan dengan hemoglobin dan feritin serum pada remaja putri dikarenakan kemampuan remaja putri dalam menjaga perilaku hidup bersih dan sehat di Pondok pesantren.
Anemia in pregnancy is a common health problems today, where iron deficiency is the main cause. Iron deficiency will affect the various organs and metabolic pathways, especially the central dopamine ...pathway. Dopamine is a neurotransmitter that is found in brain and affects human interpersonal actions and correlations. The purpose of this study was to determine the correlation of maternal serum feritin with cord blood dopamine concentration. The design of this study was cross sectional, observe 30 pregnant women with their babies born in Rika Hardi, SSiTmaternity clinic. Samples were selected by consecutive sampling. Ferritin and dopamine concentration was checked at BalaiLaboratoriumKesehatan West Sumatera, where ferritin concentration by ECLIA and dopamine concentration by ELISA. Data were analyzed with Spearman correlation test to find the correlation of maternal serum feritin with cord blood dopamine concentration. The study results obtained, mean concentration of maternal serum ferritin 33,21±26,08 ng/mL and cord blood dopamine concentration 172,27±27,21 ng/L. Correlation test of maternal serum feritin with cord blood dopamine concentration had p value = 0,301 (p>0,05). In this study, we can conclude that there is no correlation between maternal serum feritin with cord blood dopamine concentration.Further research is needed by considering various factors that affect maternal ferritin concentration such as food intake and iron supplementation, and which affect dopamine concentration, such as stress and adequate sleep.
Latar belakang. Anak penyandang talasemia beta mayor sering mengalami komplikasi kelainan tulang berupa gangguan maturasi tulang. Iron overload akibat transfusi darah berulang diketahui berkontribusi ...atas gangguan ini. Kadar vitamin D yang rendah juga sering ditemukan pada pasien talasemia beta mayor.Tujuan. Untuk mengetahui peranan kadar feritin serum dan vitamin D terhadap keterlambatan usia tulang.Metode. Observasi analitik korelasional rancangan potong lintang, pada anak usia 3-18 tahun dengan talasemia beta mayor. Dilakukan pemeriksaan kadar feritin serum, vitamin D, dan usia tulang. Analisis multi variabel menggunakan regresi linier ganda. Hasil uji bermakna bila nilai p<0,05.Hasil. Subjek sebanyak 50 anak. Rerata kadar feritin serum dan vitamin D yaitu 3092 ng/mL dan 26 ng/mL. Usia tulang defisit pada 39 (78%) subjek. Persamaan regresi ganda defisit usia tulang (bulan) yaitu 32,872-25,675*log (kadar vitamin D) + 0,007*kadar feritin serum sedangkan regresi multipel linier yaitu 51%. Kadar feritin serum diatas 2610 ng/mL dapat memprediksi defisit usia tulang > 12 bulan.Kesimpulan. Korelasi positif kuat antara kadar feritin serum terhadap keterlambatan usia tulang (p<0,001 ; r=0,7) dan korelasi negatif lemah antara vitamin D terhadap keterlambatan usia tulang (p=0,02 ; r=-0,3). Peranan feritin dan vitamin D terhadap keterlambatan usia tulang, yaitu sebesar 51%.
Latar belakang. Jenis kelasi besi oral deferipron dan deferasiroks banyak digunakan penyandang talasemia untuk mencegah komplikasi hemosiderosis. Dalam penelitian yang berbeda, masing-masing terbukti ...efektif mengurangi komplikasi hemosiderosis akibat transfusi darah. Tingkat kepatuhan sangat memengaruhi keberhasilan terapi dan tingkat kepatuhan pengobatan dapat dipengaruhi regimen kelasi besi.Tujuan. Mengetahui hubungan jenis dan tingkat kepatuhan pengobatan kelasi oral terhadap kadar feritin serum pada penyandang talasemia beta mayor anak. Metode. Penelitian observasional analitik dengan rancang potong lintang, dilaksanakan Januari-Februari 2019. Subjek adalah penyandang talasemia beta mayor di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, secara consecutive sampling. Wawancara menggunakan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8, pemeriksaan serum feritin. Uji statistik menggunakan uji korelasi rank Spearman, uji perbandingan Mann Whitney, Kruskal Wallis dengan kemaknaan nilai p<0,05.Hasil. Terdapat 60 responden dengan kategori patuh sebanyak 38%, kategori tidak patuh sebanyak 62%. Kelompok dengan pemberian deferipron menghasilkan kadar feritin serum lebih rendah dibandingkan dengan kelompok deferasiroks (p<0,007). Kelompok patuh menghasilkan kadar feritin serum lebih rendah dibandingkan kelompok tidak patuh (p<0,001). Perbandingan feritin serum berdasarkan kombinasi jenis dan tingkat kepatuhan kelasi besi, didapatkan hasil kelompok deferipron-patuh memberikan nilai berbeda signifikan dibandingkan kelompok lainnya (p<0,001).Kesimpulan. Sebagian besar penyandang talasemia beta mayor tidak patuh mengkonsumsi obat kelasi besi. Pemberian deferipron dengan kepatuhan baik, menghasilkan kadar feritin serum paling rendah.
