•Sonicated film from ginger nanocellulose was treated with long heating durations.•This heated film showed relaxation mechanisms and higher thermal resistance.•The film had lower wavenumber of C-O ...stretching causing lower electronegativity.•Heating of 150 °C turned a brownish-yellow as a result of oxidation.
Transparent film with high thermal resistance and antimicrobial properties has many applications in the food packaging industry particularly packaging for reheatable food. This work investigates the effects of heat treatment on the thermal resistance, stability of transparency and antimicrobial activity of transparent cellulose film. The film from ginger nanocellulose fibers was prepared with chemicals and ultrasonication. The dried film was heated at 150 °C for 30, 60, 90, or 120 min. The unheated and sonicated film had the lowest crystallinity index and the lowest thermal properties. After heating, the film became brownish-yellow resulting from thermal oxidation. The reheated film had higher thermal resistance than unheated film. Heating led to further relaxation of cellulose network evidenced by shifting of the XRD peak positions toward lower values. The antimicrobial activity decreased due to heating. Average opacity value increases after short heating durations. It was relatively stable for further heating.
As demand on the safety and quality of the product in food packaging is increased, nanocellulose based transparent paper with resistance against microbial activity becomes more important. In this ...study, transparent cellulose film was prepared from ginger nanofiber with chemicals and ultrasonication. After purification using acid hydrolysis, ginger fiber had high cellulose content (88%). Ultrasonication of the suspension of the chemically treated fibers for 1 h decreased their diameter to 54.3 nm. Drying of the nano-sized fiber suspension resulted in a transparent film with 5 μm thickness. This film transmitted 83.3% of the light at 650 nm and showed antimicrobial activity. It had high thermal stability with the maximum decomposition temperature peak at 353 °C. This was 17% higher than that of raw ginger fiber (302 °C). The transparent film had a crystallinity index of 48%, and lower moisture resistance than film from chemically treated cellulose fiber. This study promoted transparent nanocellulose film with good antimicrobial properties from abundant and available ginger fibers.
Drying of the nano-sized fiber suspension resulted in an optically transparent film showing antimicrobial activity. Display omitted
•Ginger nanofibers were prepared with chemical treatment and ultrasonication.•Drying of the nano-sized fiber suspension resulted in an optically transparent film.•This transparent film had high thermal stability and showed antimicrobial activity.
Good transparency, antimicrobial, physical, and tensile properties of the biodegradable film can be necessary for food packaging. The aim of this study is to characterize these properties of the ...poly(vinyl alcohol) (PVA)/ginger nanofiber (GF) bionanocomposite film. This nanofiber of 0.21, 0.31 and 0.41 g in suspensions, was mixed with PVA gel using ultrasonication. After addition of ginger nanofibers, the bionanocomposite film shows antibacterial activity but does not have antifungi activity. Increasing the nanofiber into PVA increases significantly in tensile properties, water vapour impermeability, and moisture resistance. Tensile strength, the temperature at maximum film decomposition, and moisture resistance (after 8 h) of the 0.41 g ginger nanofiber reinforced film were 44.2 MPa (increased by 65.6%), 349.4 °C (increased by 7%), and 6.1% (decreased by 18.7%), respectively compared to pure PVA. With this nanofiber loading, the transparency of the bionanocomposite film decreased slightly. These results suggest this bionanocomposite film has potential in food packaging in industrial applications.
•Drying of the nano-sized fiber suspension resulted in a transparent film.•Ginger nanofibers with good microbial activity were mixed with PVA.•PVA/ginger bionanocomposite had microbial activity and better performance than PVA.•This bionanocomposite has an alternative potential material for food packaging.
Abstract
Waste coconut oil (WCO) from brittle draining can be used as fuel for multifuel stoves and can be used to boil water. Combustion air velocity is one of the factors that affect the combustion ...process. Air velocity in a multi-fuel stove with WCO fuel greatly affects the character of the fire produced. The research was conducted with the aim of obtaining the character of the fire and the temperature of the water boiling process at variations in air speed and the length of the WCO combustion flame. This research process was carried out with a multifeul stove by measuring the temperature and boiling time of 0.5 liters of water using variations in air velocity of 10 m / s, 12 m / s and 14 m / s by using 20 ml of WCO for each test. The results at a speed of 14 m / s tejadi the highest flame this occurs high air flow velocity causes a faster temperature rise. The greater the air supplied will accelerate the oxidation process, so that the fuel decomposition process will be faster.
