Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana makna simbol doangang berbahasa Makassar berdasarkan pengobatan, kecantikan dan kepintaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna ...doangang yang tersirat di balik simbol-simbol dalam doangang berbahasa Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang membentuk sebuah doangang yang berbahasa Makassar. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan doangang yang berlokasi di Desa Salajo Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga jenis doangang yang diteliti, yaitu jenis doangang yang pertama doangang kesehatan, terdapat simbol kalli bassi, urak bassi dan anging kupasang jeknek. Jenis doangang kedua yaitu doangang kecantikan, terdapat simbol kualle ri rammang kebo, jeknek ri batang kaca, dan bunga biraeng kukangkang. Jenis doangang ketiga yaitu doangang kepintaran, terdapat simbol Allah nurung, Adam dan Muhammad, teai cekla kukangkang, dan gatta golla kuking bolong. Masing-masing simbol doangang di atas memiliki makna tersendiri dalam teks doangang yang dijadikan sebagai suatu penyampaian yang mencerminkan pola pikir yang dimiliki oleh masyarakat Makasssar
Nell'ambito della collaborazione con il CISS, si segnala la registrazione del seguente incontro: Seminario di studio su Agostino a cura del Centro Interuniversitario di Studi sul Simbolico (CISS) ...Introduce: prof.ssa Iolanda Poma Relatori: prof.ssa Donatella Pagliacci, prof. Massimo Parodi Conclusioni: prof. Luigi Alici Registrazione video online: https://ciss.uniupo.it/archivio-iniziative/2021
Local Wisdom as a Symbol in Regional Budgeting Policy Decision. This study aims to describe the local wisdom of the “dodandian i paloko bo kinalang” agreement as a symbol of the government in making ...local budgeting policy decisions. The method used is descriptive qualitative by involving several stakeholders related to the Kotamobagu City government as informants. This study found that the “dodandian i paloko bo kinalang” agreement is seen as a form of commitment of all stakeholders. Therefore, the symbol of government is seen as a bastion of commitment that has been mutually agreed upon by the community and government to accommodate local regulations.
This article examines the phenomenon of the pilgrimage of followers of the Syattariyah Order in Minangkabau to the tomb of Sheikh Burhanuddin. The focus of this article is on the forms of cultural ...and religious simbols that exist in the pilgrimage tradition to this tomb and how they are interpreted. The main data of this research are from field data, such as: interviews, observations, and historical objects around the tomb. An interviews data sources involve about 80 respondents. The focus of the study is the pilgrim's motives, simbols and meanings that accompany this tradition. The results of this study prove that the cultural simbols in this tradition are representations of the community's mindset, related to the socio-economic background that influences differences in the process of meaning and the practice of pilgrimages. The identified meanings of pilgrimage are: letting go of intentions, healing, expressing gratitude, charity, matchmaking, developing or perpetuating business, continuity of practice, respect for teachers and obtaining safety and peace.
Ludruk adalah sebuah kesenian dari Jawa Timur yang mencakup lagu, musik, gerak, tari, drama dan tata cahaya panggung yang seringkali menjadi wadah penyampaian aspirasi masyarakat. Adapun peneliti ...menggunakan ludruk sebagai objek penelitian karena ludruk sebagai kesenian daerah yang memiliki berbagai simbol tersirat di dalamnya dan menggunakan bahasa daerah sehari-hari yang mudah dipahami. Adanya fakta mengenai ludruk yang semakin tergerus dan tergantikan oleh kesenian lain yang berasal dari luar negeri membuat peneliti ingin mengenalkan ludruk sedini mungkin. Peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara serta studi literatur terhadap ludruk sebagai salah satu kesenian daerah, perkembangan kognitif dan artistik anak, musikologi dan psikomusikologi, serta kaitan antara warna dan usia praoperasional anak. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba untuk menganalisis apresiasi anak usia 6 tahun yang berada pada tahap kognitif praoperasional pada sebuah seni pertunjukkan ludruk yang disajikan secara virtual. Hasil yang didapat adalah anak mampu menangkap dan memahami simbol-simbol pada pertunjukkan ludruk, Selain itu, anak juga mengalami proses belajar memahami makna dibalik simbol dan perilaku tokoh kesenian. Anak mampu memberikan apresiasi terhadap sebuah pertunjukkan ludruk dan tidak terlepas dari aspek psikologi kognitif, aspek fisiologis, aspek afektif ataupun emosi, dan juga pengalaman musikalitas mereka sebagai individu.
