Monotropa merupakan Angiospermae yang tidak berkolofil sehingga tidak mampu untuk melakukan fotosintesis. Monotropa mendapatkan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya melalui mekanisme ...miko-heterotrof, yaitu dengan berasosiasi dengan jamur mikoriza. Mikoriza bersimbiosis dengan akar tumbuhan autotrof untuk mendapatkan hasil fotosintesis, nutrisi tersebut kemudian ditransfer ke tumbuhan Monotropa. Sel-sel hifa yang berhubungan dengan epidermis akar tumbuhan autotrof dan Monotropa merupakan titik transfer nutrisi. Hifa mikoriza akan membentuk selubung (sheath) ke akar tumbuhan yang kemudian akan membentuk struktur hartig net yang menembus epidermis akar. Hartig net akan terus mengintrusi ke sel korteks akar yang kemudian akan membentuk fungal pegs. Fungal pegs ini yang akan menginduksi terbentuknya transfer sel untuk mentransfer nutrisi dari mikoriza ke Monotropa
Kaliandra (Calliandra callothyrsus) merupakan salah satu jenis yang dapat dikembangkan sebagai kayu energi karena selain memiliki nilai kalor tinggi. Inokulasi dengan rhizobium dan mikoriza telah ...umum dikenal dapat meningkatkan mutu bibit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui infektivitas dan efektivitas rhizobium dan mikoriza terhadap pertumbuhan bibit kaliandra umur 5 bulan. Perlakuan yang diberikan adalah rhizobium 1 ml, mikoriza 2 g per bibit dan kombinasi keduanya serta perlakuan tanpa mikroba sebagai kontrol. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inokulasi rhizobium dengan dosis satu ml per bibit tidak infektif tetapi efektif untuk meningkatkan tinggi 57%, diameter 12,5% dan berat kering 186%. Sedangkan inokulasi mikoriza dengan dosis 2 g/bibit infektif tetapi tidak efektif. Inokulasi secara tunggal dapat meningkatkan tinggi sebesar 9%, menurunkan diameter sebesar 12,5% dan menurunkan berat kering tanaman sebesar 19%. Inokulasi bersamaan mikoriza dengan rhizobium menurunkan efektivitas rhizobium dalam meningkatkan pertumbuhan bibit tersebut. Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan rhizobium atau mikoriza yang diisolasi dari kaliandra atau jenis lain tetapi terlebih dahulu sudah dilakukan uji kompatibilitas.
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi legum Indigofera zollingeriana pada lahan pasca tambang pasir dengan penambahan pupuk dan mikoriza. Rancangan percobaan ...yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pupuk organik berupa pupuk kandang kambing, pupuk anorganik berupa NPK, FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula), MPF (Mikroba Pelarut Fosfat) dan pupuk hayati berupa Asam humat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan P1 sampai P6 pada pertumbuhan legum Indigofera zollingeriana dengan pemberian pupuk organik, anorganik dan hayati tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah tangkai Indigofera zollingeriana pada pemotongan I dan II. Perlakuan P2 sampai P6 pada produksi legum Indigofera zollingeriana memperlihatkan pengaruh yang sangat nyata (P0,01) terhadap produksi tanaman pada berat kering daun dan berat kering ranting pemotongan I. Perlakuan P1 sampai P6 pada berat kering batang pemotongan I, berat kering daun pemotongan ke II, berat kering batang pemotongan ke II, berat kering ranting pemotongan ke II, produksi biomassa dan berat kering akar tidak memperlihatkan pengaruh nyata. Kesimpulan dari penelitian adalah Pemberian pupuk organik, dan FMA tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan, namun penambahan pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman Indigofera zollingeriana pada lahan pasca tambang pasir. (Growth and production of Indigofera zollingeriana in post-sand mining land with addition Fertilizer and mycorrhizae) ABSTRACT. This research aims to determine the growth and production of Indigofera zollingeriana legumes on post-sand mining land with the addition of fertilizer and mycorrhiza. The experimental design used was a Completely Randomized Design (CRD) with six treatments and five replications. The treatment given is organic fertilizer in the form of goat drum fertilizer, inorganic fertilizer in the form of NPK, AMF (Arbuscular Mycorrhizal Fungi), MPF (Phosphate Solvent Microbes) and biological fertilizer in the form of humic acid. The results of the research showed that treatment