Imaginative Apologetics: A Proposal for Apologetics in Postmodern Context. For a long time, classical and evidential apologetics have been firmly established as a way of defending the Christian ...faith. However, postmodernism appears to criticize the use of absolute verification tools for faith claims. Nevertheless, James K.A. Smith and Alister McGrath see postmodernism as friend rather than foe, opportunity rather than challenge. Therefore, paying attention to important criticisms of the spirit of postmodernism will actually help the church to answer the demands of postmodernism itself. This article proposes an imaginative apologetics approach as a solution to answer this criticism. In contrast to classical/evidential apologetics, this apologetics tends to use imagination more than before in efforts to account for the Christian faith. When apologetics accepts dry accusations and seems to override existential aspects that actually dwell in humans, imaginative apologetics can be a proposed solution to avoid these accusations. Two implications emerge from this reasoning. First, in apologetic dialogues, an apologist must use more imaginative rhetorical tools. Second, the church must help listeners get an imaginative presentation of what it’s like to live as a Christian, by presenting them with stories of everyday Christian life. Thus, instead of the church using apologetics, the church is apologetics itself.
Jezus kot coprnik Benjamin Bevc
Keria: Studia Latina et Graeca,
12/2022, Letnik:
24, Številka:
2
Journal Article
Recenzirano
Odprti dostop
Tavmaturško in eksorcistično delovanje Jezusa iz Nazareta so nekateri nasprotniki krščanstva interpretirali kot čarovništvo. To velja zlasti za pamflet Resnični govor, nastal okoli leta 180, v ...katerem srednjeplatonski filozof Kels trdi, da naj bi bil Jezus γόης, se pravi coprnik, čarovnik najslabše vrste. Na osnovi ohranjenih fragmentov Resničnega govora članek najprej predstavi Kelsove obtožbe coprništva, nato pa se osredotoči na Origenovo zavrnitev teh obtožb v delu Zoper Kelsa. Medtem ko Kels čudodelniško delovanje istoveti s coprništvom, pa Origen predstavi vrsto kriterijev, ki omogočajo razločevanje med njima. Obstoj tovrstnih kriterijev po eni strani kaže, da Origen vsaj posredno priznava ambivalentnost čudodelniškega delovanja, po drugi strani pa razodeva, da je pojem čarovništva izrazito relacionalen.
Aliran Kebatinan Paguyuban Ngesti Tunggal (PANGESTU) sedang berkembang pesat. PANGESTU mengklaim bahwa semua agama sama saja dan sebagai intisari ajaran semua agama formal. Konteks postmodern yang ...menjunjung tinggi pluralisme dan relativisme kebenaran merupakan tantangan dalam pemberitaan Kabar Baik khususnya kepada pengikut PANGESTU sehingga diperlukan cara baru dengan menerapkan apologetika untuk menjangkau kaum postmodern. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan penerapan apologetika sebagai model percakapan Kabar Baik dalam konteks kebatinan PANGESTU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan yaitu hermeneutika alkitabiah dan studi literatur. Peneliti menemukan “Apologetika Dialogis Olah Rasa” sebagai model percakapan Kabar Baik dalam konteks kebatinan PANGESTU, yang terdiri dari 4 tahap percakapan yaitu: Tahap I, Membangun relasi dialogis dengan pengikut PANGESTU; Tahap II, Apologetika dialogis olah rasa sebagai pra pemberitaan Kabar Baik; Tahap III, Proklamasi Kabar Baik; Tahap IV, Apologetika dialogis olah rasa sebagai pemuridan.
Indonesia memiliki keragaman budaya dan setiap budaya memiliki ciri khas masing-masing dan budaya-budaya tersebut tidak bisa di hilangkan. Suku Tenggeradalah salah satu daerah yang memiliki ...keistimewaan dengan budayanya yang disebut entas-entas, Budaya ini merupakan ritual yang diadakan untuk memperingati kematian dan untuk memohon kepada Sang Maha Agung agar arwah yang telah meninggal mendapat tempat yang baik. Agama Kristen perlu memiliki misi untuk mengkomunikasikan Kristus kepada Suku Tengger. Misi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan dialog apologetik. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi dan teologis. Pengumpulan data menggunakan studi literatur dan studi alkitab. Dialog apologetis disusun berdasarkan teori conversational evangelism dari Geisler. Dialog apologetik juga mengacu pada teori God and Culture dari Richard Neighbour. Dialog apologetik yang disusun dalam suatu dialog imajiner yang dapat dikembangkan dan dipraktikan oleh setiap orang percaya. Tujuan penulisan ini adalah memperoleh Model Dialog imajiner sebagai model untuk mengkomunikasikan Kristus pada masyarakat Tengger. Dialog apologetis yang dihasilkan berupa 12 butir pertanyaan model bertanya dan mengarahkan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu dialog pra-penginjilan yang efektif menjangkau masyarakat yang menghidupi kebudayaan terkhusus masyarakat Tengger.