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bertani. Petani di Indonesia masih banyak menggunakan cara tradisional dalam pengolahan lahan pertanian seperti menggunakan cangkul. Pada ...penelitian sebelumnya telah dibuat mesin penggembur tanah dengan kemiringan sudut mata bajak 90° dan mendapatkan hasil gemburan yang kurang maksimal. Faktor yang mempengaruhi yaitu sudut mata cangkulnya kurang besar, oleh karena itu dilakukan pembuatan mesin penggembur tanah menggunakan mata bajak bentuk cangkul dengan kemiringan sudut mata cangkulnya diperbesar menjadi 110°. Mesin penggembur tanah menggunakan 30 mata bajak bentuk cangkul dengan tinggi mata cangkul 10 cm, lebar 10 cm dan tebal mata cangkul 6 mm. Jenis tanah yang dapat dibajak oleh mesin penggembur tanah ini yaitu tanah yang sudah pernah diolah pada lahan pertanian. Pengujian dilakukan pada lahan seluas 28 m2. Pada percobaan pertama waktu yang dibutuhkan rata-rata 18,78 detik dengan rata-rata kedalaman bajakan 9,76 cm. Pada percobaan kedua waktu yang dibutuhkan rata-rata 16,91 detik dengan rata-rata kedalaman bajakan 9,30 cm. Pada percobaan ketiga waktu yang dibutuhkan rata-rata 19,24 detik dengan rata-rata kedalaman bajakan 11,26 cm. Hasil penggemburan tanah dengan produktivitas rata-rata 1,53 m2/detik dengan kedalaman rata-rata 10,10 cm. Maka dengan menggunakan mesin penggembur tanah dapat mempercepat waktu penggemburan dengan produktivitas mesin yaitu 5.508 m²/jam.
Tanaman merupakan tumbuhan yang dibudidayakan agar dapat diambil manfaatnya oleh sebab itu memerlukan perawatan yang intensif berupa penyiraman dan pemupukan yang teratur sesuai dengan resistensi ...media tanam dan karakteristik dari tanaman. Berbagai daerah petani masih melakukan penyiraman dan pemupukan secara manual cara tersebut kurang efektif karena debit air tidak sesuai dengan kebutuhan dan menghabiskan tenaga dan waktu yang cukup lama. Petani segera beralih ke sistem otomatisasi pemberian pupuk cair pada tanaman. Pemberian pupuk pada tanaman secara otomatis yang dikendalikan oleh mikrokontroller PLC outseal sebagai pusat kontrol dan beberapa komponen sebagai alat pendukung dari sistem otomatis tersebut dan menjadi solusi untuk meringankan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas tanaman.Penjadwalan pemberian pupuk cair pada tanaman menggunakan RTC yang berfungsi sebagai penjadwalan pemberian pupuk cair yang terlebih dahulu dilakukan setting hari dan waktu pada program sesuai dengan set point yang telah dilakukan
Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air. Energi panas ini biasanya bisa didapatkan dari sinar matahari. ...Namun ketika musim penghujan, kondisi ini menghambat proses pengeringan yang memanfaatkan sinar matahari, sehingga proses pengeringan membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka dari itu diperlukan suatu alat bantu yang dapat mengeringkan baju tanpa tergantung pada sumber panas dari pancaran sinar matahari. Alat pengering Baju adalah Alat yang digunakan untuk mengeringkan pakaian dengan energi panas buatan, salah satu penghasil panas buatan adalah elemen pemanas atau yang sering disebut dengan heater. Elemen pemanas buatan yang digunakan pada penelitian ini adalah Electric Heater. Electric Heater ini dilengkapi dengan kipas yang dapat menghasilkan suhu dalam ruangan hingga ± 52,3º C sehingga panas yang dihasilkan Electric Heater dapat mengubah air yang terkandung dalam pakaian menjadi uap air yang kemudian akan dilepas ke lingkungan dengan bantuan kipas. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian, Kemampuan alat ini mampu menguapkan massa air rata-rata 535.8 gram/jam dan mesin ini mencapai titik optimumnya untuk jumlah pengeringan pakaian yang dapat dikeringkan sebanyak 6 baju.
