Susu merupakan bahan pangan yang mudah rusak pada kualitas nutrisi dan mikrobiologi disebabkan karena penanganan yang kurang tepat. Saat ini minuman berkolagen menjadi produk komersial yang sedang ...berkembang. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pre-heating terhadap kualitas fisik, mikrobiologi dan organoleptik susu yang diperkaya dengan hidrolisat kolagen sapi serta menentukan perlakuan terbaiknya. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan sebagai desain percobaan dengan variabel suhu (35, 45, 55 dan 65oC) dan waktu pre-heating (10, 20, 30 dan 40 menit). Penelitian menunjukkan terjadi interaksi (P<0.05) antara kedua variabel terhadap parameter total plate count (TPC) dan organoleptik, akan tetapi tidak berpengaruh pada parameter viskositas dan stabilitas emulsi. Perlakuan terbaik diperoleh pada kondisi pre-heating dengan suhu 55oC dan waktu 30 menit. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya viskotas 4.48 ± 0.08 cP, stabilitas emulsi 12.33 ± 1.73%, TPC 3.299 ± 0.003 log cfu/ml dan nilai sensorinya meliputi rasa 4.33 ± 0.25, aroma 4.15 ± 0.35, mouthfeel 3.85 ± 0.63 serta warna 4.56 ± 0.05. Harapannya dengan adanya penelitian ini menjadi sebuah inovasi dalam mengolah susu secara non-thermal yang diperkaya dengan hidrolisat kolagen sapi yang aman dan terjaga nutrisinya serta dapat diterima sensorinya.
Kolagen dan kitosan dapat digunakan sebagai bahan pembalut luka karena memiliki karakteristik yang baik. Namun, pembalut luka kolagen-kitosan perlu dilakukan uji sitotoksisitas sebelum diaplikasikan ...secara in vivo, seperti Brine Shrimp Lethally Test (BSLT). Pembalut luka kolagen-kitosan tidak dapat larut dalam Dimetil Sulfoksida (DMSO) dan aquadest dengan mudah, oleh karena itu perlu pertimbangan alternatif pelarut karena kolagen dan kitosan lebih mudah larut dalam pelarut asam seperti asam klorida (HCl) dan asam asetat ( CH3COOH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Lethal Concentration 50 (LC50) dari pembalut luka kolagen-kitosan yang dilarutkan dalam pelarut DMSO, HCl, CH3COOH dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Pembalut luka kolagen-kitosan didapatkan dengan mencampurkan larutan kitosan 2% dan kolagen dengan perbandingan 1:1 w/w kemudian dihomogenkan, dicetak, dan dikeringkan. Penelitian ini menggunakan uji sitotoksisitas dengan metode BSLT dan LC50 dihitung menggunakan Analisis Probit. Pembalut luka dilarutkan dalam pelarut DMSO 1%, CH3COOH 1%, dan HCl 1% hingga homogen, kemudian diencerkan dengan berbagai konsentrasi yaitu 100 ppm, 250 ppm, 250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm dengan tiga kali ulangan untuk setiap perlakuan. Setelah itu uji BSLT dilakukan dengan menggunakan Artemia salina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembalut luka yang dilarutkan dalam DMSO 1% memiliki LC50 > 1000 ppm, sedangkan pada pelarut CH3COOH dan pelarut HCl menunjukkan LC50< 30. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelarut DMSO bersifat non-toksik (LC50 > 1000 ppm), tetapi pelarut CH3COOH 1% dan HCl 1% bersifat sangat toksik (LC50 < 30 ppm) sebagai pelarut alternatif pembalut luka kolagen-kitosan pada uji BSLT.
Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen yang ditemukan di dalam kulit, tulang, dan jaringan ikat hewan. Pada umumnya, gelatin diekstrak dari kulit sapi dan babi yang ...mempunyai permsalahan terkait isu penyakit sapi gila dan kehalalanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gelatin yang diesktrak dari kulit kerbau dan aplikasinya sebagai enkapsulan pada mikroenkapsulasi minyak atsiri daun cengkeh. Gelatin kulit kerbau diekstrak menggunakan larutan asam klorida (Tipe A) 1%, 70 °C selama 5 jam. Gelatin kulit kerbau diaplikasikan sebagai enkapsulan pada mikroenkapsulasi (spray drying) minyak atsiri daun cengkeh menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor perbedaan konsentrasi gelatin (5%, 7.5%, dan 10%) dan rasio antara minyak atsiri daun cengkeh dengan gelatin (1:10, 1:15 dan 1:20). Karakteristik gelatin kulit kerbau mempunyai kadar air 7.4%, kadar abu 0.06%, kadar lemak 0.04%, kadar protein 89.1%, viskositas 4.8 cP dan kekuatan gel gelatin 155.39 g Bloom. Karakteristik mikrokapsul minyak atsiri daun cengkeh mempunyai kelarutan 79.79%, total minyak 1.10 mg/ml, minyak terperangkap 0.87 mg/ml, dan minyak dipermukaan 0.23 mg/ml. Morfologi mikrokapsul minyak atsiri daun cengkeh berbentuk oval dan tidak beraturan.
Pendahuluan: Sutra cocoon laba-laba merupakan bahan alternatif yang diketahui sering digunakan oleh masyarakat tradisional untuk menghentikan pendarahan dan menutup luka. Cocoon laba-laba terdiri ...dari asam amino glisin dan alanin yang berkontribusi pada adhesi dan proliferasi sel. Tujuan penelitan ini adalah menganalisis potensi gel ekstrak sutra cocoon laba-laba Argiope modesta 5% terhadap jumlah sel fibroblas dan kepadatan kolagen pada penyembuhan luka gingiva. Metode: Penelitian experimental laboratories dengan the post- test only control group design. Sampel yang digunakan sebanyak 35 ekor tikus wistar jantan, dibagi secara acak menjadi 3 kelompok yaitu (a) kelompok kontrol negatif, diaplikasikan gel plasebo; (b) kelompok perlakuan, diberi gel ekstrak cocoon laba-laba 5%; (c) kelompok sehat, tidak diberi perlukaan maupun terapi. Lima belas ekor tikus kelompok kontrol negatif dan 15 ekor tikus kelompok perlakuan dibagi menjadi 3 sub kelompok hari pengamatan, yaitu hari ke-3, ke-5 dan hari ke-7 yang terdiri dari 5 ekor tikus setiap sub kelompok. Kelompok tikus sehat terdiri dari 5 ekor tikus. Perlukaan dibuat pada mukosa gingiva M1 kiri rahang bawah, kemudian dilakukan aplikasi gel. Hewan coba di euthanasia untuk selanjutnya dibuat sediaan histologi dan dilakukan pengamatan sel fibroblas dan kolagen. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,01) rerata jumlah fibroblas kelompok perlakuan (18,67±0,72) dibanding kelompok kontrol negatif (12,08±0,32) dan kelompok sehat (9,17±0,43) pada hari ke-7. Rerata kolagen berbeda signifikan (p=0,01) pada kelompok perlakuan (245,12±1,07) dibanding kelompok kontrol negatif (231,53±0,90) dan kelompok sehat (248,75±1,27) pada hari ke-7. Simpulan: Aplikasi gel ekstrak cocoon laba-laba (Argiope modesta) 5% terbukti meningkatakan jumlah sel fibroblas dan kepadatan kolagen. Kata kunci: cocoon; laba-laba; glisin; alanin; fibroblast; kolagen ABSTRACT Introduction: Spider cocoon silk is an alternative material that traditional people often use to stop bleeding and close wounds. Spider cocoon is composed of glycine and alanine amino acids which con-tribute to cell adhesion and proliferation. This study aimed to analyze the potency of the 5% Argiope modesta spider silk extract gel on the number of fibroblasts and collagen density on gingival wound healing. Methods: Experimental laboratory research with the post-test only control group design. The samples used were 35 male Wistar rats, randomly divided into three groups, namely (a) negative control group, placebo gel was applied; (b) the treatment group was given 5% spider cocoon extract gel; (c) healthy group, not given any injury or therapy. Fifteen rats in the negative control group and 15 rats in the treatment group were divided into three subgroups on the day of observation, namely, on the third, fifth and seventh days, which consisted of five rats in each subgroup. The