Penggunaan warna merah dan kuning keemasan untuk perayaan Imlek Indonesia memang meriah. Perayaan ini sebagai momentum bagi masyarakat Tionghoa dalam melaksankan sembahyang pada leluhur dan berkumpul ...bersama keluarga. Warna merah setiap hiasan dan pakaian melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran, sedangkan warna kuning emas melambangkan keagungan atau kewibawaan dalam merayakan pergantian tahun. Masyarakat Tionghoa sangat menjaga kelestarian budaya sendiri sehingga sangat mudah dikenali. Terdapat pemaksanaan dari pelaksanaan budaya Cina melalui simbol-simbolnya, sebut saja jika mengacu pada kalender tradisional Cina ada istilah Tahun Kelinci, Ayam, Ular, Monyet, Tikus dan sebagainya. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa setiap hewan mempunyai karakter yang berbeda-beda. Memahami fenomena ini, masyarakat Tionghoa akan dapat memperkirakan seperti apa bisnis kedepan dan perkiraan halangan yang akan datang. Sehingga, penulis mencermati pemaknaan peruntungan dalam simbol yang melekat budaya imlek masyarakat Tionghoa dan difokuskan di wilayah Surabaya. peneliti menggunakan penelitian metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik purposive sampling. Simpulan dalam penelitian ini adalah masyarakat Tionghoa Surabaya memiliki kepercayaan terhadap tradisi dan terdapat pemaknaan tradisi dimana masyarakat Tionghoa di Surabaya menjunjung tinggi kebiasaan leluhur dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun.
Hamzah Fansuri is a Nusantara (Indonesian) sufi who used poems as a medium to convey his messages. In order to understand the symbols used in his poems, a hermeneutics approach is required, ...especially by using theories of metaphor and symbol which are inseparable parts of ta’wil or Islamic hermeneutics. His poems were mostly inspired by his thoughts and spiritual as well as mystical experiences. For him the poems served not only as emotional revelation, but also as stairways to God, transcendental medium, and self transformation. His poems were widely recognized as hermeneutics poetry or ta’wil verses which are often the esoteric tafsir (meaning) of Quran. He used language symbols which have contextual characteristics, such as boat, bird, trading, sub trading, etc.
Simbol dan interaksi sosial tidak bisa dipisahkan pada kajian komunikasi. Penggunaan simbol-simbol merupakan kegiatan yang akan selalu hadir pada setiap proses komunikasi. Tinjauan komunikasi untuk ...penelitian makna simbol ini selalu mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Pola perubahan interaksi sosial di kalangan masyarakat akan membawa perubahan makna simbol yang terkandung didalamna. Tujuan penelitian ini adalah untuk pemaknaan simbol dalam perubahan interaksi sosial dalam tinjauan komunikasi. Metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dimana penjabaran simbolik melalui pendekatan Perspektif simbolis interaksionism. Hasil penelitian didapatkan bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia dalam paradoks.
Representasi simbol melibatkan metonymy dan metaphor. Metonymy sebagai rantai penanda, dalam hal ini simbol, sedangkan metaphor sebagai pemaknaan dari penanda (simbol). Metonymy dan metaphor saling ...terkait dan terlibat dalam sistem penyimbolan saat seseorang menemukan simbol baru dalam proses pembelajaran matematika. Mahasiswa Teknik Sipil banyak menemukan simbol baru dalam perkuliahan Kalkulus II, seperti simbol fungsi dua variabel atau lebih beserta turunannya. Simbol-simbol tersebut tentunya berbeda dengan simbol fungsi satu variabel dan turunannya yang telah dipelajari pada Kalkulus I semester sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Teknik Sipil dalam merepresentasikan simbol sebagai metonymy dan metaphor melalui penyelesaian masalah Turunan Parsial. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, sebagai salah satu upaya untuk mendeteksi kesulitan mahasiswa dalam belajar Turunan Parsial. Mahasiswa diberi worksheet berisi masalah Turunan Parsial yang difokuskan pada representasi simbol sebagai metonymy dan metaphor. Hasil penyelesaian masalah pada worksheet dianalisis berdasarkan representasi simbol turunan parsial baik dari notasinya maupun makna dari notasi. Hasil yang diperoleh adalah bahwa mahasiswa Teknik Sipil kurang mampu dalam merepresentasikan simbol turunan parsial fungsi f terhadap x maupun y. Mahasiswa mampu menentukan selesaian akhir turunan parsial dengan benar, namun kurang baik dalam penandaan simbol turunan parsial.
