Crayon Shin Chan, a Japanese two-dimension animation series broadcast in one of private Indonesian TVs, is categorized into child’s program since it is broadcast at child’s prime time, Sunday ...08.30 a.m. In spite of its broadcast time, this series consist of symbols directed not for children, such as some acts that are not appropriate to be done by children, especially in Indonesia. Moreover, adult symbols of sex are also found in the program. For this reason it will be interesting to analyze it using semiotic analysis. Semiotics is the study of symbol and its meaning which its principle concept is that both signifier and signified consist of symbols and are related to denotation and connotation. Crayon Shin Chan merupakan serial animasi dua dimensi yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Ini merupakan produk animasi 2 dimensi yang diimpor dari Jepang. Di Indonesia, serial ini masuk dalam kategori acara anak. Hal ini dapat dilihat dari jam penayangannya yang merupakan waktu prime time bagi anak, yakni pada hari minggu pukul 08.30. Akan tetapi, pada serial ini banyak simbol-simbol yang mengarah pada tayangan yang bukan untuk anak-anak, yakni adeganadegan yang tidak pantas dilakukan oleh anak khususnya di Indonesia. Serta adanya pula simbol-simbol yang mengarah pada tayangan berbau dewasa. Tentu akan menarik jika tayangan ini diteliti menggunakan analisis semiotika. Semiotika sendiri merupakan kajian ilmu mengenai tanda dan makna. Yang pada prinsipnya, konsep penting seperti penanda (signifier) dan petanda (signified) sama-sama terdiri dari tanda dan terkait dengan denotasi dan konotasi.
Tulisan ini mengulas makna dan transmisi mantra Tri sandhya. Mantra Tri Sandhyamerupakan salah satu bentuk sastra lisan yang ada di Bali. Mantra Tri Sandhya merupakan mantra yang dimiliki oleh orang ...Hindu Bali yang dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat ini, mantra Tri Sandya mulai dilupakan dan jarang oleh remaja Hindu Bali. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk (1) membaca makna mantra Tri Sandhya: (2) mantra transmisi Tri Sandhya pada remaja Hindu Bali yang tinggal di Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengambil data dalam bentuk kalimat bukan angka-angka. Sumber data dari penelitian ini adalah Mantra Tri Sandhya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Semiotika dengan teori Riffaterre. Semiotika untuk mengkaji tanda-tanda yang ada dalam mantra, Tri Sandhya, dapat dipahami makna dari mantra Tri Sandhya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mantra makna Tri Sandhya dan mantra transmisi Tri Sandhya pada remaja Hindu Bali di wilayah Malang saat ini.
Pesantren has contributed to a system of values of local wisdom that has become a tradition and is believed to be a core value and belief. However, not a few pesantren traditions are underestimated, ...valued by the Orientalists as old-fashioned, traditional, sincretic, etc. The existence of a shift in the view of the pesantren tradition, encourages authors to deconstruct salaf pesantren traditions using the study of Barthes's semiotics and Derrida's deconstruction theory analysis by: 1) Finding the meaning of denotation and connotation through signs, signifier and signified, 2) Tracing the elements of aporia (paradoxical meaning, contradictory meaning, and irony meaning), and 3) Reversing or changing the (conventional) meanings. The results of the study concluded that: 1) The traditions that have been developed in the Salaf pesantren are the accumulated interpretations that have been passed on by the ancestors as the treasures of human psychology (al-makhzun al-nafs) which act as guide tools in a boarding school environment; 2) analysis of the deconstruction of the salaf pesantren tradition is done by severing the epistemological relationship to all authorities that shape the knowledge tradition by overhauling the standard and frozen relations system into a fluid system of relations, further accounted for giving reasonable sides in all the traditions that developed within.