healthy rat group consisted of five rats. An injury was made on the mandibular left M1 gingival mucosa, and then the gel was applied. Experimental animals were euthanized for further histology preparation, and observations of fibroblasts and collagen cells were carried out. Results: There was a significant difference (p=0.01) in the mean number of fibroblasts in the treatment group (18.67±0.72) compared to the negative control group (12.08±0.32) and the healthy group (9.17±0, 43) on the seventh day. The mean collagen was sig-nificantly different (p=0.01) in the treatment group (245.12±1.07) compared to the negative control group (231.53±0.90) and the healthy group (248.75±1.27) on the day of seventh. Conclusions: The application of spider cocoon extract gel (Argiope modesta) 5% increases the number of fibroblasts and collagen density. Keywords: cocoon; spider; glycine; alanine; fibroblasts; collagen
Pozadina istraživanja. Kolagen životinjskog podrijetla uvelike se koristi u proizvodnji hrane, kozmetičkih i biomedicinskih proizvoda. Tijekom kuhanja se nejestivi dijelovi riba, kao što su kosti i ...koža, uglavnom odbacuju kao smeće, iako imaju veliku hranjivu vrijednost. S obzirom na to da taj otpad predstavlja izvor zagađenja, potrebno ga je iskoristiti da bi se smanjio njegov negativan utjecaj na okoliš. Eksperimentalni pristup. Kolagen je izdvojen iz kože sahalinske mladice, dobivene kao otpad pri kuhanju, nakon obrade ohlađenim acetonom. Zatim su ispitana sljedeća svojstva kolagena: boja, čistoća (pomoću poliakrilamid gel elektroforeze u prisutnosti natrijevog dodecil sulfata), apsorpcija ultraljubičastih zraka, sastav podjedinica, aminokiselinski sastav, temperatura denaturacije i struktura (pomoću prigušene totalne refleksije i infracrvene spektroskopije s Fourierovom transformacijom). Naposljetku smo kemijskom modifikacijom (sukcinilacijom) nastojali poboljšati funkcionalna svojstva kolagena za njegovu daljnju primjenu. Rezultati i zaključci. Obradom ohlađenim acetonom iz riblje kože su uspješno uklonjene masti i pigmenti. Dobiven je veliki prinos čistog bijelog kolagena bez mirisa, u kojem nije pronađen niti jedan α3-lanac. Kolagen iz kože sahalinske mladice sadržavao je velik udjel α-uzvojnica, a malen udjel β-ploča. Sukcinilacija je uzrokovala promjenu sekundarne strukture molekule kolagena. Osim toga, povećala se viskoznost otopine kolagena i poboljšala topljivost kolagena pri fiziološkim uvjetima pH-vrijednosti od otprilike 6. Novina i znanstveni doprinos. Ovi rezultati po prvi put pokazuju da kolagen iz kože ribe iz porodice salmonida ne sadržava α3-lance. Sukcinilirani kolagen iz kože sahalinske mladice korisna je biomasa, koja se može primijeniti u prehrambenoj i kozmetičkoj industriji, te srodnim industrijama.
Streszczenie Ziarenkowce z rodzaju Enterococcus spp. są składnikiem mikrobioty ludzi i zwierząt oraz powszechnie występują w środowisku naturalnym. Należą do patogenów warunkowo chorobotwórczych, ...mogących wywoływać zakażenia o różnej lokalizacji. Bakterie te rzadko wywołują zakażenia pozaszpitalne. Mimo, że do niedawna były uważane za drobnoustroje o niskim potencjale chorobotwórczym, stały się jednym z istotnych patogenów szpitalnych. Ich powszechne występowanie i zdolność do przeżycia w środowisku szpitalnym przyczyniają się do notowanej od kilku lat i nadal wzrastającej częstości ich izolacji, również z zakażeń inwazyjnych. Gatunki najczęściej izolowane z przypadków zakażeń to E. faecalis i E. faecium , stwarzające problemy terapeutyczne w związku z ich narastającą wielolekoopornością. Z powodu rosnącego znaczenia klinicznego, mechanizmów naturalnej i nabytej oporności na antybiotyki oraz potencjalnych czynników wirulencji, ziarenkowce z rodzaju Enterococcus stały się przedmiotem wielu badań. Celem pracy jest przedstawienie aktualnej wiedzy dotyczącej najistotniejszych czynników wirulencji mogących występować u bakterii z rodzaju Enterococcus , do których należą – antygen wydzielniczy SagA, białko EfaA, białko powierzchniowe Esp, białko wiążące kolagen Ace, cytolizyna, hialuronidaza, hemaglutynina, lipaza, proteaza serynowa, substancja agregująca, zewnątrzkomórkowe nadtlenki oraz żelatynaza.
