Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran stres pada orang tua yang memiliki anak autistik spektrum disorder. Pada Penelitian ini, para peneliti menggunakan Pendekatan Kualitatif. Data ...diperoleh melalui metode wawancara terbuka dan observasi. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari lima orang subjek penelitian yang memiliki kriteria untuk penelitian ini. Dalam pemilihan subjek, teknik yang digunakan adalah Teknik Purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para orang tua pada awalnya sulit menerima, seiring berjalannya waktu para orang tua atau subjek mulai belajar menerima keadaan anak mereka dan ikhlas serta berusaha merawat anak mereka dengan memberikan terapi baik melalui sekolah maupun secara mandiri di rumah. Anak anak di sekolahkan di SLB agar dapat membantu dalam memberikan terapi sehingga anak-anak dapat mengikuti pembelajaran.
Wstęp. Występowanie zjawiska wypalenia zawodowego ma charakter wielowymiarowy i dotyczy różnych grup zawodowych i specjalności. Pielęgniarki to grupa zawodowa szczególnie zagrożona wypaleniem ...zawodowym, które wiąże się ze specyficznymi obciążeniami typowymi dla tego zawodu. Obciążenia te niosą za sobą duży potencjał negatywnych oddziaływań na psychiczną i fizyczną sferę funkcjonowania personelu pielęgniarskiego.
Cel. Celem pracy była ocena poziomu wypalenia zawodowego pielęgniarek pracujących na różnych oddziałach szpitalnych.
Materiał i metoda. Badaniami objęto 150 osobową grupę pielęgniarek pracujących w szpitalu w okresie od 6.01.2020 roku do 10.03.2020 roku. W badaniach posłużono się kwestionariuszem ankiety własnej liczącym 21 pytań i Kwestionariuszem Wypalenia Zawodowego MBI Ch. Maslach.
Wyniki. Analiza statystyczna nie wykazała istotnej zależności pomiędzy miejscem pracy ankietowanych a ich poziomem wypalenia zawodowego w depersonalizacji. Poziom wypalenia w podskali poczucia osiągnięć osobistych u wszystkich pielęgniarek/pielęgniarzy kształtował się na średnim poziomie. Specyfika oddziału i specyficzne dla niej problemy nie miały istotnego wpływu na poziom wypalenia. Poziom wypalenia wzrastał wraz z wiekiem i stażem pracy, ale wśród początkujących pielęgniarek widoczne były objawy wypalenia zawodowego. Większość badanych pielęgniarek/pielęgniarzy uważała swoją pracę za stresującą, co miało duży wpływ na występowanie wypalenia zawodowego. Głównym determinantem stresu były dla nich przepracowanie oraz nieadekwatne do pracy wynagradzanie. Badania nie wykazały istotnego wpływu „ciężkości” oddziału, na którym pracowali respondenci jako czynnika determinującego stres. Pielęgniarki/pielęgniarze byli często przepracowani, doświadczali silnego stresu, mimo to cechowali się ogromnym przywiązaniem do zawodu i nie deklarowali chęci jego zmiany.
Wnioski. Przeprowadzone badania wykazały, że pielęgniarki pracujące w szpitalu należały do grupy o średnim poziomie wypalenia zawodowego. Wśród badanych dominowały objawy emocjonalnego wyczerpania, szczególnie u pielęgniarek pracujących w oddziałach o dużym stopniu ciężkości.
Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional. Efek yang ditimbulkan dari merokok juga sangat banyak bagi kesehatan, akan tetapi masih saja banyak orang yang ...tetap memilih untuk menikmatinya khususnya di kalangan tenaga kesehatan. Subjek penelitian adalah tenaga kesehatan yang sudah bekerja di rumah sakit, rentan usia 23 - 40 tahun, perokok berat, Masyarakat Kota X. Metode pengambilan data penelitian ini menggunakan 3 skala Likert yaitu skala perilaku merokok berjumlah 25 item, skala stress berjumlah 27 item, skala lingkungan sosial berjumlah 23 aitem. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara stress dan lingkungan sosial dengan perilaku merokok (R = 0.280, F = 20.817 dan signifikansi p = 0.000 (p0.01)). Apabila dilihat secara parsial lingkungan sosial memiliki hubungan secara positif dan sangat signifikan terhadap perilaku merokok sebesar (rxy = 0.508 dan p = 0.000 ; (p0.01). Lebih lanjut lagi stress dan perilaku merokok memiliki hubungan positif sebesar (rxy = 0.959 dan p = 0.000 ; (p0.01). kesimpulan semakin tinggi tingkat stress dan semakin besar pengaruh lingkungan sosial terhadap seseorang maka perilaku merokok orang tersebut akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Rekreasyonel faaliyetler bireylere fiziksel, fizyolojik, psikolojik veya sosyal açıdan fayda sağlayabilmekte, bu yönüyle bireylerin boş zamanlarından tatmin olması veya tatmin düzeyinin artması ...mümkün görülmektedir. Öte yandan stres, bireylerin sahip olduğu olumlu duygu durumlarını düşürebilmekte böylece yaşam kalitesini olumsuz etkileyebilmektedir. Buradan hareketle bu araştırmanın amacı, algılanan stresin boş zaman tatminine etkisinin incelenmesidir. Araştırmada farklı rekreasyonel faaliyetlere (sportif, sosyal, sanatsal veya kültürel) katılan 237 kadın ve 210 erkek olmak üzere 447 gönüllü birey yer almıştır. Katılımcıların algıladıkları stres “Algılanan Stres Ölçeği (ASÖ-4)” ve boş zaman tatmin düzeyleri “Boş Zaman Tatmin Ölçeği (BZTÖ)” ölçekleri aracılığıyla tespit edilmiştir. Ölçeklere yönelik güvenirlik ve geçerlik testlerinin ardından kurgulanan yapısal model AMOS programında test edilmiştir. Katılımcıların algıladıkları stres, boş zaman tatmininin sosyal boyutunu %37,7 oranında açıklarken fizyolojik boyutu %36,2 ve psikolojik boyutu %38,8 oranında açıklamaktadır. Sonuç olarak, rekreasyonel faaliyetlere dahil olan bireylerin algıladıkları stres düzeyinin boş zamanda edinilen tatmin durumunun önemli bir belirleyicisi olduğu anlaşılmıştır.