Pemotongan logam adalah tahap pengerjaan bahan baku profil dan plat baja sesuai dengan tanda potong yang telah ditetapkan pada proses penandaan. Salah satu teknik pemotongan logam adalah dengan ...menggunakan las oxy acetylene dimana pemotongan terjadi karena adanya reaksi oxygen dan baja. Las oxy acetylene adalah proses pemotongan dan pengelasan secara manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas acetylene yaitu pembakaran C₂H₂ dengan O₂ dengan logam pengisi atau tanpa logam pengisi dimana prosess penyambungan tanpa penekanan. Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las oxy acetylene dapat juga digunakan sebagai preheatting, brazing, cutting dan hard facing. Pada pengerjaan pemotongan pipa besi menggunakan las oxy acetylene secara manual, kendala yang yang sering ditemukan adalah hasil pemotongan yang tidak rata dan tidal lurus. Hal ini menyebabkan dibutuhkan proses perataan pada bagian tepi yang dipotong hingga rata dan lurus. Pada penelitian ini, telah dibuat mesin pemotong pipa dengan las oxy acetylene yang bertujuan menghasilkan pemotongan pipa yang lurus, halus, dan rata. Mesin pemotong pipa yang telah dibuat ini dapat menghasilkan potongan pipa besi rata, halus, dan lurus pada pipa besi diameter 4,5 inchi, 3,5 inchi, dan 3 inchi dengan waktu pemotongan 32 detik, kecepatan putaran gelombang motor 5,8 Hz, dan toleransi potongan ± 3 mm.
Alignment adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memelihara komponen mesin yang berputar atau mentransfer daya sehingga dapat beroperasi seefektif mungkin dan mencegah kerusakan pada komponen ...mesin lainnya dari kesalahan yang dibuat selama pemasangan atau pemeliharaan. Alignment merupakan kegiatan perawatan yang banyak dilakukan pada mesin-mesin di industri maupun mesin-mesin yang ada di lingkungan Politeknik Industri Logam Morowali khususnya di Prodi Teknik Perawatan Mesin, kompetensi alignment pada roda gigi dan bantalan/bearing sangat dibutuhkan bagi calon mekanik di industri. Pembuatan alat ini bertujuan untuk sebagai alat simulasi pembelajaran alignment agar mencapai kelurusan dan sentrisitas antara dua poros yang berputar (penggerak dan poros yang digerakkan) untuk mencegah gesekan, getaran, dan masalah lain yang dapat mengurangi masa pakai alat dan, tentu saja, meningkatkan biaya pengeluaran untuk perbaikan atau penggantian alat berat. Proses perancangan alat alignment ini menggunakan metode penggerak berupa sprocket dan rantai dimana penghubung antara motor penggerak dengan poros yang akan digerakan yaitu menggunakan metode sprocket dan rantai. Dalam penelitian ini berfungsi untuk membantu menghasilkan rancangan dengan mempertimbangkan prespektif pengguna, sehingga hasil rancangan dapat bermanfaat secara efektif. Dari hasil uji coba alat setting alignment roda gigi dapat berfungsi dengan baik dengan bantuan inverter sehingga putaran motor dapat direduksi dan dapat dikontrol sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. Alat setting alignment sebelumnya memiliki RPM: 1450.8 dan untuk alat setting alignment yang dibuat memiliki RPM: 1455.7 dengan frequency 50 Hz sehingga dapat disimpulkan alat tersebut dapat digunakan untuk praktikum pada laboratorium perbaikan dan pemeliharaan mesin.
Community service (PkM) has been carried out regarding the use of chicken feed printing machines. The PkM place is in Pergam Village, Airgegas District, South Bangka Regency. The purpose of PkM is to ...increase the productivity of the Pergam village partner chicken farms. This program has been implemented before in other areas, because the program was successfully adopted in Pergam village. This service is a continuation of the 2021 service on the use of egg incubators. The success of the hatchery program through the egg incubator raises new problems related to feed availability. Currently, the price of feed is expensive, so farmers must look for alternatives to meet their feed needs. Service partners have limited funds to buy feed from the market. So the service team from the University of Bangka Belitung provided assistance in the form of a chicken feed printing machine. The implementation of the service has been carried out through four stages, including: The first stage, field observations and interviews with partners to record the problems faced by partners. The second stage, determine the focus and solution to the problem. The third stage is the implementation of service and assistance in the use of chicken feed printing machines, and the last is an evaluation of activities to record problems and the sustainability of the service program in the future. The service that has been carried out is by handing over two units of feed printing machines, assistance with supporting equipment for livestock and machinery. based on the results of interviews with partners, with a chicken feed printing machine can reduce feed costs by 50-60%.