Utilization of renewable energy from solar panel systems is increasingly being applied, but until now its utilization has not been maximized. The movement of the sun caused by rotation of the earth ...and cloudy condition should be taken into account to maximize the electrical energy in solar panels. In this study, a concept to calculate the movement of a two-axis sun tracker is proposed by using a combination of two controller methods, i.e. Proportional Integral Derivative (PID) and Fuzzy logic known as Fuzzy-PID (F-PID). To follow the movement of the sun, the LDR sensor is used as an input to light as well as output used to drive 2 units servo for x-axis and y-axis. Sun tracker that is used is based on tetrahedron geometry and uses three Light Dependent Resistor (LDR) sensors as input. Input and output components are connected to the Atmega 328P by using a combination of Fuzzy logic and PID programs (F-PID). Fuzzy logic programming is first performed on the Matlab application using Fuzzy Inference System (FIS), then converted into an Arduino-based programming language. The sun tracker movement and the voltage received by the solar panel will be stored into the SD card using a data logging module. Adjusting the sun tracker movement using the combined Fuzzy logic and PID method intends to maximize the electrical energy received by the solar panel. The results showed that the F-PID method obtained the maximum voltage of 5.3 V, a maximum current of 0.11 A, and a maximum power of 0.61 W.
Pesawat tanpa awak sayap tetap atau fixed wing memiliki 3 fase terbang, yaitu lepas landas, terbang jelajah, dan pendaratan. Dalam fase pendaratan dibagi menjadi 2 tahapan yaitu glideslope dan flare. ...Selama fase pendaratan, kestabilan wahana merupakan hal yang krusial untuk dapat melakukan pendaratan dengan selamat. Sehingga kendali yang digunakan harus mampu menstabilkan pesawat saat melakukan pendaratan.Kendali penstabil pendaratan otomatis yang digunakan pada penelitian ini adalah full-state feedback gain K yang nilainya diperoleh menggunakan metode Linear Quadratic Regulator (LQR) dan logika fuzzy. Nilai gain K yang didapat akan dikonversikan terlebih dahulu menjadi Pulse Width Modulation (PWM) dan akan digunakan sebagai nilai masukkan pada sistem. Sinyal PWM tersebut akan mengendalikan kecepatan putar brushless motor dan sudut defleksi Servo. Ketika memasuki mode auto, wahana akan menjaga kestabilan pada sudut roll dan sudut serang wahana selama memasuki pendaratan otomatis. Nilai sudut acuan roll merupakan 0˚ agar wahana tetap stabil. Berdasarkan penelitian ini, wahana mampu mempertahankan kestabilan pada sumbu roll selama melakukan pendaratan otomatis. Selain itu didapatkan nilai risetime sebesar 0,3 detik serta steady state error sebesar 2,71 derajat dan tidak ditemukannya overshoot
Jaringan Ad-Hoc adalah jaringan wireless yang terdiri dari kumpulan node yang terhubung secara spontan dan bersifat dinamik. Dengan karakter jaringan Ad-Hoc tersebut, jaringan ini sering digunakan ...pada pengembangan perangkat IoT (Internet of Things) hingga kondisi darurat. Namun dalam implementasi jaringan Ad-Hoc terdapat tantangan yang perlu dihadapi, salah satunya adalah lebar bandwidth yang sangat terbatas. Adanya hal tersebut akan mengakibatkan permasalahan baru, ketika traffic jaringan sangat sibuk akan berkurangnya tingkat fairness pembagian bandwidth. Maka dari itu diajukan implementasi logika fuzzy sebagai penentu keputusan yang handal dalam memanajemen bandwidth. Dari hasil yang didapati pada penelitian ini membuktikan bahwa hasil performa throughput yang diperoleh tidak didapati peningkatan yang signifikan, namun pada nilai jitter dan nilai packet loss menghasilkan nilai yang lebih baik dari ketika sistem manajemen bandwidth diterapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui desain pembelajaran pada mata kuliah Pendidikan Matematika SD berbasis Multiple Intelligence, serta untuk mengetahui kelayakan desain pembelajaran ...pada mata kuliah Pendidikan Matematika SD berbasis Multiple Intelligence. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Desain pengembangan pada penelitin ini mengacu pada teori Thiagarajan dengan menerapkan langkah 4D, yaitu, define, design, development, dan dissemination. Tahap define merupakan tahap yang berisi penetapan produk apa yang akan dikembangkan, beserta spesifikasinya.Tahap design merupakan pembuatan rancangan produk berdasarkan ketetapan di tahap define. Tahap developmentberisi pembuatan rancangan menjadi produk dan menguji validitas produk. Tahap disseminationberupa penyampaian hasil produk yang telah teruji untuk dimanfaatkan oleh pihak lain yang memiliki kepentingan serupa. Hasil dari penelitian ini berupa desain pembelajaran pada mata kuliah Pendidikan Matematika SD berbasis Multiple Intelligence. Kelayakan produk desain pembelajaran diuji oleh 2 orang ahli yang telah menerapkan pembelajaran Multiple Intelligence. Kelayakan produk dari ahli diperoleh dengan hasil amat baik.
A leader-follower robot is used to perform different tasks without continuous human assistance. The movement of robot leader-follower to environment who do not structure, avoid persecution and ...achieving goals is very difficult. Related to the problem, the robot leader-follower requires navigating robots independently using Interval Fuzzy Logic Type-2 (IFLT) 2 Algorithm. The IFLT 2 algorithm performance is successfully applied to this leader-follower robot, with 8 base rules less than the Fuzzy Logic Type 1 Algorithm. This simulation, the robot successfully moves to avoid obstacles and go hand in hand with the position of the follower robot always following the position of the robot leader.
Sayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan seperti batan, bunga, dan daun untuk asupan nutrisi dalam tubuh. Sehingga pemenuhan sayur perlu ditingkatkan dengan menerapkan metode baru dalam ...bertanam sayur. Salah satu metode yang sukses dalam pemenuhan kebutuhan sayur adalah dengan menerapkan sistem hidroponik. Sistem hidroponik adalah media bertanam sayur dengan menggunakan air sebagai asupa nutrisi. Disini menerapkan sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) yaitu sebuah sistem berbudidaya hidroponik dengan akar tumbuh pada lapisan nutrisi secara terus-menerus. Yang menjadi hal penting dalam berhidroponik adalah pemenuhan nutrisi pada tanaman dengan benar. Pada penelitian ini mengontrol sayur pakcoy menggunakan logika fuzzy yang dapat di monitoring secara online menggunakan Internet of things pada smartphone. Sensor yang digunakan dalah sensor TDS dan ultrasonic yang digunakan sebagai input, sedangkan keluaran yang diberikan oleh kendali sistem ini adalah lama bukaan pompa. Pompa terbagi menjadi tiga, yang pertama adalah pompa untuk air, yang kedua adalah pompa untuk nutrisi A, dan yang terakhir adalah pompa untuk nutrisi B. Pada sistem ini telah dilakukan kontrol nutrisi pada sayur pakcoy menggunakan kontrol logika fuzzy dan dapat dimonitoring secara jarak jauh menggunakan aplikasi Blynk di smartphone. Sistem ini dapat berjalan dengan baik yaitu mampu menjaga nutrisi sayur hidroponik pada yanama pakcoy pada rentang 900-1400 ppm.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menginvestigasi algoritma kendali pada plant level air yang terdistribusi pada dua tangki. Terdapat dua metode yang digunakan yakni kendali PI-D yang ditempatkan pada ...masing-masing unit pengendali lokal (LCU) dan kendali Fuzzy sebagai unit pengendali utama (MCU) dimana performa sistem dapat di-monitoring pada Human Machine Interface (HMI). Kendali PI-D (tipe B) dipilih untuk mengantisipasi persoalan setpoint kick yang sering muncul ketika digunakan kendali PID konvensional. Hasil penelitian menunjukkan respons kendali PI-D dapat mengatasi setpoint kick ditandai dengan perubahan smooth ketika setpoint berubah. Respons kendali PI-D pada HMI menunjukkan hasil yang baik direpresentasikan melalui error steady state dapat bernilai 0, overshoot 0% dan settling time 0,01 detik. Disamping itu, kontrol Fuzzy yang digunakan pada MCU dapat menghasilkan nilai setpoint (SV) yang tepat untuk masing-masing LCU, sehingga diperoleh respons kendali di atas.Kata kunci: LCU, MCU, PI-D, Level Air, Logika Fuzzy ABSTRACTThis study aims to investigate the control algorithm on the plant water level distributed in two tanks. There are two methods used, namely PI-D control placed on each local control units (LCU) and Fuzzy control as the Main Control Unit (MCU) and synchronization for Human Machine Interface (HMI) and monitoring. The PID control (type-B) was chosen to anticipate the setpoint kick problem that often arises when conventional PID controls are used. The results showed that the PI-D control response was able to overcome the setpoint kick which represented by smooth acting of actuator response . Response of the PI-D control on the HMI shows a good response by a steady state error of 0, an overshoot of 0%, and a settling time of 0.01 seconds. Besides that, Fuzzy logic used in the MCU can produce the right setpoint (SV) value for each LCU, so that the control response above is obtained.Keywords: LCU, MCU, PI-D, Water Level, Fuzzy Logic
DOI: http://doi.org/10.26333/sts.xxxiii2.06 Pogląd standardowy jest taki, że semantyka formalna stosuje się do języka naturalnego tylko w bardzo ograniczonym stopniu. Powodem tego stanu rzeczy jest ...nieunikniona nieokreśloność mowy potocznej polegająca m. in. na wieloznaczno- ściach, nieostrości czy tolerancji składniowej, a także obecności kontekstów intensjonalnych, co skutkuje limitacjami zasady kompozycjonalności. Ponadto konwersacja potoczna korzysta z rozmaitych reguł, np. reguł Grice’a, które wykraczają poza formalizm logiczny. W konsekwencji język naturalny nie podlega pełnej formalizacji. Z drugiej strony, jeśli L jest językiem formalnym, to metajęzyk ML, w którym ten pierwszy jest opisywany, musi być częściowo nieformalny – zawiera np. terminy zwykłej matematyki, w szczególności teorii mnogości. Nawet jeśli, np. dzięki technice arytmetyzacji, ML daje się przedstawić w L, tego rodzaju reprezentacja jest tylko lokalna. W gruncie rzeczy pogląd taki można wyprowadzić z pewnych uwag Tarskiego o roli języka naturalnego. Zwykle przyjmuje się, że tzw. uniwersalność języka potocznego jest źródłem kłopotów związanych z antynomiami. Tak jest oczywiście i okoliczność ta wymaga pewnej „sanacji”, np. postaci odróżnienia stopni języka. Jednakże nawet usunięcie antynomii w taki lub inny sposób nie zmienia faktu, że to, co nieformalne ma priorytet wobec tego, co formalne. W konsekwencji także semantyka formalna ma także swoje ograniczenia w odniesieniu do języków sformalizowanych.