Vegetables have an important function for metabolic and physiological processes in the body. Kale is dubbed as a super food because it has great health benefits. Kale contains nutrients such as ...vitamins A, C, potassium, calcium, iron, and manganese. Although vegetables have a lot of nutritional content, they also contain anti-nutrients, one of which is oxalic acid. Oxalic acid can irritate the intestines and can be fatal if taken in high doses, so it should be limited to 0.60-1.25 g per day. The purpose of this study was to determine the levels of oxalate in kale by UV spectrophotometry method measured at a wavelength of 351 nm. The product of the reaction is I3 which is proportional to the oxalate concentration. This research begins with method validation. The results of the validation of the calibration curve analysis method have a regression line equation y = 0.4943x + 0.244 with a correlation coefficient 0.998. The detection limit and quantization limit are 0.4018 and 1.3395. The coefficient of variance is 0.8180 and the percent recovery is 89, 92 and 101%. The results of this study showed that the oxalate content in curly kale was 0.6911 mg/100g and kale nero was 1.7045 mg/100g.
Sayuran menjadi sumber nutrisi yang penting bagi manusia. Sayuran memiliki fungsi penting bagi proses metabolisme dan fisiologis dalam tubuh. Kale dijuluki sebagai super food karena memiliki manfaat ...besar bagi kesehatan. Kale mengandung nutrisi seperti vitamin A, C, kalium, kalsium, zat besi, dan mangan. Meskipun sayuran memiliki banyak kandungan gizi, sayuran juga mengandung anti-nutrisi, salah satunya asam oksalat. Asam oksalat dapat mengganggu usus dan dapat berakibat fatal jika dikonsumsi dalam dosis tinggi sehingga perlu dibatasi pada kisaran 0,60-1,25 g per hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar oksalat pada kale dengan metode spektrofotometri UV yang diukur pada panjang gelombang 351 nm. Produk hasil reaksi berupa I3 yang sebanding jumlahnya dengan konsentrasi oksalat. Penelitian ini dimulai dengan validasi metode. Hasil validasi metode analisis kurva kalibrasi memiliki garis regresi persamaan y = 0,4943x + 0,244 dengan koefisien korelasi 0,998. Batas deteksi dan batas kuantisasi masing masing 0,4018 dan 1,3395. Koefisien variansi 0,8180 dan persen recovery masing-masing 89, 92 dan 101 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar oksalat dalam kale keriting adalah 0,6911 mg/100g dan kale nero adalah 1,7045 mg/100g.
Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis perubahan komponen kimia belimbing wuluh selama fermentasi asam sunti. Asam sunti dibuat dalam skala laboratorium dengan merujuk pada pembuatan asam ...sunti yang dilakukan oleh masyarakat Aceh. Sampling dilakukan pada 3 tahap yaitu sebelum fermentasi, setelah fermentasi awal dan setelah fermentasi lanjutan. Parameter yang dianalisis adalah kadar air, kadar gula reduksi, kadar garam, total asam tertitrasi dan kandungan asam organik. Analisis data dilakukan dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kimia belimbing wuluh mengalami perubahan yang signifikan selama pengolahan belimbing wuluh menjadi asam sunti: kadar air belimbing wuluh segar 95,62 %, mengalami penurunan setelah pengolahan dan pemeraman menjadi 47,73% dan 46,07%. Total asam tertitrasi belimbing wuluh segar 69,08% mengalami penurunan, setelah pengolahan menjadi 17,37% kemudian meningkat kembali setelah pemeraman selama menjadi 21,05%. Kadar gula reduksi belimbing wuluh segar 51,19%, mengalami penurunan setelah pengolahan dan pemeraman menjadi 26,69% dan 19,20%. Kadar garam belimbing wuluh segar 2,84 %, mengalami kenaikan setelah pengolahan dan pemeraman menjadi 36,89 % dan 48,00 %. Asam oksalat merupakan asam organik tertinggi yang terdapat pada belimbing wuluh maupun asam sunti. Seluruh asam organik yang terkandung dalam asam sunti menurun setelah pemeraman kecuali asam laktat.