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk stres akulturasi, (2) mengetahui coping stres akulturasi mahasiswa yang studi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Dalam ...penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode fenomenologi. Kali ini melakukan penelitian di kawasan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dikarenakan Untag adalah perguruan tinggi multikultural. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview) dan observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa baru usia 18-20 tahun yang berjumlah 3 orang dan berasal dari luar Jawa. Hasil penelitian ini merupakan bentuk-bentuk stres akulturasi yang dialami oleh subjek adalah a) Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan yang baru, b) Kesulitan belajar, c) Tidak nyaman akibat perbedaan makanan, d) Merasa terasingkan, e) Kesulitan arah jalan. Sedangkan bentuk coping stres akulturasi sebagai berikut: a) Meminta tolong, b) Belajar lebih tekun c) Berinisiatif memasak sendiri d) Berusaha lebih akrab dengan teman kuliah, e) Mencoba bertanya kepada teman. Berdasarkan hasil penelitian ini maka diharapkan kepada mahasiswa baru dari luar Jawa disarankan agar meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan baru. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya agar menjadi lebih baik dan sempurna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Dukungan Sosial Dengan Stres Kerja Perawat Instalasi Bedah Sentral RSUP Haji Adam Malik. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan ...kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik sampling yang dipakai yaitu total sampling. Skala stres kerja disusun berdasarkan aspek-aspek stres kerja. Skala dukungan sosial diukur berdasarkan aspek dukungan sosial. Diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 nilai tersebut 0.05 maka hipotesis diterima, yang artinya terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja. Pada angka koefisien korelasi sebesar -0.473, artinya tingkat korelasi antara variabel dukungan sosial dengan stres kerja adalah sebesar -0.473 masuk dalam kriteria tinggi. Nilai koefisien korelasi sebesar -0.473, dimana nilai tersebut negatif yang artinya hubungan kedua variabel tersebut berlawanan. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tinggi nilai dari variabel dukungan sosial maka semakin rendah stres kerja. Koefisien determinan (r2) dari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah r2= 0,225. Ini menunjukkan bahwa dukungan sosial berdistribusi sebesar 22,5% terhadap stres kerja.
This study aimed to investigate the effects of psychodrama on stress and coping with stress in people working as medical doctors and nurses academicians. This study confirmed whether psychodrama ...could be effective on stress and coping mechanisms for nurses and medical doctors academicians. Individuals were evaluated by the state and continuity anxiety scale, the stress coping style scale, the Hamilton anxiety scale, and the Hamilton depression scale. The Statistical Program for Social Sciences-SPSS for Windows, version 22.0, was used for statistical analysis (SPSS Inc., Chicago, IL, USA).Data are given as mean (standard deviation) and number (percentage). To test the normal distribution compliance of the data, the Kolmogorov Smirnov test, T test for independent groups in normally distributed data with two groups, ANOVA test for data with more than two groups with normal distribution, and Mann Whitney U test for data with normal distribution was used. A statistically significant difference was found in the pre-test and post-test average scores of the applied scales. Practice Implications It is recommended that this study be performed with a more homogeneous patient group. It was found that psychodrama significantly affected stress and stress coping styles in individuals who work as academicians. It was found that psychodrama significantly affected stress and stress-coping styles in individuals. The most important limitation of our study was that the participants were in the same academic community.
Stres kerja adalah perasaan yang tertekan yang dialami oleh pegawai baik dari lingkungan kerja maupun lingkungan keluarga yang mengakibatkan menurunnya kinerja pegawai. Hal tersebut terjadi karena ...adanya ketidakseimbangan antara kedua peran tersebut dimana mengurus keluarga disisi lain dituntut untuk bekerja semaksimal mungkin. Untuk mengurangi tingkat stres maka diperlukan manajemen stres pegawai dalam penelitian ini menggunakan Art Therapy. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 wanita pegawai Bank BTN dan Bank BRI yang berada di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain one group pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan Skala Perceive Stress (PSS-10) yang dikembangkan Cohen, Kamarck, & Mermelstein (1994), skala ini terdiri dari 10 aitem yang disusun berdasarkan pengalaman dan persepsi individu tentang apa yang dirasakan dalam kehidupan mereka. Data diolah menggunakan alat bantu software SPPS 25 dengan menggunakan teknik analisis Paired Sampel Test dan Independen Sample Test, yaitu melihat perbandingan sebelum dan sesudah dilakukannya art therapy atau sering disebut Pretest dan Posttest. Hasil temuan menunjukkan pelatihan manajemen stres dengan menggunakan Art Therapy efektif menurunkan tingkat stress pegawai bank wanita di lingkungan Univesitas Sumatera Utara dari stres yang berat ke tingkat stress yang moderat.