Keywords: Semiotics, Roland Barthes, Deconstruction, Jacques Derrida, Pesantren Tradition
Abstrak
Pesantren telah melahirkan sistem nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi tradisi dan diyakini sebagai nilai dasar (core belief and core values). Namun, tidak sedikit tradisi-tradisi pesantren dipandang sebelah mata, kolot, sinkretis, jumud dan kuno oleh kaum orientalis. Adanya pergeseran pandangan tersebut, mendorong penulis untuk mendekonstruksi tradisi pesantren salaf menggunakan kajian semiotika Barthes dan pisau analisis teori dekonstruksi Derrida dengan cara: 1) Mencari makna denotasi dan konotasi lewat tanda, penanda dan petanda, 2) Melacak unsur-unsur aporia (makna paradoks, makna kontradiktif, dan makna ironi), dan 3) Membalikkan atau merubah makna-makna yang sudah dikonvensionalkan. Penelitian kualitatif ini berlokasi di Pesantren Darussalam Mekar Agung Madiun. Melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, disimpulkan bahwa: 1) Tradisi-tradisi yang telah berkembang di pesantren salaf merupakan akumulasi interpretasi yang telah diwariskan para leluhur sebagai khazanah kejiwaan manusia (al-makhzun al-nafs) yang menjadi pedoman dan piranti dalam lingkungan pesantren; 2) analisis dekonstruksi tradisi pesantren salaf dilakukan dengan memutuskan hubungan epistemologis terhadap segala otoritas yang membentuk tradisi pengetahuan dengan merombak sistem relasi yang baku dan beku, menjadi sistem relasi yang cair dan dinamis, dari yang mutlak menjadi relatif, dari ahistoris menjadi historis yang selanjutnya dipertanggungjawabkan untuk memberi sisi-sisi masuk akal (reasonable) dalam segenap tradisi yang berkembang.
Kata Kunci: Semiotika, Roland Barthes, Dekontruksi, Jacques Derrida, Tradisi Pesantren.
This paper examines the meaning of shifa in the Qur'an as stated in Q.S. Al-Israa 17: 82 which can be used as a means of treating various diseases, both psychological and physical. Employing the ...semiotic theory of Roland Barthes consisting of two stages (the linguistic system which is also interpreted as denotative meaning and the system of mythology (myth) as connotative meaning), the results obtained that shifa is not only oriented to the psychic alone, but to healing both the psychic (spiritual) and physical. The message contained in the verse is that it is recommended to do treatment using the Qur'an, with lawful (halal) practices, and it is not allowed to practice medical treatment that can classify to shirk such as using magic spells, mediation of belief in objects, sacred places of worship, and other things that are superstitious.
Tulisan ini mengkaji tentang makna syifa dalam Al-Qur'an sebagaimana tertuang dalam Q.S. Al-Israa 17: 82 yang dapat digunakan sebagai sarana pengobatan berbagai penyakit, baik psikis maupun fisik. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang terdiri dari dua tahap (sistem linguistik yang juga diartikan sebagai makna denotatif dan sistem mitologi (mitos) sebagai makna konotatif), diperoleh hasil bahwa syifa tidak hanya berorientasi pada psikis saja, tetapi untuk penyembuhan baik psikis (spiritual) maupun fisik. Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah dianjurkan untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan Al-Qur'an, dengan praktik yang halal dan tidak diperbolehkan melakukan praktik pengobatan yang dapat digolongkan ke dalam syirik seperti menggunakan mantra sihir, perantaraan benda-benda, tempat-tempat ibadah yang keramat, dan hal-hal lain yang bersifat takhayul.
Semiotics is the science which studies signs in human life because human has the ability to give meaning to various social, cultural, and natural phenomenon. Since sign is a part of human culture, ...semiotics can be used to study human life. Semiotics undergoes development just like other sciences, so too does the application. In marketing management, semiotics is applied in advertising, brand meaning, and product meaning. Presently, consumer buys a product not merely for the function anymore. They are more interested in how the product can express the values they want. Connotation meaning or secondary meaning of a product is more prioritized than its denotation or primary meaning.
This study aims to determine the meaning of denotation and connotation, and social message in the book 'Aesthetics Jakarta Banal', Chapter I, III, V, and VII. The author uses the theory Semiotics of ...Roland Barthes. Where Semiotics of Roland Barthes uses two stages of analysis denotation and connotation. The research method used is a Roland Barthes semiotic analysis method on the basis that this study analyzes the messages conveyed in the book 'Aesthetics Jakarta Banal', which gives an explanation and overview of issues related to the formulation. Inferred outline text analysis results indicate that the social life of silence in the city with the concept of light to be seen. Of all the images examined, the object edges and political society into something dominant to be something that should be understood by the reader.