ABSTRAK Reduksi oksalat pada tanaman umbi-umbian sangat diperlukan terutama senyawa oksalat pada umbi kimpul yang seringkali menyebabkan rasa gatal pada rongga mulut dan tenggorokan saat dikonsumsi. ...Reduksi oksalat metode kimiawi yang sering digunakan adalah menggunakan asam kuat (HCl). Asam oksalat bersifat larut dalam air, sementara kalsium oksalat tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam kuat. Penggunaan HCl menimbulkan rasa dan bau asam yang sangat kuat, sehingga diperlukan metode lain yaitu dengan menggunakan golongan asam lemah yang aman untuk dikonsumsi lebih lanjut, yaitu asam asetat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi terbaik dalam menurunkan kadar kalsium oksalat pada umbi kimpul segar. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, faktor I adalah konsentrasi asam asetat dalam 3 level (10%, 15%, dan 20%), serta faktor II adalah lama perendaman dalam 3 level (10 menit, 20 menit, dan 30 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan asam asetat dan lama perendaman dapat menurunkan kadar total oksalat pada umbi kimpul segar. Kadar total oksalat setelah perlakuan perendaman larutan asam asetat dapat menurunkan kadar total oksalat hingga 66% yaitu sebesar 443 mg/100 g. Hal ini didukung dengan hasil analisa karakteristik umbi kimpul yang diperoleh yaitu kadar air 59.51%, kadar abu 1.36%, kadar lemak 0.19%, kadar protein 2.28%, kadar karbohidrat 35.66%, kadar oksalat 1.313 mg/100 g, dan komposisi unsur kalsium oksalat pada umbi kimpul dengan perlakuan perendaman larutan asam asetat pada C sebesar 48.30%, O sebesar 49.59%, Ca sebesar 01.45%. Hasil analisa SEM didapatkan kalsium oksalat berbentuk jarum (raphide) dengan ukuran 3.944–11.47 μm ABSTRACT Oxalate reduction in tuber crops is necessary, especially oxalic compounds which cause itching in the oral cavity and throat. To reduce the oxalate, the commonly used method is chemical using strong acid (HCl). Oxalic acid is soluble in water, while calcium oxalate is insoluble in water, but dissolves in strong acids. The application of HCl cause a strong taste and smell of acids, so it takes other method in by using acetic acid. The purpose of this study was to determine the best proportion in decreasing calcium oxalate levels in cocoyam tubers. This study used a factorial Randomized Block Design (RBD) design consisting of 2 factors, factor I, was acetic acid concentration in 3 levels (10%, 15%, and 20%) and factor II, was soaking duration in 3 levels (10 minutes, 20 minutes, and 30 minutes). The results showed that the treatment of acetic acid and soaking time decrease the oxalate content in cocoyam tubers. Calcium oxalate level after treatment of soaking acetic acid solution decrease the calcium oxalate level up to 66% that is equal to 443 mg/100 g. Supported result of characteristic analysis of cocoyam tuber obtained such as water content 59.51%, ash content 1.36%, fat content 0.19%, protein content 2.28%, carbohydrate 35.66%, and calcium oxalate 1.313 mg/100 g, and the composition of calcium oxalate element is cocoyam bulb with soaking treatment of acetic acid solution equal to C 48.30%, O 49.59%, Ca 01.45%. SEM analysis result obtained calcium oxalate needle shape (raphide) with size 3.944-11.47 μm
Mehanokemijska sinteza kalcijeva oksalata Šafranko, Silvija; Goman, Dominik; Bolić, Filip ...
Kemija u industriji,
12/2018, Volume:
67, Issue:
13
Journal Article, Paper
Peer reviewed
Open access
Ova studija prikazuje mehanokemijsku sintezu kalcijeva oksalata u planetarnom kugličnom mlinu, bez prisutnosti i uz prisutnost otapala. Dosadašnja istraživanja uglavnom su bila usmjerena na otopinsku ...sintezu kalcijeva oksalata. U ovom radu opisujemo drugačiji pristup, koji će donijeti nova saznanja o sintezi kristala kalcijeva oksalata, koje su uzrokovane utjecajem mehaničke energije.
Cilj istraživanja je sinteza, identifikacija i karakterizacija pojedine oksalatne hidratne faze sintetizirane iz kalcijevih soli (klorida, nitrata i sulfata). Ispitivan je utjecaj brzine mljevenja i praćena je reakcija u ovisnosti o vremenu sinteze. Strukturalna i termička svojstva uzoraka ispitana su spektroskopijom FTIR i termogravimetrijskom analizom (TGA). Morfološke karakteristike kalcijeva oksalata te raspodjela veličine čestica određene su optičkom mikroskopijom i dinamičkim raspršenjem svjetlosti (DLS).
Ovo djelo je dano na korištenje pod licencom Creative Commons Imenovanje 4.0 međunarodna .
Abstract : Comparative Using Citric Acid Immersion And Lime To Decrease The Level Of Calcium Oxalic Taro. The aim of this study is to reduce the levels of calcium oxalate in taro by using a solution ...of citric acid and lemon juice concentration of 1%, 5%, and 10%. The level of calcium oxalate in this study using titration methods permanganometry The results show that the effective concentration in the lower levels of calcium oxalate in the taro were the solution of citric acid concentration of 5%, which could reduce levels of calcium oxalate up to 41.7456% compared to baseline values and lime juice concentration of 5%, whereas levels of calcium oxalate decreased by 47, 6668% compared to baseline values. Abstrak : Perbandingan Perendaman Asam Sitrat Dan Jeruk Nipis Terhadap Penurunan Kadar Kalsium Oksalat Pada Talas. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kadar kalsium oksalat pada talas dengan menggunakan larutan asam sitrat dan air perasan jeruk nipis dengan konsentrasi 1%, 5% dan 10%. Pemeriksaan kadar kalsium oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. hasil penelitian menunjukkan konsentrasi yang efektif dalam menurunkan kadar kalsium oksalat pada talas adalah larutan asam sitrat konsentrasi 5%, dimana mampu menurunkan kadar kalsium oksalat hingga 41,7456% dibandingkan kadar awal dan air perasan jeruk nipis konsentrasi 5%, dimana kadar kalsium oksalat mengalami penurunan sebesar 47,6668% dibandingkan kadar awal.
The development of taro flour as raw material for instant porridge requires the addition of other constituents to improve the quality of sensory and nutrition. The research aimed to determine the ...effect of the addition of pumpkin flour to the level of preference and content of oxalic acid and calcium oxalate instant taro-skipjack fish. The study used a Completely Randomized Design with the treatment of 3 concentrations of pumpkin flour (5%, 10%, 15%) applied to taro-skipjack fish-taro flour as an instant porridge material. The results showed that the level of panelists' preference increased with increasing concentrations of pumpkin flour. The treatment of pumpkin flour 15% produced the best sensory instant pulp both in terms of color, taste, aroma, and texture. The content of oxalic acid and calcium oxalate in the treatment was 0.54 mg / 100 g and 2.41 mg / 100 g, respectively.