Latar belakang. Kadar feritin tinggi akibat transfusi berulang menyebabkan kerusakan calcium sensing receptor pada sel paratiroid dan kerusakan sel hati. Terjadi kegagalan stimulasi sekresi hormon ...paratiroid dan pembentukan 25(OH)D3 sehingga absorbsi kalsium terhambat, terjadi hipokalsemia.Tujuan. Menentukan hubungan feritin dengan ion kalsium serum dilakukan pemeriksaan feritin dan ion kalsium serum.Metode. Penelitian potong lintang dilaksanakan dari Mei–Juni 2013, 40 penyandang thalassemia usia 5–14 tahun yang mendapat transfusi berulang dilibatkan. Metode ECLIA (electrochemiluminescent immunoassay) digunakan untuk pemeriksaan kadar feritin serum dan ISE (ion selective electrode) untuk kadar ion kalsium serum. Perbandingan ditentukan dengan uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis dan analisis faktor risiko dengan uji regresi logistik multipel.Hasil. Didapat 40 subjek, 32 subjek menderita malnutrisi ringan dan 4 subjek mengalami anemia gravis. Duapuluh dua subjek mengalami hipokalsemi. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan kadar feritin serum memiliki hubungan bermakna dengan hipokalsemia (p<0,001, rasio odd 76,5). Faktor usia onset transfusi, penggunaan kelasi, dan frekuensi transfusi tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian hipokalsemia.Kesimpulan. Kadar feritin serum berhubungan dengan hipokalsemia pada penyandang thalassemia mayor anak yang mendapat transfusi berulang.
Latar belakang. Meningitis adalah salah satu penyakit yang memiliki tingkat mortalitas dan morbiditas tinggi. Setiap jenis meningitis memiliki karakteristik masing-masing, tetapi gejala dan tanda ...klinis serta temuan laboratorium sering tumpang tindih. Feritin sebagai penanda biologis potensial yang diduga dapat membedakan antara meningitis bakterialis dan tuberkulosis untuk pemberian antibiotik secara cepat dan tepat.Tujuan. Membedakan kadar feritin cairan serebrospinal (CSS) antara meningitis bakterialis dan meningitis tuberkulosis pada anak.Metode. Penelitian komparatif potong lintang di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada Maret 2019. Bahan penelitian menggunakan CSS bahan biologis tersimpan anak usia 1 bulan−18 tahun yang masing-masing telah didiagnosis meningitis bakterialis dan tuberkulosis. Kadar feritin CSS diperiksa menggunakan metode two-site sandwich immunoassay. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney, tingkat kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.Hasil. Di antara 46 bahan penelitian, 24 laki-laki, median usia 7 tahun (1 bulan−17 tahun). Dari data karakteristik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Terdapat perbedaan bermakna kadar feritin CSS meningitis bakterialis dan tuberkulosis (p<0,001). Median kadar ferritin CSS pada kelompok meningitis bakterialis 4,18 ng/mL(1,30–24,26), lebih rendah dibandingkan pada kelompok tuberkulosis sebesar 15,47 ng/mL dengan rentang (1,60–1.069,96).Kesimpulan. Terdapat perbedaan bermakna kadar feritin CSS antara kelompok meningitis bakterialis dan meningitis tuberkulosis pada anak.
Anemia berisiko dialami pada semua kelompok usia terutama wanita usia subur, wanita hamil, anak-anak, dan remaja. Defisiensi besi berhubungan dengan penurunan tingkat kebugaran, khususnya pada ...wanita. Selain itu status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan tingkat kebugaran dan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan status anemia dan status gizi dengan tingkat kebugaran remaja putri di Pondok Pesantren Al Falak Bogor Jawa Barat. Jenis penelitian ini penelitian observasional dengan menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri Pondok Pesantren Al Falak di Kota Bogor Jawa Barat dengan jumlah 43 subjek. Kadar hemoglobin dan feritin serum berasal data sekunder. Status gizi dinilai berdasarkan indikator IMT/U. Tingkat kebugaran subjek diukur dengan menggunakan bleep test. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik korelasi Spearman. Tingkat kebugaran secara signifikan tidak berhubungan dengan status anemia (p=0,622; r=0,077) dan status gizi (p= 0,879; r=-0,024) pada remaja putri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah status anemia dan status gizi tidak berhubungan dengan tingkat kebugaran remaja putri remaja putri di Pondok Pesantren Al Falak Bogor.