Danas se na internetu u znatnoj mjeri razni proizvodi prezentiraju u obliku slikovnih i simboličkih sadržaja koji predstavljaju određene informacije, a time digitalni izvori informacija o proizvodima ...sve više dobivaju na značenju. Internet kao novi medij ima snažan utjecaj na promociju svake marke proizvoda te se uvelike koristi za marketinške aktivnosti korporacija. Semiotika kao znanost bavi se proučavanjem znakova, a promatrano iz perspektive teorije informacija proučava značenje znakova u procesu prijenosa informacija. Svaka marka proizvoda, uz pretpostavku da posjeduje potrebnu kvalitetu i svojstva, svoj tržišni uspjeh postiže učinkovitom komunikacijom prema krajnjem korisniku. Drugim riječima, da bi proizvod danas uspio i opstao na tržištu, nužno je da za širu skupinu potrošača postane prihvatljiv i poželjan znak. Iz tog razloga svaki proizvod definiran je markom proizvoda, a osnovni elementi marke proizvoda su naziv marke, znak marke ili logo, slogan te zaštitni znak. Cilj ovoga rada je ukazati na tržišnu ovisnost proizvoda o kvalitetnom oglašavanju i označavanju, te na primjeru uspješnih stranih i domaćih proizvoda istražiti smislenost prepoznatljive promocije koja je određena kvalitetnim označavanjem. Temeljno istraživačko pitanje u ovom radu jest u kojoj mjeri pomno osmišljeni slogani određuju prepoznatljivost semiotičkih elemenata marki proizvoda na internetu. U radu je provedena kvalitativna i kvantitativna analiza semiotičkih elemenata marki stranih i hrvatskih proizvoda na internetu te su utvrđene vrijednosti za naziv marke, logo i slogan.
Wacana tergerusnya daratan yang mengisyaratkan pergeseran budaya dari sungai ke daratan menjadi objek perbincangan dalam diskursus kebudayaan di Banjarmasin. Efek globalisasi dan kemajuan yang tak ...terhindarkan serta romantisme sikap kebudayaan menjadi hal yang menarik untuk dicermati dalam karya seni lukis Umar Sidik. Dengan meminjam sistem penandaan melalui semiotika visual, dalam batas analisanya yang longgar, tulisan ini mencoba melihat persoalan-persoalan di seputar arus perubahan yang terjadi di masyarakat tradisional Banjar itu dan situasi sosial politik dalam wacana hubungan pusat dan daerah di Indonesia. Wacana demikian paralel dengan dinamika seni lukis daerah yang kadang tak seiring-sejalan dengan dinamika mainstream seni rupa Indonesia. Kata kunci: lukisan Umar Sidik, pergeseran budaya, semiotika visual
Media memiliki dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Youtube sebagai sarana hiburan dan komunikasi yang populer menampilkan beragam konten, diantaranya video. Video musik “Diam-diam” yang dibawakan ...oleh Tiara Andini dan Arsy Widianto terkesan menarik. Video ini menggunakan latar perpustakaan dengan beragam penanda secara tersirat, sehingga menghadirkan beragam pemaknaan terhadap citra putakawan dan perpustakaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis dan merepresentasikan makna yang tersembunyi dalam video “Diam-diam”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan observasi dan kajian literatur. Analisis hasil penelitian disajikan menggunakan analisis semiotika dengan menyajikan analisis dari segi sintagmatik dan pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi perpustakaan yang digambarkan dalam video ini memiliki layanan dengan sistem terbuka, desain ruangan yang nyaman, sistem keamanan yang bagus, dan memiliki koleksi yang banyak. Sedangkan representasi pustakawan yang digambarkan dalam video ini belum friendly, pustakawan masih dianggap sebagai penjaga buku dengan kacamata tebal, tua, dan masih bersifat kaku. Hal ini berbeda dengan kondisi saat ini di mana pustakawan banyak yang sudah friendly, ramah, dan memberikan layanan sebaik mungkin. Stereotip seperti ini hendaknya dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga citra perpustakaan akan semakin baik dan semakin dibutuhkan oleh masyarakat.