Relapsing Polychondritis pada Anak Setiabudiawan, Budi; Boesoerie, Sinta; DM, Reni Ghrahani ...
Sari Pediatri,
11/2016, Letnik:
12, Številka:
1
Journal Article
Recenzirano
Odprti dostop
Relapsing polychondritis (RP) adalah penyakit autoimun yang jarang terjadi. Penyakit RP ditandai denganinflamasi jaringan kartilago berulang dan berpotensi untuk terjadi kerusakan progresif pada ...jaringan tersebut.Terutama menyerang dewasa pada dekade ke-4 atau ke-5 dengan usia rata-rata 51 tahun, hanya sedikit kasusyang dilaporkan pada anak. Patogenesis RP diduga akibat terbentuknya autoantibodi terhadap komponenkartilago terutama kolagen tipe II, sehingga menimbulkan suatu proses inflamasi dan mekanisme selularyang melibatkan pelepasan enzim lisosom dengan hasil akhir berupa penghancuran kartilago. Dilaporkanseorang anak laki-laki, usia 12 tahun dengan keluhan utama sesak napas disertai suara mengorok sejak satubulan sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan didapatkan saddle nose deformity, peningkatan LED(40/125 mm/jam), uji ANA positif dengan pola nuklear, penyempitan kolom udara dalam laring dan faringpada foto soft tissue leher, dan adanya laringotrakeomalasia pada trakeoskopi. Pasien didiagnosis denganrelapsing polychondritis dan mendapat prednison 2 mg/kgBB/hari. Ditambahkan obat imunosupresanmetotreksat karena respons yang kurang baik terhadap steroid. Keadaan klinis pasien membaik setelahmendapat terapi kombinasi.
LATAR BELAKANG: Luka tidak sembuh dalam waktu lama dengan berbagai penyebab merupakan masalah yang sering ditemukan dalam berbagai disiplin kedokteran. Kejadian ini salah satu sumber utama ...morbiditas, penyebab gangguan psikologis para penderita, meningkatkan biaya pengobatan dan kehilangan jam kerja pada penderita usia produktif. TUJUAN: untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa) dalam sediaan salep sebanyak 40% dan 60% terhadap jumlah fibroblas dan kolagen pada penyembuhan luka sayat mencit balb/c.METODE: Penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design pada 48 ekor mencit jantan galur balb/c, dibagi menjadi 4 kelompok pengujian fibroblast (24 ekor) dan 4 kelompok pengujian kolagen (24 ekor). Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor sampel yang dipilih secara random. Salep ekstrak Nigella sativa dengan konsentrasi 40% dan dengan konsentrasi 60% dioles sebanyak 3x sehari selama 7 hari pada kelompok fibroblast dan selama 14 hari pada kelompok kolagen. Data dianalisis dengan Kruskal-Wallis.HASIL: Analisis jumlah fibroblast antara kelompok kontrol/tidak diberikan perlakuan dan kelompok yang diberikan salep garamycin terdapat perbedaan (p value =0,010), antara kelompok kontrol dan kelompok yang diberikan salep ekstrak jinten hitam 40 % tidak ada perbedaan (p value =0,065), pada kelompok yang diberikan salep ekstrak jinten hitam 60 % terdapat perbedaan (p value =0,025). Hasil analisis jumlah kolagen menunjukkan perbedaan antara semua kelompok (p value =0,004).KESIMPULAN: Pemberian salep ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa) dapat meningkatkan jumlah fibroblas dan kolagen pada penyembuhan luka sayat kulit mencit galur balb/c.