This research discusses religious symbol attached to the former terrorist convicts’ family as seen in social interaction. The theory applied in this study is George Herbert’s the symbolic ...interactionism. This theory is used in analysing the phenomena in society because it is rooted in and focuses on the essence of humans as relational beings. This study is also reinforced by Erik H. Erikson's theory of psychosocial developmental stages and family sociology. The employed research method is qualitative method supported by interpretive paradigm. The data collection methods in this research are in-depth interview, observation, field notes, and documentation. The locations in the study are the areas of Surabaya (including Sidoarjo), Malang and Probolinggo, which are known as the hideout locations of JAD (Jamaah Asharut Daulah) terrorist network. This study concludes that former terrorist convicts and their families still strongly embrace the religious symbols in the process of social interaction. The radicalization that occurs within the family is classified as a discourse, not an action. The resilience should be embraced by these former convict families to strengthen their existence as well as prevent them from returning to their groups. The government and all stakeholders must continue to provide guidance to the families of former terrorist convicts.Keywords: Family; Psychosocial; Religious Symbols; Symbolic Interaction; Former Terrorist Convictsملخصتناقش هذه الدراسة الرموز الدينية للمدانين بالإرهاب السابقين وأسرهم. النظرية المستخدمة في هذه الدراسة هي تفاعل رمزي أشاعه جورج هربرت ميد. تُستخدم نظرية التفاعل الرمزي في تحليل أعراض المجتمع ، لأنها متجذرة في طبيعة البشر وتركز عليها ككائنات علائقية. هذه الدراسة مدعومة أيضًا بنظرية مراحل التطور النفسي والاجتماعي وعلم اجتماع الأسرة التي روج لها إريك إريكسون. الطريقة المستخدمة هي الطريقة النوعية ، باستخدام نموذج تفسيري. طرق جمع البيانات في هذه الدراسة من خلال المقابلات والملاحظات والملاحظات الميدانية والتوثيق المعمقة. تشمل المواقع التي شملتها الدراسة سورابايا (بما في ذلك سيدوارجو) ومالانج وبروبولينجو ، وهي أماكن اختباء لشبكة JAD الإرهابية (جماعة أشاروت دولاه). ونتيجة لذلك ، لا يزال المدانون السابقون بالإرهاب وعائلاتهم أقوياء في الحفاظ على الرموز الدينية ، وكلها تستخدم في عملية التنشئة الاجتماعية في المجتمع. يُصنَّف حاليًا احتمال حدوث التطرف داخل أنفسهم وعائلاتهم كشكل من أشكال الخطاب وليس الفعل. في هذا الموقف ، لا تزال هناك حاجة لتدخل من الحكومة وجميع أصحاب المصلحة حتى يمكن تقليل احتمالية التطرف.الكلمات المفتاحية: عائلة; نفسية اجتماعية; رموز دينية; تفاعل رمزي; مدانون إرهابيون سابقونABSTRAKPenelitian ini membahas tentang simbol-simbol keagamaan dari mantan narapidana teroris dan keluarganya. Teori yang dipakai dalam kajian ini adalah interaksi simbolik yang dipopulerkan George Herbert Mead. Teori interaksi simbolik digunakan dalam menganalisis gejala masyarakat, karena berakar dan berfokus pada hakekat manusia sebagai makhluk relasional. Kajian ini juga didukung oleh teori tahap perkembangan psikolososial dan sosiologi keluarga yang dipopulerkan Erik H. Erikson. Metode yang digunakan adalah kualitatif, menggunakan paradigma interpretif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara mendalam, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Lokasi dalam penelitian meliputi wilayah Surabaya (termasuk Sidoarjo), Malang dan Probolinggo yang merupakan lokasi dari persembunyian jaringan teroris JAD (Jamaah Asharut Daulah). Hasilnya, mantan narapidana teroris dan keluarganya masih kuat dalam mempertahankan simbol-simbol keagamaan, yang semua itu digunakan dalam proses sosialisasi dalam masyarakat. Potensi radikalisasi yang terjadi dalam diri mereka dan keluarga saat ini tergolong dalam bentuk wacana bukan aksi. Dalam posisi ini, tetap diperlukan intervensi dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan agar potensi radikalisasi itu benar-benar bisa diminimalkan.