Kajian ini berangkat dari asumsi dasar bahwa sebuah karya sastra, termasuk puisi yang menjadi kajian utama artikel ini, bukanlah sebuah karya biasa. Seorang penyair mempunyai gagasan yang ingin ...disampaikan melalui bahasa yang ia gunakan. Kebanyakan puisi di dalamnya mengusung nilai kehidupan, pesan, kesan dan lain sebagainya. Bahasa puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum, meskipun bahasa itu sering digunakan oleh kalangan umum namun bagi penyair memiliki makna tersendiri. Ketika pembaca tidak memahami maksud bahasa yang digunakan penyair maka pembaca tidak memahami makna yang terkandung. Sebagai pembaca, dituntut kritis dan menginterpretasi akan bahasa yang digunakan penyair. Karena dari situlah pembaca bisa memaknai dan memahami maksud dari bahasa yang digunakan penyair. Tulisan ini mengkaji puisi Al-Lugah al-‘Arabiyyah Tan’a Hażuha Bayna Ahliha karya Hafidz Ibrahim dengan pendekatan bahasa dengan menggunakan teori Semiotika Ferdinand de Saussure bertujuan mengungkap makna dibalik bahasa penyair.
Kajian ini berangkat dari asumsi dasar bahwa sebuah karya sastra, termasuk puisi yang menjadi kajian utama artikel ini, bukanlah sebuah karya biasa. Seorang penyair mempunyai gagasan yang ingin ...disampaikan melalui bahasa yang ia gunakan. Kebanyakan puisi di dalamnya mengusung nilai kehidupan, pesan, kesan dan lain sebagainya. Bahasa puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum, meskipun bahasa itu sering digunakan oleh kalangan umum namun bagi penyair memiliki makna tersendiri. Ketika pembaca tidak memahami maksud bahasa yang digunakan penyair maka pembaca tidak memahami makna yang terkandung. Sebagai pembaca, dituntut kritis dan menginterpretasi akan bahasa yang digunakan penyair. Karena dari situlah pembaca bisa memaknai dan memahami maksud dari bahasa yang digunakan penyair. Tulisan ini mengkaji puisi Al-Lugah al-‘Arabiyyah Tan’a Hażuha Bayna Ahliha karya Hafidz Ibrahim dengan pendekatan bahasa dengan menggunakan teori Semiotika Ferdinand de Saussure bertujuan mengungkap makna dibalik bahasa penyair.
Pendidikan nilai antikorupsi sebagai bagian dari pendidikan nilai pendidikan karakter. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan mendapat pemahaman yang mendalam tentang nilai antikorupsi ...berdasarkan kajian semiotika yang terkandung dalam buku cerita bergambar “Peternakan Kakek Tulus dan Byur!” terbitan KPK. Buku cerita bergambar “Peternakan Kakek Tulus dan Byur!” merupakan buku cerita bergambar yang ditulis dan dipublikasi untuk dijadikan sebagai bahan ajar maupun media dalam menanamkan pendidikan nilai antikorupsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa resensi-resensi yang berkaitan tentang nilai antikorupsi dalam buku cerita bergambar “Peternakan Kakek Tulus dan Byur!” terbitan KPK. Hasil penelitian ditemukan 18 leksia, 8 nilai antikorupsi; kerja keras, adil, peduli, jujur, berani, displin, sederhana, dan tanggung jawab serta lima kode pembacaan yaitu, kode teka-teki, kode konotatif, kode simbolis, kode aksian, dan kode kultural atau budaya. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa dua buku cerita bergambar terbitan KPK mengandung nilai antikorupsi berdasarkan leksia-leksia yang ditinjau melalui kode pembacaan Barthes dan tidak ditemukan satu nilai antikorupsi yaitu nilai mandiri.
Penelitian ini dilakukan sebagai sebuah langkah sederhana untuk mendukung upaya mempromosikan legenda Danau Matano. Penelitian ini menginvestigasi relevansi antara makna unsur-unsur ekosistem yang ...disebutkan dalam legenda Danau Matano dengan realitas unsur-unsur tersebut pada ekosistem Danau Matano sekarang dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggabungkan kajian kepustakaan dengan kajian lapangan. Data penelitian diperoleh melalui dokumentasi dan observasi. Pembahasan makna unsur-unsur ekosistem disajikan secara deskriptif berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh peneliti dalam tahapan pengkodean data. Legenda Danau Matano menyajikan unsur alam dan ekosistem yang dapat diklasifikasikan menjadi: 1) kondisi lingkungan, 2) flora dan fauna, 3) fenomena alam. Setiap unsur atau kejadian alam mewakilkan makna denotasi yang sesungguhnya terkait erat dengan garis besar cerita legenda Danau Matano. Setiap unsur ekosistem juga mempunyai makna konotasi yang secara umum merupakan tuntunan dalam menjalankan kehidupan baik secara vertikal (hubungan manusia dengan Tuhan) maupun secara horizontal (hubungan manusia dengan mahkluk lain).
Cerpen Anaa Al-maut karya Taufiq Al-Hakim ini memaparkan tentang masalah kepribadian seorang yang tengah berputus asa dari kehidupan yang ia jalani. Karena merasa tak sanggup lagi untuk menjalani ...kehidupannya sehingga sang tokoh utama nekat dan berikeras untuk mati. Dalam cerpen ini Masalah yang akan diuraikanm yaitu bagaimana tanda-tanda tokoh utama sebelum melakukan tindakan bunuh diri, bagaimana cara bunuh diriyang ditempuh, dan apa motivasi yang mendasari tindakan bunuh diri. Tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mengungkap seberapa besar dampak penderitaan dalam kehidupan. Penelitian ini menggunakan semiotika sebagai pisau analisis, karena symbol atau tanda keinginan untuk bunuh diri adalah salah satu dari ilmu semiotika. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Sehingga menghasilkan kesimpulan yaitu ditemukannya solusi dalam berbagai persoalan kehidupan.