P1 to P6 on the growth of Indigofera zollingeriana legumes by providing organic, inorganic and biological fertilizers did not have a significant effect on plant height, stem diameter and number of Indigofera zollingeriana stalks at cuttings I and II. Treatments P2 to P6 on the production of Indigofera zollingeriana legumes showed a very significant effect on (P0.01) plant production on dry weight of leaves and dry weight of twigs cut I. Treatments P1 to P6 on dry weight of stems cut I, dry weight of leaves cut II, dry weight of second cutting stems, dry weight of second cutting twigs, biomass production and root dry weight did not show a significant effect. The conclusion of the research is that the provision of organic fertilizer and AMF has no effect on growth, but the addition of NPK fertilizer can increase the growth and productivity of Indigofera zollingeriana plants on post-sand mining land.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat keanekaragaman, mikoriza simbion, dan keberadaan mikoriza di akar anggrek alam di Dusun Turgo Pakem Yogyakarta. Metode yang digunakan dengan mengidentifikasi ...jenis anggrek, mengisolasi dan mengkarakterisasi fungi mikoriza adalah media PDA (potato dextrose agar) yang dilanjutkan dengan identifikasi setiap fungi yang diperoleh. Pengukuran faktor lingkungan abiotik meliputi faktor edafik yaitu kelembaban, pH, suhu tanah, dan mikroklimat yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Infeksi mikoriza diamati dengan mengamati keberadaan fungi pada jaringan akar. Hasil pengamatan menunjukkan adanya 8 spesies anggrek alam yaitu : Zeuxine petakinensis, endrobium sagittatum, Bulbophyllum chaetonium, Dendrobium mutabile, Eria retusa, Eria oblitterata, Pholidota carnea, Rhomboda velutina. Beberapa anggrek spesies di hutan tersebut dalam keadaan dorman sehingga tidak dapat diidentifikasi. Keberadaan mikoriza dari hasil pengamatan mikroskopis menunjukkan bahwa pada umumnya akar anggrek spesies yang ditemui berasosiasi simbiose dengan mikoriza yang masing-masing menunjukkan jenis fungi yang berbeda. Fungi yang dapat didentifikasi diantaranya termasuk dalam genus Rhizoctonia, Glomus, Chaetonium, Scopulariopsis dan TrichodermaKata kunci: spesies anggrek, mikoriza, fungi anggrek Abstract This research aims to identify the diversity of orchids and to find the existence of mycorrrhizal symbiont in wild orchid roots in Turgo village, Pakem Sleman. The samples of orchids and orchid roots were done by taking samples in Puspa Forest of Turgo Village, Pakem Sleman Yogyakarta. This research were exploration research on existing orchids’ diversity. The methods that have been used to identify the existing orchid species in the forest, isolation, and characterization mycorrhizal fungi is PDA (potato dextrose agar). Measurement of environmental factors for including edhapic factors were humidity, pH, soil temperature, and microclimate factors were air temperature, air humidity, and light intensity. The mycorrhizal infection was done by observing of mycorrhizal fungi existence. The results of the research are retrieved 8 species of orchids are Zeuxine petakinensis, Dendrobium sagittatum, Bulbophyllum chaetonium, Dendrobium mutabile, Eria retusa, Eria oblitterata, Pholidota carnea, Rhomboda velutina. Some orchids in the forest are dormant, therefore it couldn’t be identified. The mycorrhizal symbiosis from microscopic characterization had been known as different on each mychorriza. The mycorrhizal fungi that have been identified were genus of Rhizoctonia, Glomus, Chaetonium, Scopulariopsis and Trichoderma. Keywords: orchid species, mychorrhiza, orchid fungi
Biostimuatori su (ne-hranjive) tvari ili mikroorganizmi koji pospješuju procese hranidbe biljaka i doprinose smanjenju posljedica stresa uzrokovanog abiotičkim i biotičkim čimbenicima. Mogu biti ...mikrobni (korisne bakterije i gljive) i nemikrobni (huminske kiseline, aminokiseline, ekstrakti morskih algi, kitozan i anorganski biostimulansi). Različitim mehanizmima djelovanja biostimulatori potiču učinkovitije iskorištavanje hraniva, otpornost biljaka na stres i povoljno djeluju na kvalitativna svojstva biljaka. Uslijed restrikcija u primjeni sredstava za zaštitu bilja i gnojiva, kao dio alternativnih rješenja pojavljuju se biostimulatori.