Fenghui's cosmology has penetrated people's understanding and this must be confronted with apologetics originated from the Bible. This study found three main things. First, the universe was created ...by God and God is personal. Second, humans are created by God but humans are not God. Third, the universe is not eternal, therefore anything that is sought to obtain a longer life as taught through Fengshui's cosmology is futile. Humans seek eternal life, this is only possible through receiving the forgiveness of Jesus Christ. The method used in this study is presuppositions based on the Bible to present objective truths. Presuppositions are supported by various related literature that addresses this theme is certainly placed under the authority of the Bible.Abstrak. Kosmologi Fenghsui telah merambah dalam pemahaman masyarakat, hal ini harus dihadapi dengan apologetika yang bersumber dari Alkitab. Penelitian ini menemukan tiga hal utama. Pertama, alam semesta diciptakan oleh Allah dan Allah itu berpribadi. Kedua, manusia diciptakan oleh Allah tetapi manusia bukanlah Allah. Ketiga, alam semesta tidak bersifat kekal, sehingga apa pun yang diupayakan untuk memperoleh hidup yang lebih lama (long life) seperti yang diajarkan melalui kosmologi Fengshui adalah kesia-siaan. Manusia mencari hidup yang kekal, hal ini hanya dimungkinan melalui menerima pengampunan Yesus Kristus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah presuposisi yang didasarkan pada Alkitab guna menyuguhkan kebenaran yang obyektif. Presuposisi didukung oleh berbagai literatur terkait yang membahas tema ini, tentu ditempatkan di bawah otoritas Alkitab.
There are still Christians who contrast the relationship between apologetics and the proclamation of the Gospel and the role between common sense and faith in these two fields. This paper was ...intended to study the relationship between apologetics and evangelization, as well as to look up the significance of the role of common sense and faith in the effective task of apology and evangelization. This discussion used a literature study approach that was descriptive-analytic presented. In this discussion, it could be concluded that apologetics and evangelization are God’s mandates which are absolutely fulfilled by every believer whenever and wherever they are. Meanwhile, common sense and faith are two different but not contradictory things where both have their respective places and roles in the practice of apologetics and evangelization. Without common sense and faith, the practice of apologetics and evangelization cannot be carried out effectively.Abstrak. Dijumpai masih ada orang Kristen yang mempertentangkan apologetika dengan pewartaan Injil dan peran antara akal dan iman di dalam kedua bidang tersebut. Tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji relasi apologetika dan pewartaan Injil, serta signifikansi peran akal budi dan iman di dalam tugas berapologia dan pewartaan Injil secara efektif. Kajian ini menggunakan metode studi literatur yang disajikan secara deskriptif-analitif. Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa apologetika dan pewartaan Injil merupakan mandat Tuhan yang sifatnya mutlak ditunaikan bagi setiap orang percaya kapan pun dan di mana pun berada. Sedangkan akal budi dan iman adalah dua hal yang berbeda tetapi tidak saling bertentangan, di mana keduanya memiliki tempat dan perannya masing-masing dalam praktik berapologetika dan pewartaan Injil. Tanpa akal budi dan iman, maka praktik apologetika dan pewartaan Injil tidak dapat terlaksana dengan efektif.
This paper will attempt to discuss Francis Schaeffer’s life and thought, with special emphasis on his apologetics. The primary resource is one of his books, ‘How Should We Then Live?’ and also ...several books about Schaeffer from various other authors: (1) Francis Schaeffer’s Apologetics: A Critique by Thomas Morris, (2) Reflection on Francis Schaeffer, edited by Ronald W. Ruegsegger, and (3) Francis Schaeffer: The Man and His Message, written by Louis Gifford Parkhurst, Jr. In his method of apologetical verification, he used of elements of common ground as a point of contact with unbelievers. Unlike the inductive approach, he majors on inner, existential values as well as outer empirical data. In contrast with the pre-suppositional approach, Schaeffer’s method discovers and appeals to factual and personal data in confirmation of his hypothesis.
BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Tulisan ini mencoba untuk mendiskusikan kehidupan dan pemikiran Francis Schaeffer, terutama pada bidang apologetik. Bahan utama diskusi adalah berasal dari bukunya yang berjudul How Should we Then Live, dan juga pengarang-pengarang lainnya yang membahas pemikiran Shaeffer dalam buku-bukunya antara lain: (1) Francis Schaeffer’s Apologetics: A Critique by Thomas Morris, (2) Reflection on Francis Schaeffer, edited by Ronald W. Ruegsegger, dan (3) Francis Schaeffer: The Man and His Message, written by Louis Gifford Parkhurst, Jr. Dalam metodenya verifikasi apologetik, Shaeffer menggunakan unsur-unsur kesamaan sebagai titik kontak dengan orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Berbeda dengan pendekatan induktif, ia mengutamakan pada bagian dalam (inner) manusia, nilai-nilai eksistensial dan data-data empiris. Berbeda dengan pendekatan pre-suposisi, metode Schaeffer membuka banyak data faktual dan personal yang mengonfirmasi hipotesisnya.
Misi Ilahi Yesus sebagai utusan Allah telah dinubuatkan sejak kejatuhan manusia pertama. Kemanusiaan dan ke-Allah-an Yesus selalu menjadi perdebatan atau pembahasan yang menarik dan terus ...berkelanjutan hingga saat ini. Ketidakmengertian terhadap teks-teks Alkitab, terutama Yohanes 17:3, memunculkan pemikiran skeptis terhadap ke-Allah-an Yesus. Karya tulis ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi literatur sebagai basisnya untuk memaparkan keunikan pengutusan Yesus, dengan menganalisis Injil Yohanes dan beberapa teks Alkitab lainnya. Analisis ini bertujuan untuk memahami frasa Yesus sebagai utusan dalam Yohanes 17:3 dengan perspektif yang benar. Melalui penelusuran tulisan ini makna relasi antara Yesus dan Allah akan menjadi jelas dalam konteks pengutusan Yesus untuk penebusan dosa. Dari pembahasan ini akan terlihat bahwa kemanusiaan dan keilahian Yesus tidak dapat dipisahkan. Ini dapat menjadi jawaban apologetis terhadap skeptisisme yang menolak ke-Allah-an Yesus.
(ruski) Cel'ju dannoj raboty javljaetsja izučenie prisutstvija i funkcii evangel'skih istorij v strukture glavnogo personaža Žitija svjatogo Savvy Domentiana. My vzjali vo vnimanie četyre ...kanoničeskih Evangelija (ot Matfeja, Marka, Luki i Ioanna). Sleduja tekstu žitija, citatam iz Evangelija, namekam na opisanie žizni Iisusa Hrista, a takže i samomu srednevekovomu kliše povestvovanija o svjatom, my otmetili neskol'ko ključevyh ëlementov sozdanija žitijnogo personaža Savvy: žizn' svjatogo Savvy, kak vypolnenie proročestva, silu čuda v hristianskom učenii, takže i apologetskuju funkciju pervogo serbskogo arhiepiskopa, s akcentom na molitvu i ljubov' kak osnovnye ëlementy svjazi meždu Bogom i čelovekom. Ëto žitie Domentiana, v sootvetstvii s poëtikoj ëpohi k kotoroj prinadležit, izobiluet citatami iz Svjaščennogo Pisanija, i opisanie žizni Iisusa Hrista, buduči obrazcom i povodom monahu i pisatelju Domentianu, učeniku Savvy, javljaetsja osnovnim arhitekstom, s pomošč'ju kotorogo on opisyvaet odnu iz samyh značitel'nyh ličnostej serbskoj istorii i duhovnosti, sledovatel'no, i odnogo iz samyh važnyh personažej staroj serbskoj literatury - Rastka Nemaniča. Domentian ëtim svoim žitiem, ne tol'ko vybrannimi citatami, no i vybrannimi rasskazami (tak kak i sam Iisus Hristos 'govorit v rasskazah''), takže i četkim podčerkivaniem ključevyh zakonov very, sformiroval obraz svjatogo, posvjaščennogo ne tol'ko sobstvennomu duhovnomu rostu, no i svoemu narodu, kotorogo on hotel privesti k istinnoj vere.
Apologetika kerap diidentikkan dengan pendapat umum sebagai semata-mata soal metode, kepraktisan dan sistem rasional tertentu untuk menjawab pertanyaan tentang iman. Meta-metode Apologetika hendak ...menggeser pendapat itu dengan menimbang hakikat Apologetika sebagai “ruang” bagi pneuma, yang bergulir melalui dunamis dan imaginarium. Dengan demikian, Apologetika ditimbang kembali sebagai disiplin ilmu, yang terbuka pada dinamika pneumatikos, tidak terkooptasi pada satu rasionalitas monokultural dan instrumental, serta bergerak luwes di hadapan realitas multikontekstual.